L. Harry Gould Kamus Ketjil Istilah Marxis Edi Cahyono’s Experience: [ http://www.geocities.com/edicahy ] Terdjemahan: Rollah Sjarifah Jajasan Pembaruan 1952 Edi cahyono’s experiencE A Agitasi Tindakan untuk membangkitkan massa supaja mengadakan aksi politik berkenaan dengan sesuatu ketidakadilan sosial. “Seorang agitator akan mengambil sebagai tjontoh suatu kenjataan jang sangat umum diketahui dan menjolok mata bagi pendengarnja, misalnja, kematian akibat kelaparan dikalangan keluarga seorang buruh jang menganggur, meningkatnja kemiskinan, dsb., dan, dengan mempergunakan kenjataan ini, jang diketahui oleh setiap orang, dia mengarahkan segenap usahanja untuk mengemukakan satu ide kepada ‘massa’, jaitu ide tentang pertentangan jang kedjam antara bertambahnja kekajaan dengan meningkatnja kemiskinan; dia berusaha membangkitkan rasa ketidakpuasan dan kemarahan dikalangan massa terhadap ketidakadilan jang sangat menjolok mata ini, dan menjerahkan pendjelasan jang lebih lengkap tentang pertentangan ini kepada propagandis. Djadi seorang propagandis bekerdja terutama dengan menggunakan kata² tertulis; seorang agitator bekerdja dengan menggunakan kata² jang hidup” (Lenin). (Lihat Propaganda). Agnostisisme Materialisme dalam filsafat, tapi materialisme jang dikembangkan dengan tidak konsekwen karena ia membantah benarnja persepsi lewat sensasi dengan menjatakan bahwa manusia hanja bisa mengetahui sifat², atau hal² lahiriah suatu benda, tetapi tidak mengetahui benda-dalam-dirinja-sendiri. “Tetapi benda-benda jang tidak bisa difahami ini satu demi satu telah difahami, dianalisa dan, malahan direproduksi oleh kemadjuan raksasa jang ditjapai oleh ilmu; dan apa jang bisa kita hasilkan sudah tentu tidak bisa kita anggap sebagai sesuatu jang tidak diketahui”…. “Sebenarnja, agnostisisme itu, tetapi untuk menggunakan istilah Lancashire jang penuh arti, materialisme ‘jang kemalu-maluan’ itu, apa ?” (Engels). Dalam filsafat, agnostisisme adalah pernjataan kepentingan² burdjuasi dalam abad ke-19, progresif dalam menentang reaksi feodal, tetapi reaksioner dalam menentang klas jang madju dan baru dalam sedjarah, proletariat; - 1 - Edi cahyono’s experiencE materialisme jang konsekwen, jaitu materialisme dialektik, ditolak karena isinja jang revolusioner. Agnostisisme menudju ke Idealisme. Anarkisme Ideologi burdjuis-ketjil jang menolak adjaran Marxis tentang Negara, dan tidak mengakui perlunja organisasi² proletar jang luas, terpusat dan berdisiplin. Anarkisme, jang berasal dari adjaran Bakunin, Proudhon, Kropotkin dan lain²nja lagi, kerapkali melakukan terorisme sebagai sendjata dalam perdjuangan klas, dengan demikian membelokkan proletariat dari organisasi massa dan perdjuangan massa. Biasanja anarkisme mempunjai pengaruh dinegeri-negeri kapitalis jang berindustri ketjil dan jang penduduknja sebagian besar terdiri dari petani². Kaum anarkis dengan terang²an melakukan tindakan² memetjah didalam gerakan revolusioner di Rusia, dan kemudian di Spanjol, baik sebelum maupun diwaktu perang anti-Franco. (Lihat Provokasi). “Dari segi ideologi, seorang anarkis adalah persis seorang burdjuis jang terbalik” (Lenin). Anarko-Sindikalisme Pada umumnja, adjaran jang menolak aksi politik dan memandang serikatburuh sebagai satu²nja bentuk organisasi, dan pemogokan sebagai satu²nja bentuk perdjuangan jang diperlukan bagi kaum buruh. Didasarkan terutama pada adjaran Proudhon, musuh sengit dan kawan sezaman Marx, gerakan ini terutama kuat di Spanjol; di Italia dan Perantjis pun ia tumbuh dengan subur. Anarkosindikalisme menimbulkan akibat² jang mentjelakakan bagi kaum buruh dalam perdjuangan² mereka. Anti-Semitisme Pembangkitan kebentjian dan penghinaan terhadap bangsa Jahudi, dengan tudjuan membelokkan rasa tidak puas kaum buruh jang bersumber pada sebab² jang sebenarnja jaitu keadaan-tiada-tentu dilapangan ekonomi serta kesengsaraan sosial–jaitu penghisapan kapitalis. Anti-Semitisme adalah sendjata kesukaan kaum fasis; ia adalah “tjap jang mensahkan dari fasisme”. Menghasut antagonisme diantara bangsa Jahudi dengan bangsa bukan Jahudi (dan djuga diantara penganut² agama Protestan dengan Katholik, Hindu dengan Islam, kaum buruh kulit putih dengan kaum buruh kulit - 2 - berwarna) adalah suatu sendjata lama didalam tangan klas² penghisap untuk maksud mempertahankan perpetjahan dikalangan massa pekerdja; ia adalah praktek daripada sembojan kekuasaan imperialis, “divide et impera”. Anti-Semitisme “termasuk etika kanibalisme” (Stalin). (Lihat Sovinisme). Arbitrasi Suatu sistim jang sah dari pengadilan dan komisi² industri di Negara kapitalis, pada mulanja dan katanja didirikan untuk mendamaikan madjikan dengan kaum buruh, tapi dalam prakteknja bertugas untuk: (a) Mentjegah dan/atau mematahkan perdjuangan-perdjuangan pemogokan; (b) Memaksa diterimanja tingkatan penghidupan jang rendah dengan diperkuat oleh undang². (Lihat Upah Pokok); (c) Merentjanakan putusan² jang disengadja untuk memetjahbelah kaum buruh; (d) Mentjampuri urusan rumah-tangga serikatburuh-serikatburuh. Arbitrasi membuktikan dongengan bahwa kekuasaan Negara menengahi, jaitu netral, kaum kapitalis dan kaum buruh; apa jang ditjapai Arbitrasi djelas hanjalah konsesi² ketjil bagi kaum buruh, ketika daja tawar-menawar kolektif mereka adalah kuat, dan memperburuk keadaan bila kaum buruh terpetjah-belah dan lemah. Dalam kenjataannja, serikatburuh² jang bergandengan erat dengan Arbitrasi menurut hukum dianggap sebagai agen², atau alat² daripada Negara kapitalis. jaitu agen² untuk mewudjudkan politik klas kapitalis. Maka itu serikatburuh² tersebut kehilangan kedudukan mereka sebagai organisasi² klas buruh jang bebas. Arbitrasi disokong dengan giat oleh kaum reformis; hal ini menjatakan dengan sangat djelas pandangan mereka jang bersifat kolaborasi-klas. Kaum Komunis mentjap Arbitrasi sebagai “badan jang merugikan, jang anti klas buruh, jang tudjuannja jalah mempertahankan supaja kaum buruh tetap terbelenggu pada, Negara kapitalis, jaitu mendjadi budakupahan untuk se-lama²nja” (L. Sharkey). (Lihat Birokrasi, Kerdja Upahan). Edi cahyono’s experiencE - 3 - B Bahan² Konsumsi (Pemakaian) : Lihat Produksi. Bank Suatu badan dalam kapitalisme jang rnemperdagangkan sematjam barangdagangan jang chusus, jaitu kapital-uang; “suatu perusahaan dagang jang memperdagangkan kapitaluang”. “Fungsi jang pokok dan terutama daripada bank² jalah bertindak sebagai perantara dalam melakukan pembajaran². Dengan berbuat demikian bank² itu mengubah kapital-uang jang tidak aktif mendjadi kapital jang aktif, jaitu mendjadi kapital jang menghasilkan laba; mereka mengumpulkan segala matjam penghasilan berupa uang dan menjediakannja untuk digunakan klas kapitalis. Setelah sistim bank berkembang dan mendjadi terpusat dalam beberapa badan jang ketjil djumlahnja, maka bank² mendjadi ...... monopoli² jang perkasa karena hampir seluruh kapital-uang dari semua kaum kapitalis dan pengusaha² ketjil, dan djuga sebagian besar dari alat² produksi serta sumber² bahan mentah dari negeri tertentu dan beberapa negeri berada dalam kekuasaannja. Perubahan dari perantara jang banjak djumlahnja mendjadi segenggam monopolis merupakan salah satu proses jang pokok dalam perubahan kapitalisme mendjadi imperialisme kapitalis” (Lenin). (Lihat Monopoli, Kapital-Finans). Barangdagangan Suatu hasil kerdja jang memenuhi sesuatu kebutuhan manusia, dan dibikin untuk didjual dipasar. Setiap barangdagangan mempunjai nilai dan nilai-pakai, tak ada sesuatupun jang bisa mempunjai nilai tanpa mendjadi benda jang berfaedah. Kalau sesuatu itu tidak berguna, demikian pulalah halnja dengan kerdja jang terkandung didalamnja; kerdja itu tidak terhitung kerdja, dan oleh karena itu tidak mentjiptakan nilai” (Marx). Sifat jang menentukan dari masjarakat kapitalis jalah memproduksi barang² sebagai barangdagangan. “Kekajaan masjarakat dimana berlaku tjara produksi kapitalis, memperlihatkan diri sebagai tumpukan barangdagangan jang besar sekali, kesatuannja terdiri dari satu barangdagangan” (Marx), “Dalam bentuk nilai daripada Edi cahyono’s experiencE - 4 - hasil (jaitu barangdagangan), sebagaimana halnja dalam kuntum jang masih kuntjup, terletak seluruh bentuk produksi kapitalis, pertentangan diantara kapital dengan kerdja-upahan, tentara tjadangan industri dengan krisis-krisis” (Engels). Birokrasi Alat administrasi Negara kapitalis didalam angkatan perang, pengadilan dan alat² serta badan² pemerintahan lainnja–alat jang biasanja korup, jang tidak berada dibawah pengawasan Rakjat, dan dipergunakan djustru untuk kepentingan² kaum penghisap dalam menentang massa jang terhisap. “Burdjuasi jang sudah madju membutuhkan alat jang birokratis, per-tama² alat militer, kemudian alat pengadilan, dll” (Lenin). Maka itu birokrasi adalah per-tama² dan terutama suatu pengertian politik, jaitu pengertian klas. Istilah birokrasi bisa dipakai pula pada keadaan² dan praktek² didalam Gerakan Buruh dimana kaum buruh di-halang²i untuk melakukan pengawasan atas organisasi² mereka dan atas fungsionaris² mereka jang bekerdja penuh. (Lihat Demokrasi), Tendens² birokrasi nampak djuga dikalangan banjak fungsionaris² dan pemimpin² jang “bertudjuan baik” didalam Gerakan Buruh jang memetjahkan masalah-masalah klas buruh hanja dari sudut administratif; atau, ahli² teknik jang merampas kesempatan kaum pekerdja untuk madju dilapangan politik, teknik dan kebudajaan; pendeknja, oleh mereka jang menjangkal kesanggupan massa untuk berdjuang, berinisiatif, berorganisasi dan untuk mentjiptakan susunan masjarakat baru, Sosialisme. Perdjuangan jang sangat konsekwen dan jang berhasil baik menentang birokrasi dilakukan di Rusia sedjak hari² pertama berdirinja kekuasaan Sovjet. “Saja sungguh-sungguh bentji padanja, Bukan birokrat orang-seorang, dia mungkin seorang badjingan jang tjakap. Tetapi saja bentji pada sistim itu. Ia melumpuhkan dan merusak dari atas sampai kebawah” (Lenin). Stalin menuntut “ditelandjanginja dan dikeluarkannja birokrat² jang sudah tidak bisa diperbaiki lagi dan fungsionaris² jang sangat mengikatkan diri pada formalitet dari alat² administratif ”. Edi cahyono’s experiencE - 5 - Bolsjewiki Golongan jang terbanjak dalam Kongres Kedua Partai Buruh Sosial Demokratis Rusia (1903) jang, dibawah pimpinan Lenin, mendjadi Partai Buruh Sosial Demokratis Rusia (Bolsjewiki); kemudian dalam tahun 1917 mendjadi Partai Komunis Rusia (Bolsjewiki) dan achirnja dalam tahun 1924 mendjadi Partai Komunis Uni Sovjet (Bolsjewiki). Tjatatan: Perkataan ini berasal dari perkataan Rusia bolsjinstwo, jang berarti djumlah terbanjak, majoritet. Bolsjewisme: Istilah jang dipakai untuk sedjarah, teori serta praktek, dan sukses² jang bersedjarah daripada Partai Lenin-Stalin jang besar itu, dan djuga artinja dalam dunia internasional dalam memberikan “taktik teladan” bagi Partai² Komunis di-negeri² lain. Dengan demikian istilah² Bolsjewik, Bolsjewisme mempunjai arti tambahan ini djika dipakai, misalnja, sebagai berikut: “Pembolsjewikan Partai Komunis”, jaitu, bahwa Partai Komunis dinegeri jang bersangkutan mentjapai kwalitet dan tingkat pimpinan, keberanian, efisiensi dan penguasaan segala sendjata perdjuangan revolusioner jang telah ditjapai oleh Partai Komunis Uni Sovjet (Bolsjewiki) jang sangat tinggi. Burdjuasi: Klas kapitalis. Lihat Klas. Burdjuasi ketjil: Klas tengah. Lihat Klas. D Demagog Seseorang dari Gerakan Buruh jang untuk kepentingan kapitalisme dan/atau untuk kepentingan diri sendiri, menjesatkan kaum buruh dengan djandji² jang tidak bisa dilaksanakan, dengan memberikan gambaran² jang salah tentang keadaan² dan kedjadian², dan dengan memikat hati tendens² jang terbelakang dikalangan kaurn buruh. Istilah ini dipergunakan djuga untuk orang² jang korup dimana sadja didalam masjarakat jang demagoginja merintangi usaha² mereka jang bekerdja untuk kemadjuan sosial. (Lihat “Kiri”). Edi cahyono’s experiencE - 6 - Demokrasi Organisasi dan praktek politik (aturan majoriti, dsb.) dengan mana klas² memperkuat diri untuk perdjuangan memadjukan kepentingan² ekonomi mereka; oleh karena itu, demokrasi menjatakan adanja klas² dan perdjuangan-klas. Demokrasi tidak bisa digambarkan dengan kata² umum; ia relatif, ber-ubah² menurut waktu dan perkem bangan sosial, umpamanja, dalam demokrasi Junani kuno, hanja klas² jang berkuasa dan beberapa golongan penduduk jang merdeka jang turut ambil bagian dalam soal² politik. “Demokrasi burdjuis, dengan persamaan formilnja bagi semua penduduk terhadap undang², sebenarnja didasarkan atas ketidaksamaan materiil dan ekonomi jang menjolok-mata atau atas klas². Dengan membiarkan tak terganggu-gugat, dengan mempertahankan dan memperkuat monopoli klas² kapitalis dan tuantanah atas alat² produksi jang vital, maka demokrasi burdjuis, mengenai klas² jang terhisap dan terutama proletariat, mengubah persamaan formil ini terhadap undang², dan hak² serta kemerdekaan² demokratis ini, mendjadi chajal hukum, dan oleh karena itu mendjadi alat untuk memperdaja dan memperbudak massa” (Program Komunis Internasionale), Dalam kapitalisme ikut sertanja massa dalam politik (pemilihan² dan elemen² kemerdekaan lainnja) tidak mengubah kenjataan jang sesunguhnja, jaitu, bahwa demokrasi kapitalis adalah demokrasi untuk sikaja; bahwa demokrasi kapitalis adalah diktatur jang diselubungi. (Lihat Sovjet). “Djustru karena Sosialisme tidak bisa menang kalau ia tidak mendjalankan demokrasi jang penuh, maka itu proletariat tidak akan bisa mempersiapkan kemenangan atas burdjuasi kalau ia tidak melakukan perdjuangan jang banjak seginja itu setjara konsekwen dan revolusioner untuk demokrasi” (Lenin), Tjatatan: Dalam segi²nja jang formil, demokrasi berpusat disekitar masalah “pengawasan oleh massa atas badan² perwakilannja dan fungsionaris² jang bekerdja penuh” (Lenin); “sjarat pertama semua kemerdekaan, jalah bahwa semua fungsionaris bertanggungdjawab atas pekerdjaan djabatan mereka kepada setiap penduduk dimuka pengadilan biasa dan menurut hukum umum” (Engels). Perbandingan diantara keadaan² sosial di Uni Sovjet dimana kaum pekerdja mempunjai Edi cahyono’s experiencE - 7 - kekuasaan penuh, dengan demokrasi jang terbatas di negeri² kapitalis menerangkan mengapa Uni Sovjet “sedjuta kali lebih demokratis daripada demokrasi² kapitalis jang paling madju dinegeri² barat” (Lenin). “Determinisme ekonomi” Pendapat, jang dengan palsu dituduhkan pada Marx dan Engels dan pada kaum Komunis jang kemudian, bahwa semua perkembangan sosial, filsafat, etika, agama, dsb., se-mata² ditentukan oleh faktor² ekonomi. “Elemen jang menentukan dalam sedjarah pada tingkat terachir adalah produksi dan reproduksi dalam kehidupan jang njata. Lebih daripada ini, baik Marx maupun saja, tidak pernah menjatakan” (Engels). (Lihat Pengertian Materialis Tentang Sedjarah). Dialektika “Ilmu tentang hukum² umum daripada gerak, baik hukum² gerak daripada alam luar maupun daripada manusia” (Engels). Metode dialektik dalam mempeladjari dan memahamkan gedjala² alam jalah dengan memahamkan “benda² dan gambaran² persepsinja pada hakekatnja dalam hubungannja satu sama lain, dalam pertaliannja (rangkaian) satu sama lain, dalam geraknja, dalam timbul dan lenjapnja” (Engels). Ketiga hukum pokok Dialektika jalah: 1. Kesatuan dan Perdjuangan daripada jang bertentangan: Kontradiksi intern terkandung didalam segala benda dan gedjala alam, “karena semuanja ini mempunjai segi²nja jang negatif dan jang positif, masa lampau dan masa depannja, sesuatu jang berangsur mati dan jang berkembang; dan bahwa perdjuangan diantara hal² jang berlawanan ini merupakan isi intern dari pada proses kemadjuan” (Sedjarah PKUS). (Lihat Kontradiksi). “Dalam arti jang sebenarnja, dialektika adalah peladjaran² tentang kontradiksi didalam hakekat benda² itu sendiri” (Lenin). Kontradiksi jang pokok didalam masjarakat kapitalis jalah antara tenaga² produktif dengan hubungan² produksi – produksi bersifat sosial tetapi pemilikannja bersifat perseorangan (“hasil sosial dimiliki oleh kapitalis orang-seorang”–Engels). Kontradiksi ini Edi cahyono’s experiencE - 8 - memperlihatkan dirinja dalam antagonisme klas, dalam perdjuangan klas jang mendjadi kekuatan pendorong jang langsung dalam sedjarah (“gerak-sendiri” daripada sedjarah), jang menentukan djalannja perkembangan sosial (masjarakat). Tjatatan: Tidak semua kontradiksi bersifat antagonistis. Didalam kapitalisme kontradiksi² dari klas² jang dasar adalah antagonistis dan diselesaikan lewat bentuk antagonistis. Tetapi bandingkanlah ini dengan kontradiksi diantara proletariat dengan kaum tani di Sovjet Rusia dari masa Revolusi Oktober hingga tertjapainja kemenangan kolektivisasi dalam tahun 1932: proletariat adalah sosialis, kaum tani individualis dalam hubungan dengan tjara produksi. Tetapi kontradiksi itu memperlihatkan dirinja tidak didalam antagonisme, melainkan didalam kerdjasama jang bersahabat antara ke dua klas itu, dan achirnja diselesaikan (atau, kontradiksi itu dihantjurkan) dengan berhasilnja peluasan produksi sosialis sampai pada lapangan pertanian. Tjontoh² lainnja tentang Kesatuan dan Perdjuangan daripada jang bertentangan: Dalam perdjuangan klas: Proletariat adalah “dasar dan pembina” kapitalisme, dan, dalam pada itu ia adalah penghantjurnja, “penggali liang kuburnja”; djuga fasisme, jang merupakan pernjataan daripada kekuasaan kapitalisme (dalam hal bisa menindas organisasi² buruh) dan, dalam pada itu, merupakan pernjataan daripada sangat merosotnja kekuasaan kapitalisme (dalam hal bahwa bahkan demokrasi kapitalis jang sudah begitu terbatas bagi kaum pekerdja, harus diganti dengan kekuasaan teror fasis). Dalam ilmualam: Atom diketahui sebagai suatu kesatuan jang bertentangan daripada listrik positif dan negatif. Dalam ilmuhajat: Tumbuhnja organisme dengan senantiasa mendjadi runtuhnja djaringan-tubuh - “hidup dan mati, timbul dan musnah, asimilasi dan disimilasi…. terdapat berdampingan dan saling meresapi baik dalam kehidupan organisme maupun dalam kehidupan setiap sel”. Dalam evolusi organik: Kesatuan jang bertentangan daripada sifat Edi cahyono’s experiencE - 9 - turun-temurun dan sifat ber-ubah² (perbedaan² diantara anggota² dari satu djenis, perubahan-perubahan dan “penjimpangan dari keadaan jang biasa”). Dalam sedjarah teknik: “Timbulnja kontradiksi² antara mesin dengan bahan mesin itu dibuat dan kontradiksi jang terusmenerus antara mesin jang bergerak jang memberikan kekuatan, jaitu mekanisme transmisif (jang bisa memindah ²kan, atau mengalirkan kekuatan), dengan mesin janq melakukan tudjuan ‘alat’ daripada proses itu” (Buku peladjaran Filsafat Marxis). “Pentjerminan alam dalam fikiran manusia tidak boleh difahamkan ‘setjara mati’, ‘setjara abstrak’, tanpa gerak, tanpa kontradiksi tapi sebagai suatu proses gerak jang kekal, sebagai timbulnja kontradiksi² dan penjelesaiannja” (Lenin). 2. Perubahan Kwantitet ke Kwalitet: Proses perkembangan didalam alam dan masiarakat jang melalui perubahan² kwantitatif jang tidak berarti dan tidak kelihatan keperubahan² jang terbuka dan fundamentil, ke-perubahan² kwalitatif; suatu perkembangan dimana perubahan² kwalitatif tidak terdjadi dengan ber-angsur², melainkan dengan tjepat dan mendadak, dalam bentuk lompatan dari satu keadaan kekeadaan lainnja; perubahan² kwalitatif ini tidak terdjadi setjara kebetulan, tapi sebagai akibat jang sewadjarnja daripada satu tumpukan perubahan² kwantitatif jang tidak kelihatan dan ber-angsur²” (sedjarah PKUS). Tjontoh² daripada lontjatan (“lontjatan revolusioner”) dari satu keadaan kekeadaan lain: Dalam ilmualam: “Suhu air pada mulanja tidak mempunjai pengaruh atas keadaan-tjairnja; tapi ketika temperatur air tjair naik atau turun, maka tibalah suatu saat ketika keadaan kohesi ini berubah dan air itu dalam hal jang satu berubah mendjadi uap dan dalam hal jang lain mendjadi es” (Engels). Dalam ilmu ekonomi: “Tidak semua djumlah uang, atau djumlah nilai, bisa diubah mendjadi kapital; sebelum perubahan ini bisa dilaksanakan harus ada djumlah minimum jang tertentu dari uang atau nilai-tukar didalam tangan seseorang pemilik Edi cahyono’s experiencE - 10 - uang atau barangdagangan” (Marx). Dalam perdjuangan klas: Pada mulanja, kaum proletar sedikit djumlahnja, terpetjah-belah, dan tidak mempunjai kesedaran akan misi sedjarahnja, jaitu untuk menggantikan kapitalisme dengan susunan baru, susunan Sosialisme, “tapi dengan kemadjuan industri, proletariat tidak hanja bertambah djumlahnja; ia mendjadi terpusat dalam massa jang lebih besar, kekuatannja bertambah dan ia lebih merasakan kekuatan itu” (Manifes Partai Komunis). Serikatburuh² dan organisasi² klas buruh lainnja dibentuk; kesedaran Sosialis dimasukkan kedalam Gerakan Buruh, dan Sosialisme mendjadi tudjuannja jang pokok. Dengan demikian, timbullah suatu kwalitet baru. Dari mendjadi “dasar dan pembina” kapitalisme, proletariat, jang sekarang sudah tjukup bertambah djumlahnja dan dipimpin oleh teori revolusioner, mendjadi “penggali liangkubur” kapitalisme. (Tjatatan: Disini perlu diingat hubungan daripada hukum ini dengan hukum² dialektika lainnja, misalnja kesatuan dan perdjuangan daripada jang bertentangan merupakan isi intern daripada proses perkembangan, isi intern daripada peralihan perubahan² kwantitatif mendjadi perubahan² kwalitatif. Karena itu hukum² ini tidak “terpisah” satu dari jang lainnja; mereka melukiskan segi² jang berlainan daripada “gerak dunia luar dan fikiran manusia”). 3. Negasi daripada Negasi: Dalam evolusi alam dan masjarakat tingkat perkembangan jang menggantikan (menghantjurkan, mengatasi) bentuk spesifik daripada kontradiksi dari jang mendahuluinja, tapi jang ia sendiri merupakan kontradiksi baru dan dengan ini mempersiapkan negasinja sendiri. Tjontoh dari alam: “Bidji (djelai), sebagai bidji, lenjap, dinegasi dan sebagai gantinja timbul suatu tumbuh-tumbuhan – negasi daripada bidji itu. Tetapi bagaimanakah peredaran jang normal daripada kehidupan tumbuh²an ini? la tumbuh, berbunga, mendjadi subur dan achirnja melahirkan bidji² djelai lagi; djika bidji² ini sudah tua, tangkainja melaju, karena sekarang gilirannja sudah tiba untuk dinegasi. Akibat daripada neqasi ini jalah kita mendapatkan bidji dielai kita kembali, tidak satu, tetapi lebih daripada seratus” (Engels). Edi cahyono’s experiencE - 11 - Tjontoh dari masjarakat: “Tjara pemilikan kapitalis, akibat dari tjara produksi kapitalis, menghasilkan hakmilik perseorangan kapitalis. Ini adalah negasi pertama daripada hakmilik perseorangan orang-seorang jang berdasarkan kerdja dari sipemilik itu. Tetapi produksi kapitalis melahirkan, dengan tidak bisa menghindari hukum alam, negasinja sendiri. la adalah negasi daripada negasi” (Marx). Tjatatan: Perkembangan dialektik daripada alam dan masjarakat adalah menurut tingkat² jang menaik dari bentuk jang rendah kebentuk jang lebih tinggi (“perkembangan setjara spiral, bukan setjara lingkaran”). Negasi jang kedua meneruskan lagi beberapa sifat jang pokok daripada keadaan atau proses semula, tapi dalam bentuk jang sudah madju. Kwantitet jang lebih besar daripada bidji djelai memungkinkan tumbuhnja bidji² jang lebih baik kwalitetnja, “dan setiap pengulangan daripada proses itu, setiap negasi baru daripada negasi akan mempertinggi kwalitetnja lebih djauh” (Engels). Masjarakat Komunis di masa datang akan bertjirikan hak-milik bersama sebagaimana halnja Komunisme primitif; tapi kehidupan sosial akan berdjalan pada tingkatan jang djauh lebih tinggi karena kemadjuan jang mahabesar dilapangan teknik produksi selama masa sedjarah. “Suatu negasi jang sebenarnja, jang sewadjarnja, jang bersedjarah dan dialektik adalah (formilnja) dorongan pertama daripada tiap kemadjuan – pembagian mendjadi segi² jang berlawanan, konflik dan penjelesaiannja, jang didalamnja (sebagian dalam sedjarah, sepenuhnja dalam fikiran), atas dasar pengalaman jang njata, titikpangkal ditjapai lagi, tapi pada tingkatan jang lebih tinggi” (Engels). Diktatur Kekuasaan dengan kekerasan dari satu klas atas klas lainnja, atau atas klas² lainnja. Di-negeri² demokrasi kapitalis kita mengenal diktatur jang diselubungi daripada kaum kapitalis; di-negeri² fasis, diktatur teror jang terang- terangan daripada kaum kapitalis besar. Diktatur Proletar adalah diktatur jang terang²an daripada proletariat (dengan bersekutu dengan kaum pekerdja lainnja, golongan jang terbanjak sekali) atas golongan ketjil bekas penghisap, jaitu kaum kapitalis dan kaum tuantanah. Tjatatan: Edi cahyono’s experiencE - 12 - Perkataan tersebut tidak mempunjai sangkutpaut dengan kekuasaan satu orang atau satu klik ketjil atau partai. (Lihat Demokrasi, Perdjuangan Klas). Disiplin Dalam Partai Komunis, penerimaan setjara sukarela, jaitu penerimaan dengan sedar oleh anggota² atas kewadjibana dan tanggungdjawab² untuk kepentingan perdjuangan pembebasan klas. Bertentangan dengan disiplin “tangsi”, jang diusahakan oleh kapitalisme supaja dapat diindjeksikan kedalam bengkel serta kedalam tentara, disiplin Komunis dinjatakan dengan demokrasi jang terluas, dengan pendidikan teori dan pengambilan bagian dalam perdjuangan² massa jang memperkuat demokrasi itu, dan dengan djiwa persahabatan terhadap setiap gerakan sedjarah menentang penindasan. (Lihat Sentralisme Demokratis, Faksi). E Eklektisisme Dalam filsafat, tjara menganalisa suatu gedjala dalam alam atau masjarakat jang hanja memilih satu atau beberapa segi, atau pihak, atau sifat² dan jang untuk sebagian besar atau se-mata² berpedoman pada apa jang paling lazim, atau jang paling sering diketahui. Eklektisisme adalah bertentangan dengan metode dialektik, jang menghendaki supaja analisa meliputi perkembangan intern (“geraksendiri”) daripada suatu gedjala, semua segi²nja, hubungannja, perubahannja, dsb. “Kita tidak akan pernah dapat mentjapai ini selengkapnja, tetapi tjara menganalisa dari segala segi adalah suatu djaminan jang dapat mentjegah kesalahan² dan kekakuan” (Lenin). Ekonomi Politik “Ilmu tentang sistim² produksi sosial jang sedang berkembang menurut sedjarah”. “Studi tentang hubungan² produksi didalam masjarakat tertentu jang ditentukan oleh sedjarah, asal-mulanja, perkembangannja, dan keruntuhannja” (Lenin). “Ekonomi politik, dalam arti jang se-luas²nja, adalah ilmu tentang hukum² jang menguasai produksi dan pertukaran keperluan² hidup materiil Edi cahyono’s experiencE - 13 - didalam masjarakat manusia” (Engels). Ekonomisme Suatu aliran dalam Gerakan Buruh di Rusia pada achir abad jang lalu jang ditjirikan dengan “suatu kombinasi dari praktek pokrol bambu dan samasekali mengabaikan teori” (Lenin). (Lihat Spontanitet). Kaum ekonomis mendorong supaja kaum buruh melakukan perdjuangan ekonomi, dan “inteligensia Marxis meleburkan diri pada kaum liberal (kaum kapitalis) untuk melakukan ‘perdjuangan’ politik” (Lenin). Empirio-kritisisme Suatu aliran filsafat jang anti-Marxis jang diandjurkan oleh segolongan inteligensia didalam Partai di Rusia sebelum Revolusi, jang mentjerminkan “kebobrokan serta skeptisme” mereka pada masa sesudah kalahnja Revolusi tahun 1905. Dengan mengaku sebagai Marxis – memang, dengan menjatakan mereka “mempertahankan” Marxisme – kaum empirio-kritikus melakukan kampanje jang ditutup-tutupi dan palsu menentang dasar filsafat daripada teori Marxis, jaitu materialisme dialektik. Dalam epistemologi, empirio-kritisisme berasal dari filsafat jang pada hakekatnja idealis jang terang²an dari seorang ahli ilmualam dan filsafat Austria, Ernest Mach, jang menjatakan, bahwa bukanlah benda tapi “suara, tekanan, ruang, waktu ( jang biasa kita namakan sensasi), itulah jang merupakan elemen² jang sesunguhnja daripada dunia”. Orang jang ber-sama² dengan Mach membina empiriokritisisme jalah ahlifilsafat Djerman Richard Avenarius, jang menggunakan istilah² jang aneh² untuk mengemukakan fikiran²nja (dia berusaha mentjiptakan bahasa jang simbolik bagi filsafat seperti dalam ilmupasti). “Dia menjerang Kant bukan dari kiri, sebagaimana dilakukan oleh kaum materialis, tapi dari kanan seperti tjaranja kaum skeptis dan idealis” (Lenin). Bertentangan dengan tjara dialektik dalam mempeladjari gedjala, jang “memahami benda serta gambarannja jang dipersepsi pada hakekatnja dalam hubungannja satu sama lain, dalam rangkaiannja, dalam geraknja, dalam timbul dan lenjapnja” (Engels), empirisisme menjempitkan penjelidikan itu sedikit banjaknja hanja pada tanggapan jang langsung dan suatu tjara interpretasi jang sama Edi cahyono’s experiencE - 14 - terbatasnja. (Dengan kata jang agak sederhana, empirisisme adalah tjara jang “praktis”). Dan biar bagaimanapun ia mengaku berbuat “kritis”, tapi empirisisme tetap sempit dan berat-sebelah, jaitu, ia hanja satu bentuk lain daripada berbagai bentuk idealisme jang tak terhitung banjaknja. (Lihat Eklektisisme). “Peranan klas jang objektif daripada empirio-kritisisme tidak lain daripada peranan budak kaum fideis dalam perdjuangannja menentang materialisme pada umumnja dan materialisme histori pada chususnja” (Lenin). Entrepreneur Perkataan Perantjis jang bisa diterdjemahkan dengan “pengusaha”; dalam kapitalisme seorang jang menanamkan kapitalnja dalam perusahaan tanah, mesin² dan tenaga-kerdja untuk memproduksi barangdagangan untuk pasar. Epistemologi Dalam filsafat, teori tentang pengetahuan; studi tentang dasar dan tjara² daripada pengetahuan manusia tentang dunia; djuga gnosiologi, jaitu teori tentang pengenalan (pengamatan) (Theory of cognition), dsb. “Materialisme filsafat Marxis berpendapat bahwa dunia dan hukum²nja bisa diketahui sepenuhnja, bahwa pengetahuan kita tentang hukum² alam, jang diudji dengan pertjobaan dan praktek, adalah pengetahuan jang benar jang berdasarkan kebenaran objektif, dan bahwa didunia tidak ada benda jang tidak bisa diketahui, jang ada hanja benda jang masih belum diketahui, tapi jang akan terbuka dan diketahui oleh usaha² ilmu dan praktek” ( Sedjarah PKUS). F Faksi Suatu gerombolan orang² didalam Partai Komunis jang menganut satu atau lebih dari satu “garis” spesifik jang berlainan dengan politik Partai. “Adanja faksi² adalah bertentangan dengan kesatuan Partai…. menjebabkan timbulnja beberapa pusat, dan adanja beberapa pusat berarti tidak adanja satu pusat bersama didalam Partai; suatu perpetjahan dalam kesatuan kemauan, melemahkan Edi cahyono’s experiencE - 15 - dan menghantjurkan Diktatur Proletariat…. Sudah barang tentu ini tidak berarti, bahwa dengan demikian tidak ada samasekali kemungkinan perselisihan pendapat didalam Partai. Sebaliknja, disiplin badja bukannja menutup kemungkinan tapi dengan sendirinja mesti mengandung kritik dan perselisihan pendapat di dalam Partai. Sekali-kali tidak berarti bahwa disiplin ini mesti merupakan disiplin membuta. Sebaliknja disiplin badja tidak menutup kemungkinan tapi dengan sendirinja mengandung kesadaran dan persetudjuan sukarela, karena hanja disiplin jang sadarlah jang dapat mendjadi disiplin badja. Tetapi sesudah diskusi diachiri, sesudah dilakukan kritik dan putusan telah diambil, maka kesatuan kemauan dan kesatuan aksi dari semua anggota Partai mendjadi sjarat mutlak jang tanpanja kesatuan Partai dan disiplin badja didalam Partai adalah barang mustahil” (Stalin). Fasisme Diktatur teror jang terang²an dari golongan kaum kapitalis monopoli jang paling reaksioner. Dua sifatnja jang pokok jalah : (1) Didalam negeri, menindas dengan kedjam hak² demokrasi massa dan memperbudak semua kaum pekerdja; (2) keluar negeri, melakukan peperangan² perampasan dan perebutan, jang dipersiapkan dan dilakukan dengan pengorganisasian nasion setjara “totaliter”, dengan “sovinisme jang biadab”, meninggalkan segala prinsip moral, melenjapkan Negara² lain, melakukan pembunuhan setjara besar²an dan memperbudak seluruh nasion. Nazisme jalah nama sistim pemerintahan fasis jang didjalankan oleh Hitler beserta pengikut²nja di Djerman. (Lihat Kolone kelima). Feminisme Salahsatu daripada berbagai matjam gerakan liberal jang berhubungan dengan perkembangan kapitalisme dalam abad ke19, jang ditudjukan untuk mentjapai persamaan dilapangan sosial dan hukum bagi kaum wanita: tapi dalam kenjataan jang sebenarnja menjatakan kepentingan-kepentingan dan pandangan² kaum wanita klas tengah dan klas atas jang berpunja; karena itu, feminisme tidak bisa mempunjai dasar dikalangan kaum wanita klas buruh. Disamping menghasilkan beberapa propaganda jang berguna Edi cahyono’s experiencE - 16 - untuk menentang pandangan² feodal, klerikal dan pandangan² reaksioner sematjam itu (umpamanja, “tempat wanita jalah didapur”), feminisme itu sendiri adalah berbahaja karena menolak perdjuangan klas, jaitu, menolak satu²nja djalan jang menudju kekebebasan kaum wanita lewat persatuan perdjuangan dari semua kaum pekerdja, dengan tidak pandang kelamin, nasionalitet, dsb. (Lihat Liberalisme). “Tidak ada satupun partai demokratis didunia ini, bahkan tidak di republik burdjuis jang paling madju sekalipun, jang telah melakukan dalam tempo puluhan tahun seperseratus dari apa jang telah kita kerdjakan pada tahun pertama kita berkuasa. Dalam arti kata jang sebenarnja, tiada kita biarkan barang satupun undang² hina jang menempatkan kaum wanita dalam keadaan jang lebih rendah dibandingkan dengan laki²”….. “Kaum wanita terus mendjadi budak rumah-tangga, sebab pekerdjaan rumah-tangga jang remeh² memeras, mentjekik, membikin tolol dan merendahkan deradjatnja, membelenggunja pada dapur dan pada pekerdjaan mengurusi anak, dan membuang tenaganja pada pekerdjaan berat jang lalim, tidak produktif, remeh, meletihkan saraf, membikin tolol dan memeras” (Lenin). Feodalisme Susunan masjarakat jang berlaku sebelum kapitalisme, sifat pokoknja jalah penghisapan atas massa kaum tani oleh kaum bangsawan feodal. Feodalisme berlaku selama Zaman Tengah, mengalami berbagai bentuk perkembangan diberbagai negeri. Tingkatannja jang terachir, terutama di Eropa Timur, disebabkan oleh kemadjuan pertukaran barangdagangan, jaitu perhambaan, ketika penghisapan atas kaum tani sangat kedjamnja dan tidak banjak bedanja dengan perbudakan. ,Dasar daripada hubungan² produksi dalam sistim feodal jalah bahwa tuan feodal memiliki alat² produksi tapi tidak memiliki sepenuhnja pekerdja jang melakukan produksi, jaitu, hamba, jang tidak bisa lagi dibunuh oleh tuan feodal, tapi jang bisa dia beli atau djual” (Sedjarah PKUS). Hidup berdampingan dengan feodalisme, dan meramalkan penggantian feodalisme dikemudian hari oleh tjara produksi kapitalis, jalah elemen² dan kekuatan² sosial seperti serikat² pertukangan, timbulnja kota², kemadjuan perdagangan, berdirinja Edi cahyono’s experiencE - 17 - bank², lahirnja burdjuasi (burgher, burgess = penduduk kota), muntjulnja fabrik² disamping bengkel² pertukangan. Fetisisme Barangdagangan Dalam produksi barangdagangan jang sudah madju, dikuasainja manusia oleh hasil² pekerdjaannja sendiri. Dalam masjarakat jang biadab, pohon, batu atau barang jang dihasilkan oleh manusia diberi sifat-sifat kesaktian; benda² itu mendjadi benda² pudjaan, benda² fetis; djadi benda² tersebut menguasai manusia. “Diantara benda² ada hubungan djasmani. Tetapi lain halnja dengan barangdagangan…. Diantara manusia ada hubungan sosial tertentu jang menurut anggapan mereka mengambil bentuk jang fantastis tentang hubungan diantara benda²”. “Sebagaimana salah seorang ahli-ekonomi jang terdahulu mengatakan, nilai jalah hubungan diantara dua orang, hanja dia mestinja menambahkan bahwa nilai itu adalah hubungan jang tersembunji dibawah pembungkus materiil” (Marx). Fideisme Aliran reaksioner dalam filsafat jang memandang kepertjajaan, intuisi atau “naluri” diatas ilmu. (Lihat Idealisme). Filistin Orang jang “pertjaja pada” dan “mengharapkan” Sosialisme, tapi jang gemetar ketakutan melihat perdjuangan-perdjuangan klas dan dalam udjian pertama sadja dalam perdjuangan sudah djatuh. Gambaran Heine jang humoris tentang seorang filistin, jang dikutip oleh Lenin, berbunji: “Apakah filistin itu? Seorang jang kosong, penuh dengan ketakutan dan pengharapan semoga Tuhan mengasihaninja!” Filistinisme atjapkali merupakan djalan jang langsung ke provokasi; “kawan seperdjalanan jang palsu” itu tidak hanja meninggalkan prinsip²nja jang dulu, tapi untuk lebih mejakinkan supaja seterusnja djangan disamakan dengan Sosialisme revolusioner, mendjadi alat reaksi (Lihat Trotskisme). Flaktuasi (Dalam Keanggotaan Partai Komunis) Kehilangan anggota² jang sebetulnja bisa dihindarkan; hal ini Edi cahyono’s experiencE - 18 - terutama karena kegagalan dalam memberikan kepada mereka kesempatan untuk melakukan aktivitet Partai, dan memang untuk tudjuan ini mereka mendjadi anggota. “Apakah flaktuasi ini ? la merupakan suatu kritik dari massa simpatisan terhadap sektarisme kita! Pada umumnja sektarisme ini dinjatakan dalam bentuk² tuntutan kita jang ber-lebih²an terhadap anggota² baru dalam soal² organisasi dan disiplin, tuntutan² jang tidak bisa mereka penuhi. Lagi pula, pekerdjaan mereka diorganisasi dengan buruknja, pekerdjaan itu kebanjakan bersifat teknis dan begitu mendjemukan sehingga bisa mematikan minat jang paling gairah sekalipun” (Kuusinen). Fraksi Orang² Komunis didalam sesuatu organisasi massa jang bekerdja menurut rentjana untuk mempengaruhi dan memimpin anggota² kearah politik jang progresif guna mentjapai perbaikan² dalam tingkat pekerdjaan dan hidup, membela kemerdekaan demokrasi, melakukan perdjuangan menentang perang imperialis, dan achirnja menudju ke Sosialisme. Djuga dipakai untuk menamakan grup² serupa itu dari sesuatu Partai jang bekerdja dalam suatu badan non-Partai. Front Persatuan Kesatuan aksi diantara Partai Komunis dengan partai reformis dan kaum buruh non-Partai mengenai soal² tertentu jang telah mendapat persetudjuan, umpamanja, kampanje untuk mentjapai upah jang lebih tinggi, membela hak² demokrasi, dsb. Kaum pekerdja djumlahnja sangat djauh lebih besar daripada kaum penghisap, dan mereka adalah pembawa pandji² haridepan; djika bersatu, mereka akan menang; “klas buruh jang bersatu adalah tak terkalahkan” (Lenin). “Mereka (kaum buruh) mempunjai satu unsur kemenangan—djumlah, tetapi djumlah adalah penting hanja apabila dipersatukan dalam satu gabungan dan dituntun oleh pengetahuan” (Marx). Tjatatan: Perlu ditekankan bahwa hakekat daripada Front Persatuan tidak hanja berupa persetudjuan formil jang tertjapai diantara Partai Komunis dengan partai² reformisme, sungguhpun persetudjuan itu penting; hakekatnja jalah Edi cahyono’s experiencE - 19 - persatuan massa dalam perdjuangan menentang kapitalisme. “jang pertama jang harus dikerdjakan, jang harus dimulai, jalah membentuk suatu front persatuan, mengadakan kesatuan aksi daripada kaum buruh disetiap fabrik, disetiap distrik, disetiap daerah, disetiap negeri, diseluruh dunia” …. “Pembentukan badan-badan klas non-partai adalah bentuk jang terbaik untuk melaksanakan, meluaskan dan memperkuat front persatuan. dikalangan massa biasa. Badan² ini akan mendjadi benteng jang paling baik pula terhadap setiap usaha musuh² front persatuan untuk memetjah-belah kesatuan aksi jang sedang berkembang daripada klas buruh” (Dimitrov). Front Rakjat: Suatu persekutuan diantara organisasiorganisasi klas buruh dengan organisasi² kaum tani pekerdja, pegawai² negeri, pedagang² ketjil dan lain²nja mengenai kepentingan bersama dan jang telah didapat persetudjuan untuk mengadakan kesatuan aksi. Front Persatuan proletar adalah dasar, atau inti, daripada Front Rakjat jang lebih luas. Front Rakjat Lihat Front Persatuan. G Gerakan Buruh Ber-bagai² organisasi kaum buruh (partai² politik, serikatburuh², koperasi², dll) jang mewakili kepentingan² klas mereka dan, pada hakekatnja, perdjuangan untuk Sosialisme….. “klas buruh adalah revolusioner atau ia tidak berarti samasekali” (Marx). Tiga sifat chusus lainnja daripada Gerakan Buruh jalah: 1. Pengertian jang bersedjarah, jaitu, permulaannja dengan pembentukan organisasi² jang pertama, jaitu perhimpunan² atau serikatburuh² jang mula² dan lenjapnja dalam sedjarah dengan berdirinja Sosialisme; 2. Bertambah besarnja kekuatannja setjara kwalitatif jang timbul dari kesatuan usaha² semua golongan dalam Gerakan Buruh ditiap negeri, dan persatuan Gerakan Buruh disemua negeri. (Lihat Front Persatuan, Internasionalisme); Edi cahyono’s experiencE - 20 - 3. Partai Komunis adalah pelopornja. H Hak Menetukan Nasib Sendiri (bagi Bangsa²) Hak bangsa² tertindas di-negeri² tergantung dan djadjahan untuk memisahkan diri sepenuhnja; hak bangsa² untuk hidup merdeka sebagai Negara² jang berdaulat, dan bukan hanja hak untuk mendapat “pemerintahan sendiri”, “dominion-status”, atau “home rule” atau kedok² jang sematjam itu untuk meneruskan kekuasaan imperialis. Marxisme menghubungkan masalah kemerdekaan nasional dengan “masalah² umum tentang kekuasaan kapital, tentang penghantjuran imperialisme, tentang revolusi proletar” (Stalin), dan menjerukan kepada organisasi² klas buruh supaja langsung menjokong perdjuangan² kemerdekaan dari bangsa² jang tertindas. “Hak bangsa² untuk dengan bebas memisahkan diri tidak boleh dikelirukan dengan soal tepat-tidaknja pemisahan diri dari bangsa tertentu pada saat tertentu. Partai proletariat harus menentukan soal tepat-tidaknja itu setjara bebas dan satu per satu dilihat dari sudut kepentingan perkembangan sosial dalam keseluruhannja dan dari kepentingan perdjuangan proletariat untuk Sosialisme” (Sedjarah PKUS). Djuga, proletariat tidak diwadjibkan menjokong setiap gerakan nasional. “Bantuan harus diberikan kepada gerakan² nasional jang bertudjuan melemahkan, menghantjurkan imperialisme, dan bukan memperkuat serta mempertahankannja” (Stalin), misalnja, bantuan Marx, dalam tahun empatpuluhan abad ke-XIX kepada gerakan nasional orang² Polandia dan Hongaria, tapi dalam pada itu dia menentang gerakan nasional orang² Tjeko dan Slav Selatan; gerakan nasional orang² Polandia dan Hongaria melemahkan tsarisme Rusia, sedangkan gerakan nasional orang² Tjeko dan Slav Selatan memperkuatnja. “Berbagai matjam tuntutan demokrasi, termasuk hak menentukan nasib sendiri, bukanlah gerakan demokrasi (sekarang: Sosialis umum) umum sedunia jang mutlak, tetapi merupakan sebagian ketjil daripada gerakan itu. Dalam hal² jang chusus, bagian bisa bertentangan dengan keseluruhannja: Edi cahyono’s experiencE - 21 - kalau demikian halnja, maka ia harus ditolak” (Lenin). Harga Nilai dari suatu barangdagangan jang dinjatakan dalam udjud uang; atau, sebutan-uang daripada djumlah kerdja sosial jang terpadu dalam suatu barangdagangan. Karena keadaan pasar jang terus-menerus berubah, maka harga suatu barangdagangan tidak selalu tjotjok dengan nilainja; tetapi nilai selalu merupakan poros disekitar mana harga turun naik. Barangdagangan didjual dengan harga jang sama dengan nilainja hanja bila persediaan benar² sama banjaknja dengan permintaan. “Teori tentang harga mengandung sebagai sjarat dan harus mengandung sebagai sjarat adanja persediaan dan permintaan jang sama, tapi ini tidak menjatakan bahwa kesamaan seperti itu selalu terlihat atau bisa dilihat didalam masjarakat kapitalis” ( Marx ). Tjatatan: Hukum nilai se-kali² tidak berubah dengan kenjataan bahwa barang dagangan dalam kapitalisme didjual dengan harga jang tidak sama dengan nilainja tapi dengan harga jang sama dengan harga produksinja …. Kita harus ingat bahwa harga produksi hanjalah bentuk jang lain daripada nilai” (Leontiev). “Djumlah seluruh nilai daripada semua barangdagangan didalam masjarakat tertentu sama dengan djumlah seluruh harga dari semua barangdagangan itu; tetapi dalam satu² perusahaan, dan dalam satu² tjabang produksi, sebagai akibat daripada persaingan, barangdagangan didjual tidak menurut nilainja, tapi menurut harga produksi, dan harga ini adalah sama dengan kapital jang dikeluarkan ditambah dengan keuntungan rata²” (Lenin). Bagaimanakah maka harga mendjadi “pengatur jang buta daripada produksi barangdagangan dan pertukaran barangdagangan ?” Produksi dalam kapitalisme adalah anarkis; pembagian kerdja sosial tidak berentjana. “Masing² produsen barangdagangan bekerdja atas tanggungannja sendiri. Baru sesudah barangdagangan dibuat dan dibawa kepasar dia mengetahui apakah ada permintaan untuk barangdagangannja atau tidak” (Leontiev). Harga jang berlaku disitu menundjukkan kepada produsen apakah djumlah barangdagangan sekarang harus ditambah, tetap dipertahankan Edi cahyono’s experiencE - 22 - seperti sebermula, dikurangi, atau diganti samasekali dengan barangdagangan matjam lain. Tetapi pengaturan produksi jang seperti ini sekali lagi adalah buta dan pokoknja sadja; anarki berdjalan terus. Tjatatan: Dalam kapitalisme timbul rentjana hingga batas jang tertentu, jaitu pada tingkatannja jang kemudian, tingkatan monopoli, ketika, terutama dibawah tekanan keadaan² dalam dua perang dunia, kapitalisme monopoli tjenderung kepada kapitalisme monopoli negara…. “didjalankannja rentjana dalam industri tetap memperbudak kaum buruh, sekalipun ia memungkinkan kaum kapitalis mengumpulkan keuntungan² dengan tjara jang lebih teratur” (Lenin). Tjatatan: “Rentjana” dalam arti istilah ekonomi tidak bisa digunakan sebagaimana mestinja pada pengorganisasian kaum buruh mendjadi grup² dibawah fasisme; pembudakan atas diri mereka adalah sebagian daripada organisasi “totaliter” atas nasion untuk mengadakan perang agresif. Hubungan produksi Lihat Produksi. Humanisme (Kebudajaan Humanis). Lihat Kebudajaan. I Idealisme Filsafat jang menjatakan djiwa lebih utama daripada alam; satu dari “dua kubu jang pokok” dalam filsafat, jang lainnja jalah materialisme. Idealisme. (a) memandang dunia sebagai pendjelmaan daripada “fikiran jang mutlak”, “djiwa universil”, “semangat hidup”, “kekuatan mentjipta” dsb; (b) menjatakan fikiran sebagai kenjataan pokok, dan bahwa dunia materiil, jang ada, alam, ada hanja dalam fikiran, dalam sensasi, persepsi dan ide; (c) tidak mengakui kemungkinan pengetahuan jang otentik serta hukum²nja, “berpendapat bahwa dunia berisi ,benda-dalam-dirinja sendiri” jang tidak akan pernah bisa diketahui oleh ilmu. (Lihat Edi cahyono’s experiencE - 23 - Epistemologi). Pada achirnja, idealisme filsafat menjatakan tendens² dan ideologi klas² penghisap jang berkuasa. “Idealisme filsafat adalah…. djalan keobskurantisme klerikal” (Lenin). Tjatatan: Idealisme dalam filsafat, jaitu, dalam epistemologi, tidak boleh dikatjau kan dengan idealisme dalam arti kata etika dan moral. Menurut etika, idealisme berarti pengabdian pada tudjuan jang bermanfaat, jaitu, berdjuang untuk mentjapai tudjuan jang mengabdi tudjuan umatmanusia jang progresif. Karena itu kaum Komunis, jang mendjadi kaum materialis dalam filsafat, adalah kaum idealis, dan kaum idealis jang paling terkemuka didunia, dilihat dari sudut ukuran² etika jang berdasarkan ilmu. Ideologi Tjita² dan pandangan² jang menjatakan kepentingan-kepentingan suatu klas. Didalam masjarakat modern hanja ada dua ideologi – ideologi kapitalis dan ideologi klas buruh; suatu pendirian jang menjatakan dirinja “netral” atau “diluar klas²” setjara objektif adalah pernjataan ideologi, jaitu, kepentingan², kaum kapitalis. Ideologi bisa menundjukkan ketidakadaan pengertian samasekali atas kekuatan² objektif jang mendorong timbulnja pandangan dan tindakan sosial seseorang, misalnja, itu reformer Protestan jang militan dari abad ke-16, ia tak mengerti sesuatu apapun tentang kekuatan sedjarah jang spesifik pada masa itu (timbulnja revolusi burdjuis demokratis) jang merupakan dasar jang sesungguhnja daripada perdjuangannja dan, dalam pada itu, merobohkan kekuasaan feodalisme dan satu²nja badan feodal jang terbesar, jaitu geredja Rum Katholik. Imperialisme Tingkatan tertinggi, jang terachir, dari kapitalisme; “saat mendjelang revolusi proletar” (Lenin); masa ketika “revolusi Sosialis mendjadi keharusan jang praktis.” (Stalin). Definisi singkat tentang Imperialisme jang diberikan oleh Lenin adalah sbb.: 1. Pemusatan produksi dan kapital berkembang sampai ketingkat jang begitu tinggi hingga menimbulkan monopoli jang memegang peranan jang bersifat menentukan dalam kehidupan ekonomi. Edi cahyono’s experiencE - 24 - 2. Berpadunja kapital bank dengan kapital industri dan timbulnja oligarki finansiil atas dasar “kapital finans” ini. (Lihat Kapital finans). 3. Export kapital, jang harus dibedakan dengan export barangdagangan, mendjadi luarbiasa pentingnja. 4. Kongsi² monopoli internasional dari kaum kapitalis jang membagi dunia dibentuk. 5. Pembagian daerah didunia oleh negara² kapitalis jang terbesar telah selesai. Tjatatan: Dalam No. 3, export kapital (fabrik², djalan² keretarapi, d11.) ke-tempat² sumber bahan mentah mentjiptakan proletariat dan inteligensia bumiputera di Tiongkok, India dan tanah-djadjahan² lainnja; keuntungan jang luarbiasa jang didapat dengan penghisapan imperialis atas tanah-djadjahan² dipergunakan untuk menjuap “kaum buruh ningrat” dinegerinja; lapisan atas daripada kaum buruh jang lebih baik bajarannja ini memberikan dasar bagi Reformisme. Dalam No. 5 “ketika pembagian dunia telah selesai”, djalan satu²nja jang digunakan oleh negara² imperialis untuk bisa menambah djadjahan mereka jalah dengan melantjarkan perang; karena itu dalam imperialisme peperangan untuk merebut lapangan penghisapan baru tidak bisa dihindarkan. “Sifat kebenaluan daripada burdjuasi dinjatakan dengan luarbiasa tegasnja dalam zaman imperialisme. “Golongan jang terbesar sekali daripada burdjuasi samasekali tidak mempunjai hubungan dengan proses produksi. Golongan jang terbanjak dari kaum kapitalis adalah orang² jang hidup dengan ‘menggunting kupon’. Kaum kapitalis telah mendjadi pemilik andil, surat² obligasi, pindjaman² pemerintah dan surat² berharga lainnja jang mendatangkan penghasilan bagi mereka. Perusahaan² dipimpin oleh tenaga² teknik sewaan. Burdjuasi beserta banjak pendjilat²nja (politikus², inteligensia burdjuis, pendeta², dsb. ) menelan hasil kerdja jang berat dari ber-djuta² budak sewaan kapital. Seluruh negeri (seperti Switserland) atau seluruh daerah (disebelah selatan Perantjis, Italia, bagian² dari Inggris) didjadikan lapangan² bermain bagi burdjuasi internasional tempat mereka menghambur²kan penghasilan mereka jang didapat tanpa kerdja Edi cahyono’s experiencE - 25 - untuk kemewahan jang edan” (Leontiev). Ketjenderungan pada stagnasi dan keruntuhan njata djuga dalam penghambatan kemadjuan teknik, umpamanja, dengan menjia ²kan penemuan² karena merintangi pentjarian-keuntungan setjara monopoli dengan perketjualian, sudah barang tentu, penemuan² untuk tudjuan² perang. Inflasi Pengeluaran uang kertas dalam djumlah jang lebih besar daripada jang diperlukan untuk peredaran barangdagangan. Intelektuil (“Inteligensia”) Pada umumnja, orang² terpeladjar dari klas-tengah dalam masjarakat kapitalis, seperti dokter, ahliteknik, seniman, dll., jang dalam ekonomi berdasarkan klas kapitalis. Dalam kesusasteraan Marxis istilah ini teristimewa ditudjukan kepada orang² nonproletar jang menganut pendirian proletar dalam perdjuangan klas. Kaum intelektuil tidak merupakan oposisi terhadap wadjibmiliter bagi perang imperialis, sebab menurut asal sosialnja mereka adalah dari semua klas dan sub-klas; dalam ideologi, mereka mempunjai hubungan lebih erat dengan kaum kapitalis daripada dengan klas buruh; mereka terombang-ambing.diantara kaum buruh dengan kaum kapitalis. Tentang kaum intelektuil baru Sovjet, Stalin mengatakan: “Ia tidak lagi merupakan inteligensia lama jang keras kepala, jang berusaha menempatkan dirinja diatas klas², tapi jang sesungguhnja, sebagian besar, mengabdi pada tuantanah² dan kaum kapitalis. lnteligensia Sovjet kita adalah inteligensia jang samasekali baru, jang dari asalnja erat berhubungan denqan klas buruh dan kaum tani….. Dulu ia terpaksa mengabdi pada klas kaja, karena ia tidak mempunjai pilihan lain….. Sekarang ia mendjadi anggota jang sederadjat dari masjarakat Sovjet dimana, bahu-membahu dengan kaum buruh dan kaum tani, ber-sama² dengan mereka, ia sibuk membangun masjarakat baru jang tidak berklas, masjarakat Sosialis”. Internasionale Jang Pertama: Didirikan oleh Marx dan Engels dalam tahun 1864 dengan nama Perserikatan Buruh lnternasional; anggota² Edi cahyono’s experiencE - 26 - kernnja jalah organisasi² klas buruh dibanjak negeri jang setudju dengan tudjuan Sosialis. Dibubarkan dalam tahun 1872 sesudah kalahnja Komune Paris. Jang Kedua: Didirikan pada tahun 1889, tumbuh dalam keadaan “perkembangan kapitalisme jang menurut perbandingan damai jaitu, boleh diumpamakan masa sebelum perang, ketika pertentangan² jang membawa bentjana belum memperlihatkan diri dengan begitu njata” (Stalin); tandanja jang terang jalah oportunisme dan kapitulasi kepada kapitalisme; mengchianati kaum buruh dalam perang imperialis tahun 1914-1918 dan revolusi² sesudah perang; kemudian membantu kapitalisme diwaktu terdjadi krisis² ekonomi, dengan menolak persatuan perdjuangan melawan kaum kapitalis dan, belakangan, melawan kaum fasis – dalam beberapa hal (di Djerman, Perantjis, Belgia, dll.) banjak diantara pemimpin² atasannja langsung menjeberang ke fasisme. Jang Ketiga (Komintern): Dibentuk dalam tahun1919 dibawah pimpinan Lenin sendiri, badan internasional daripada Partai² Komunis dari semua negeri dan Partai² klas buruh lainnja jang setudju dengan sjarat² keanggotaan. Berdasarkan prinsip² Marxis jaitu perdjuangan klas dan Diktatur Proletar. Kongresnja jang terachir (Ketudjuh) dalam tahun 1935, ketika Dimitrov, sekretaris djenderal Komintern, memberikan laporan tentang perdjuangan untuk mentjapai persatuan klas buruh menentang fasisme. Dibubarkan pada tahun 1943, karena tugasnja jang pokok jaitu membentuk Partai² Komunis setjara massal diberbagai negeri telah dipenuhi. Internasionalisme Politik klas buruh jang berdasarkan pengertian bahwa kaum, buruh disemua negeri merupakan satu klas, dengan kepentingan² dan tanggungdjawab jang sama untuk persatuan perdjuangan melawan imperialisme. (Lihat Kesedaran Klas). Bertentangan dengan nasionalisme burdjuis, solidaritet klas proletar internasional mendemonstrasikan prinsip dan praktek persatuan dalam perdjuangan untuk kebebasan klas dan kemerdekaan nasional bangsa² jang terdjadjah, dan mempersiapkan “penggabungan kaum Edi cahyono’s experiencE - 27 - pekerdja dari semua negeri mendjadi satu sistim ekonomi dunia di masa depan” (Stalin). Sikap kaum buruh di-negeri² “bangsa kulit putih jang beradab” terhadap kaum buruh kulit berwarna dalam negeri atau dinegeri² djadjahan berpedoman pada adjaran Marx: “Buruh kulit putih tidak bisa merdeka, selagi buruh kulit hitam masih ditindas”. (Lihat Sovinisme). J Jakobinisme Aliran jang konsekwen revolusioner dalam Revolusi besar Perantjis (1789—1794) dengan politik “Demokrasinja jang tak berbatas”, penghantjuran belenggu feodal, dan pengorganisasian perang Rakjat revolusioner untuk mempertahankan tanahair terhadap tentara² intervensionis dari kontra-revolusi di Eropa. Meskipun menang atas tentara² kontra-revolusi, mereka tidak bisa “memetjahkan masalah² jang dihadapinja, jang ditimbulkan oleh krisis ekonomi, pengangguran dan harga² jang tinggi. Karena itu dasar sosial mereka sangatlah sempit… dan burdjuasi berhasil dalam menggulingkan kaum Jakobin” (Tjatatan Redaksi, Pilihan Surat-menjurat Marx-Engels). Dalam memberikan penghargaan kepada sukses² jang “besar, jang tak terhapuskan dan jang tak terlupakan” daripada kaum Jakobin, Lenin mengkarakterisasi “hakekat daripada jakobinisme” sebagai perdjuangan untuk, dan kepertjajaan pada perpindahan kekuasaan pada klas tertindas jang revolusioner. K Kader Menurut arti katanja jalah bingkai atau rangka. Kader jalah anggota² kepada siapa Partai Komunis, diseluruh kesatuan organisasinja jang ber-matjam² itu, terutama dapat mempertjajakan diri akan terlaksananja politiknja; mereka adalah rangka jang hidup jang harus senantiasa diperbarui dan diperkuat – suatu proses jang akan berhasil baik menurut seberapa djauh Partai memenuhi peranannja sebagai pelopor. Kader adalah tenaga² baru jang harus Edi cahyono’s experiencE - 28 - diperkembangkan dan disiapkan untuk menempati kedudukan jang bertanggung djawab dan pimpinan. Djuga pekerdjaan² pimpinan Partai, fungsionaris² serta aktivis jang mengorganisasi seluruh anggota disekitarnja, adalah kader. Kadet Singkatan dari perkataan “Demokrat Konstitusionil” — seorang anggota partai burdjuasi liberal di Rusia Tsar. Sesudah Revolusi tahun 1905 kaum Kadet bersekutu dengan reaksi Tsar. Kanan (Sajap-kanan) Konservatisme dilapangan politik pada umumnja, tetapi terutama ditudjukan pada kaum reformis dalam Gerakan Buruh. (Lihat Reaksioner). Kapital Hubungan sosial tertentu jang mernbikin alat² produksi dan segala matjam barangdagangan lainnja jang berada didalam tangan burdjuasi mendjadi alat penghisapan atas kaum buruh; atau, mudahnja, nilai² jang berada didalam tangan kaum kapitalis untuk menghasilkan nilai-lebih. (Lihat Kerdja Upahan, Produksi). “Kapital adalah kerdja mati, jang, seperti vampir hanja hidup dengan menghisap kerdja hidup, dan semakin hidup semakin banjak ia menghisap kerdja” (Marx). “Kapital adalah suatu hubungan produksi sosial jang ditentukan rnenurut sedjarah, jang istimewa” ( Lenin). “Mesin pemintal kapas jalah mesin untuk memintal kapas, Hanja dalam keadaan tertentu ia mendjadi kapital. Kalau terpisahkan dari keadaan² ini, ia bukanlah kapital seperti halnja emas dengan sendirinja bukan uang, atau gula bukanlah harga gula” (Marx). Konsentrasi Kapital (Penimbunan Kapital): Peluasan kapital dengan djalan “mengubah sebagian dari nilai-lebih mendjadi kapital, bukan untuk memenuhi kebutuhan² atau kegila ²an kaum kapitalis sendiri, tapi untuk produksi baru” (Lenin). Sentralisasi Kapital: Perpaduan kapital dengan menggabungkan beberapa perusahaan mendjadi satu. Sentralisasi bisa berupa suatu proses damai, umpamanja, pengorganisasian Edi cahyono’s experiencE - 29 - perseroan saham, atau suatu proses kekerasan, sebagai pernjataan jang langsung daripada persaingan kapitalis jang membawa maut, misalnja, bila kapitalis besar menelan saingan²nja jang lebih lemah. Susunan Organik daripada Kapital: Hubungan antara penanaman kapital tetap (gedung², mesin², bahan-bahan mentah, bahan bakar) dengan kapital berubah (pembelian tenaga kerdja) didalam perusahaan atau industri tertentu. Satu “susunan organik jang tinggi” berarti susunan dengan kelebihan kapital tetap atas kapital berubah lebih besar daripada ukuran rata² dalam masjarakat. Kapital Finans Bank² raksasa jang erat bersatu-padu dengan kongsi² industri monopoli; peleburan, atau fusi kapital bank dengan kapital industri. Perpaduan kapital bank dengan monopoli² industri adalah salahsatu sifat jang istimewa dari imperialisme. Imperialisme adalah “Zaman Kapital Finans”. Perkembangan monopoli dan perkembangan kapital finans meletakkan seluruh nasib dunia kapitalis kedalam tangan gerombolan² ketjil kapitalis² jang terbesar. Peleburan kapital bank dengan kapital industri, menimbulkan keadaan dimana bankir² jang terbesar mulai memimpin industri, dan industrialis² jang terbesar diterima masuk kedalam dewan² direksi bank. Nasib seluruh kehidupan ekonomi dari setiap negeri kapitalis terletak didalam tangan segerombolan bankir² dan kaum monopolis industri jang menurut djumlah orangnja tidak banjak. Djuru pendamai dalam kehidupan ekonomi adalah djuru pendamai dalamnegeri seluruhnja. Bagaimana djuga bentuk pemerintah dinegeri ² burdjuis dalam zaman imperialisme, dalam prakteknja beberapa gelintir radja kapital finans jang tak bermahkota itulah jang mempunjai kekuasaan penuh. Negara jang resmi itu hanjalah budak dari radja² kapitalis ini. Pemetjahan masaalah² jang vital disemua negeri kapitalis bergantung pada segerombolan ketjil kaum kapitalis jang terbesar” (Lenin). Kapitalisme Produksi barangdagangan pada tingkatan perkembangan jang tertinggi, diwaktu tenaga-kerdja itu sendiri mendjadi Edi cahyono’s experiencE - 30 - barangdagangan; susunan masjarakat dimana alat² produksi dimiliki oleh beberapa orang, oleh kaum kapitalis. Massa tidak memiliki alat² produksi; mereka menghasilkan kekajaan negeri, tetapi, ketjuali sebagian daripadanja, jang hampir tidak mentjukupi untuk nafkah mereka, jang mereka terima dalam bentuk upah sebagai pembajaran tenaga-kerdja mereka, kekajaan itu dimiliki oleh kaum kapitalis, Dalam kapitalisme “produksi bersifat sosial, pemilikan bersifat perseorangan”. “Kapital bukanlah barang, tetapi suatu hubungan sosial tertentu. Barang², alat² produksi dan segala matjam barangdagangan lainnja jang berada didalam tangan burdjuasi, kesemuanja itu sendiri bukanlah kapital. Hanja suatu sistim sosial tertentu jang membikin barang² ini mendjadi alat penghisapan, jang mengubahnja mendjadi pendukung hubungan sosial itu, jang kita namakan kapital” (Marx). Kapitalisme Negara Penghisapan atas kerdja-upahan di-perusahaan² jang dinasionalisasi dimana Negara, jang mewakili seluruh klas kaum kapitalis, memiliki sebagian atau seluruh kapital jang ditanamkan. (Lihat Nasionalisasi). Tjatatan: Kapitalisme Negara di-negeri² kapitalis tidak boleh dikelirukan dengan elemen² kapitalisme Negara jang ada di Sovjet Rusia dalam tahun² sesudah Revolusi Oktober, dan jang merupakan bagian daripada Politik Ekonomi Baru (PEB). Kartel: Lihat Monopoli. “Kaum Buruh Ningrat” Lihat Imperialisme. Keadaan (Kaum Pekerdja) Tingkat ekonomi dan sosial daripada massa pekerdja, baik di.negeri² kapitalis sendiri maupun di-negeri² jang dikuasai oleh imperialisme, jang selalu mendjadi titik pangkal daripada gerakan² pembebasan mereka. Edi cahyono’s experiencE - 31 - Kebenaran (Absolut dan Relatif ) Persesuaian antara fikiran dengan dunia obektif –tetapi pengertian ini memakai ukuran² pokok jang berikut: (a) dunia, kenjataan jang objektif, ada dengan tidak bergantung kepada kesedaran manusia, (b) dunia adalah suatu proses, adalah benda jang berkembang menurut proses sedjarah, (c) dalam praktek sosial jang bersedjarah manusia “harus membuktikan kebenaran itu, jaitu, kenjataan dan kekuasaan, ‘keberat-sebelahan’ daripada fikirannja” (Marx). (Lihat Dialektika, Epistemologi, Objektif). “Djumlah dari semua segi daripada suatu gedjala, kenjataannja serta saling-tergantungnja – itulah sumber kebenaran” (Lenin). “Maka itu fikiran manusia menurut sifatnja bisa memberikan, dan memang memberikan, kebenaran absolut, jang terdiri dari djumlah keseluruhan kebenaran relatif. Setiap langkah dalam perkembangan ilmu menambah butir² baru kepada djumlah kebenaran absolut, tetapi batas² kebenaran dari tiap² ilmu adalah relatif, pada suatu saat meluas, disaat lain menjempit dengan berkembangnja pengetahuan” (Lenin). Keterangan tentang “kebenaran relatif”: Perkembangan ilmu memperlihatkan bahwa teori² jang dulu dilapangan ilmukimia, ilmupesawat, ilmualam, dll., dan djuga dilapangan ilmuekonomi, Sosialisme (Sosialisme Utopi), filsafat, dsb., tidak setjukupnja mentjerminkan kenjataan objektif, teori² itu “hanja benar setjara relatif ”; tetapi kebenaran² relatif ini mengandung suatu inti dari kebenaran absolut, misalnja, penghukuman kaum Sosialis Utopi terhadap kegilaan sosial jaitu kemiskinan di-tengah² kemewahan. “Adalah mutlak benar bahwa setiap ideologi jang berdasarkan ilmu (jang berbeda, umpamanja, dengan ideologi jang berdasarkan agama) tjotjok dengan suatu kebenaran objektif, alam absolut” (Lenin). Pengetahuan manusia tentang alam semesta dan hukum²nja bertambah dalam dengan kemadjuan pengalaman sosial dan sedjarah. Bandingkanlah, misalnja, praktek pertambangan jang sangat terbatas dari orang jang masih primitif dengan pengalaman pertambangan sekarang, jaitu, sesudah mengalami praktek jang terus semakin bertambah baik selama ribuan tahun, teknik baru, Edi cahyono’s experiencE - 32 - kesimpulan setjara teori mengenai geologi, industri, dsb. “Pendidikan kelima pantjaindera adalah hasil sedjarah universil”….. “Orang jang miskin, banjak beban, tidak bisa memahami gubahan jang sangat indah Pedagang barang pelikan hanja melihat nilai uang pelikan itu, bukan keindahan atau sifat istimewa dari pada barang² pelikan tadi; dia tidak mempunjai pengertian tentang ilmu pelikan” (Marx) . Kebenaran Absolut Lihat Kebenaran. Kebenaran Relatif Lihat Kebenaran. Kebudajaan Keahlian, tjara dan teknik dengan mana umatmanusia memenuhi kebutuhan²nja dan memberikan ungkapan tentang apa jang dialaminja dan apa jang di-tjita²kannja; keseluruhan daripada sukses² jang penting dan pengumpulan pengetahuan tentang masalampau manusia, dan dipandang sebagai satu²nja dasar untuk perkembangan lebih djauh. Kebudajaan dari sesuatu zaman mentjerminkan tjiri² jang pokok daripada masjarakat zaman itu, teristimewa, tjara produksinja. “Dalam setiap zaman ide² jang berkuasa adalah ide² klas jang berkuasa” (Marx). Jang dimaksudkan dengan “humanisme” (atau kebudajaan humanis) jalah tradisi dan semangat militant jang, terutama sedjak Renaissance, telah membela hak² manusia, tentu sadja manusia biasa, terhadap tuntutan² orang jang berkuasa dan jang kaja, dan menolak pengertian² jang metafisik tentang kedudukan manusia sekarang dan nasibnja diharidepan untuk kepentingan²nja jang langsung dan kepentingan² “keduniawian”nja. Karena itu, kebudajaan jang paling madju adalah kebudajaan jang mentjerminkan dan mengorganisasi kepentingan-kepentingan golongan masjarakat jang paling membantu kemadjuan sosial dalam keseluruhannja: djadi, para seniman, pentjipta, penulis, penemu, dll., pada zaman Renaissance (abad ke-14 – ke-16); burdjuasi revolusioner di Perantjis pada abad ke-18: kini, proletariat. Edi cahyono’s experiencE - 33 - (Lihat Pengertian Materialis tentang Sedjarah). Kebudajaan proletar bukanlah sesuatu jang lahir tak tentu asalnja….Kebudajaan proletar pasti hasil perkembangan jang sewadjarnja dari gudang² pengetahuan jang telah dikumpulkan oleh umatmanusia dalam kungkungan masjarakat kapitalis, masjarakat tuantanah dan masjarakat birokratis” (Lenin). Keperluan Hidup: Lihat Produksi. Kepuasan Kelembaman oportunis dalam aktivitet klas buruh jang mentjerminkan sikap meremehkan kekuatan kapitalisme; tidak bisa menginsafi bahwa sedikit sadja bersikap pasif dalam perdjuangan klas akan menguntungkan kapitalisme, dan djuga, bahwa setiap aksi klas buruh jang berhasil baik membangkitkan usaha kontraaksi dari kaum kapitalis. “Kita harus mengachiri kepuasan jang bersifat oportunis, jang timbul dari dugaan jang keliru bahwa semakin bertambah besar kekuatan kita, musuh akan semakin djinak dan semakin tidak berbahaja pula…..Bukanlah pekerdjaan kaum Bolsjewik untuk merasa puas karena telah berdjasa dan memangku tangan sambil me-nguap². Bukanlah kepuasan jang kita butuhkan. tetapi kewaspadaan, kewaspadaan revolusioner jang sungguh² Bolsjewik” (Stalin). “(Bagi kaum kapitalis) tidak ada apa jang dinamakan keadaan dari mana setjara mutlak mereka tidak dapat menjelamatkan dirinja” (Lenin). Kerdja Dan Tenaga-kerdja Tenaga-kerdja adalah kapasitet untuk bekerdja janq harus bisa didjual oleh buruh, untuk memperoleh nafkahnja, kepada kapitalis. Tenaga-kerdja hanjalah suatu kekuatan jang potensiil; ia tidak dipergunakan kalau sipendjualnja, jaitu buruh, tidak dipekerdjakan oleh sipembelinja, jaitu kapitalis. Buruh jang menganggur mempunjai tenaga-kerdja; orang tidak bisa bitjara tentang kerdjanja jang tidak ada itu. “Kalau kita bitjara tentang kapasitet untuk bekerdja, kita tidak bitjara tentang kerdja, tidak lebih daripada djika kita bitjara tentang kapasitet untuk mentjernakan, kita tidak bitjara tentang pentjernaan. Proses pentjernaan membutuhkan sesuatu selain perut jang baik” (Marx). Edi cahyono’s experiencE - 34 - “Kapitalis membeli tenaga-kerdja untuk dipergunakannja; dan tenaga-kerdja jang digunakan itu adalah kerdja itu sendiri. Sipembeli tenaga-kerdja memakainja dengan mempekerdjakan sipendjualnja, Dengan bekerdja, sipendjual tenaga-kerdja benar² beralih dari apa jang sebelumnja hanja dalam kemungkinan, mendjadi tenagakerdja dalam perbuatan, seorang buruh” (Marx). Maka itu, kerdja, karena merupakan tenaga-kerdja dalam perbuatan, jaitu, menghasilkan barangdagangan untuk pasar, adalah pentjipta nilai. Kerdja Upahan: Pendjualan dan pembelian tenaga-kerdja, jang menjatakan sifat hubungan antara kaum kapitalis dengan kaum buruh. Dengan datangnja kapitalisme, tenaga-kerdja itu sendiri mendjadi barang dagangan. Perkembangan sedjarah membikin kaum buruh ,’bebas’ dalam arti kata jang rangkap, bebas dari setiap paksaan atau pembatasan mengenai pendjualan tenaga-kerdja mereka; bebas dari tanah atau alat produksi pada umumnja, jaitu, kaum buruh jang tak berpunja, atau kaum ‘proletar’, jang tidak bisa mem pertahankan hidupnja ketjuali dengan mendjual tenaga kerdjanja” (Marx). Kaum buruh, kata Marx, harus mentjantumkan diatas pandji² mereka sembojan revolusioner; ‘Hapuslah sistim upah’!” (Leontiev) . (Lihat Upah). “Kepentingan kapital dan kepentingan kerdja-upahan adalah langsung bertentangan satu sama lain”….. “Mengatakan bahwa kepentingan kapital dan kepentingan kaum buruh adalah sama berarti hanjalah bahwa kapital dan kerdja-upahan adalah dua segi dari satu hubungan itu djuga. Jang satu menentukan jang lain seperti lintahdarat dan pemindjam saling menentukan” (Marx). Kerdja Upahan Lihat Kerdja dan Tenaga-kerdja. Kesatuan Dan Perdjuangan dari jang Bertentangan Lihat Dialektika. Edi cahyono’s experiencE - 35 - Kesedaran Klas Pengertian pada kaum buruh (kaum proletar), bahwa (a) mereka merupakan satu klas, nasional dan internasional, terpisah dari semua klas lainnja; (b) kepentingan-kepentingan klas mereka bertentangan setjara tak terkompromikan dengan kepentingankepentingan kaum kapitalis terhadap siapa mereka harus mengorganisasi dan memperdjuangkan tuntutan² ekonomi dan sosial mereka; (c) tudjuan mereka jang terachir haruslah Sosialisme, jaitu, mereka harus berdjuang untuk mendjadi “kekuatan jang berkuasa dalam Negara” sebagai langkah kearah pembebasan “seluruh masjarakat dari penghisapan, penindasan dan perdjuangan klas” (Engels). (Lihat Gerakan Buruh). “Dasar materiil jang pokok bagi perkembangan kesedaran klas proletar jalah industri besar²an, tempat buruh melihat bagaimana fabrik² bekerdja, tempat setiap hari dia sedar akan kekuatan jang sungguh² bisa menghapuskan klas²” (Lenin). Djuga, “kesedaran klas buruh tidak bisa mendjadi kesedaran politik jang sungguh² kalau kaum buruh tidak dilatih untuk mengadakan reaksi terhadap semua peristiwa kelaliman, penindasan, kekerasan dan penghinaan, tidak pandang klas mana jang terkena” (Lenin). Kiri Sebutan umum untuk Partai Komunis dan badan² lainnja jang sungguh² militant dan demokratis. Djika perkataan ini dipergunakan dengan tanda kutip (“kiri”) maka ia dimaksudkan politik dan tindakan jang tidak logis dan “anarkis” jang bukan membantu kaum buruh, tapi membantu kaum kapitalis. “Kiriisme” adalah djuga suatu muslihat untuk menjembunjikan oportunisme dengan kata² jang pura² revolusioner dan pengobralan kata² kosong. (Lihat Demagog, Penjelewengan). Klas Sebagian penduduk jang mempunjai hubungan tertentu dengan alat² produksi. Kaum kapitalis memiliki fabrik², tambang², dll., dan merekalah jang merupakan klas kapitalis. Kaum buruh bekerdja di-tambang² dan di-fabrik², tetapi mereka tidak memiliki tambang² dan fabrik² itu; mereka adalah klas buruh. Klas² jang Edi cahyono’s experiencE - 36 - pokok dalam masjarakat modern ada dua: kaum kapitalis (burdjuasi) dan kaum pekerdja-upahan (proletariat). Pada zaman dulu ada kaum pemilik budak, ketika kaum pekerdja mendjadi budak sebagai barang dengan tidak mempunjai suatu hak hukum atau hak sosial apapun djuga; kemudian tuan² feodal dengan hambanja (kaum pekerdja pertanian dan abdi kaum pemilik tanah) jang terikat pada tanah; djuga ada klas² kepala gilda, kenek, pedagang, dsb. (Lihat Feodalisme). Menurut Manifes Partai Komunis: “Dengan burdjuasi dimaksudkan klas kaum kapitalis modern, pemilik² alat² produksi sosial dan pemakai kerdja-upahan. Dengan proletariat dimaksudkan klas kaum pekerdja-upahan modern jang, karena tidak mempunjai alat² produksi sendiri, terpaksa mendjual tenaga-kerdja mereka untuk hidup”. (Lihat Gerakan Buruh). Dalam masjarakat kapitalis ada klas² tengah,” burdjuasi ketjil”, petani ketjil, pemilik-pemilik toko ketjil, orang-orang ahli, staf² direksi dari perusahaan² kapitalis, sedjumlah besar pegawai negeri dll. Sebagai orang jang bekerdja, klas² ini dalam ideologi tjondong kepada proletariat, tetapi sebagai produsen dan pendjual barangdagangan, sebagai pedagang, sebagai orang² jang dilapangan sosial dekat pada kaum kapitalis, mereka tjondong kepada kaum kapitalis. Pada umumnja, mereka adalah “sekutu jang sewadjarnja” daripada klas buruh, dan bisa ditarik kedalam perdjuangan melawan kapitalisme. Dari semua klas jang sekarang berdiri ber-hadap²an dengan burdjuasi, hanja proletariatlah satu²nja klas jang betul² revolusioner. Klas² lainnja melapuk dan achirnja lenjap ditelan industri besar, hanja proletariatlah hasilnja jang chusus dan pokok” (Manifes Partai Komunis). Klas Tengah: Lihat Klas. Klerikalisme (Reaksi-Klerikal, Fasisme-Klerikal) Aktivitet² politik dari geredja (P’rotestan, Orthodox Junani, Rum Katolik, dsb.) jang ditudjukan untuk memperkuat kekuasaan mereka dilapangan ekonomi dan sosial dan djuga, karena membantu tudjuan itu dan kepentingannja sendiri pula, mempertahankan sistim penghisapan lama . – baik feodal, kapitalis, Edi cahyono’s experiencE - 37 - maupun fasis – terhadap kemadjuan gerakan buruh demokratis. (Karena itu, istilah ini tidak hanja dipergunakan bagi klerikalisme Geredja Rum Katholik sadja, jaitu, aktivitet² politik dari pendeta² Rum Katholik dari segenap djendjang jang dikemudikan oleh Vatikan dan pengikut-pengikutnja jang terpilih dari kalangan bukan-pendeta diseluruh dunia. Tetapi, disamping merupakan salahsatu agama barat jang paling agresif anti-Sosialis, perlu pula ditjatat sikap Vatikan jang bermusuhan malahan terhadap liberalisme dan demokrasi burdjuis. Ber-abad² jang lalu, “Kontra Reformasi” Rum Katholik dan alatnja jang chusus, Inquisitie Agama, berusaha untuk menghantjurkan, pada waktu itu masih dalam permulaannja, revolusi burdjuis demokratis dan anaknja, jaitu Reformasi Protestan – suatu tudjuan jang masih terus dikedjar. Sekarang, dalam menghukum bukan hanja Sosialisme tapi liberalisme burdjuis djuga - “liberalisme palsu” menurut kesusasteraan Katholik – Vatikan memperlihatkan ketjenderungannja untuk kembali pada despotisme feodal jang dipadu dengan pengertian fasis tentang negara korporatif). Dalam artinja jang modern, klerikalisme (dari perkataan Anglo- Saxon “clerk”, artinja pendeta) berasal dari Revolusi Perantjis (1789) ketika burdjuasi revolusioner merobohkan kekuasaan monarki, kaum ningrat dan geredja. Selama abad ke-XIX kaum pendeta melakukan perdjuangan jang sengit menentang liberalisme jang berhubungan dengan perkembangan jang lebih djauh daripada revolusi burdjuis demokratis di Eropa; tetapi mulai dari kira² antara tahun limapuluh abad ke XVIII geredja mengalihkan perhatiannja jang pokok kepada kekuatan baru jang progresif dalam sedjarah; jaitu klas buruh. Tjontoh²: oposisi Geredja Inggeris terhadap pentjabutan Undang² Gandum, terhadap perluasan hak memilih, terhadap penghapusan “undang² penggantungan”, bantuannja kepada pendjadjahan imperialis di-tanah² djadjahan, dsb.; di Rusia sebelum Revolusi, bantuan penuh dari Dewan Geredja Sutji dari agama Orthodox Junani kepada semua tindakan gentjetan jang anti-demokratis dari otokrasi Tsar; dalam Geredja Katolik, oposisi segenap djendjang kependetaan terhadap gerakan kemerdekaan nasional dari organisasi Sinn Fein di Irlandia dimasa Perang Dunia Pertama, penghukuman terhadap Sosialisme, sikapnja jang membenarkan pembunuhan setjara besar²an jang dilakukan oleh Franco terhadap kaum Katholik republiken dalam perang Spanjol. Edi cahyono’s experiencE - 38 - (Tjatatan: Setelah serangan Hitler atas Rusia dalam tahun 1941, Geredja Junani dinegeri itu achirnja melepaskan politiknja jang anti-Sovjet, dan dengan bulat hati mentjeburkan diri dalam perdjuangan melawan penjerbu). Politik klerikalisme jang anti-Buruh, anti-demokrasi, diichtisarkan dengan bagus sekali dalam Surat Edaran Paus (Papal Encyclical) , “Divini Redemptoris” tahun 1937: “Tidaklah benar bahwa semua orang mempunjai hak sama didalam masjarakat jang beradab. Tidaklah benar bahwa tidak ada tingkat² sosial jang sah”. Dengan demikian adjaran agama mengkuduskan dan berusaha untuk mengekalkan suatu masjarakat jang didalamnja terdapat sikaja dan simiskin, golongan bangsawan dan budak, deradjat tinggi dan deradjat rendah. Kolaborasi Klas (Kerdjasama klas) “Teori” dan praktek reformisme, jang berakibat sikap menjerah kepada klas kapitalis; politik jang mentjoba menjelaraskan, atau rnenjesuaikan, kepentingan² kaum kapitalis dengan kaum buruh – kepentingan² jang bertentangan dan tak dapat didamaikan. Tjatatan: Pengertian tak dapat didamaikan ini se-kali² tidak berubah dengan adanja kenjataan bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu, klas buruh boleh bekerdjasama untuk suatu masa dengan kaum kapitalis bila kepentingan-kepentingan dari kedua²nja buat sementara waktu bersesuaian, umpamanja, selama Perang Rakjat melawan Fasisme, atau, dalam perdjuangan² pembebasan nasional ditanah-djadjahan melawan kaum imperialis. Tetapi dalam hal² jang demikian itu kaum buruh harus, sebagaimana biasa, mendjaga dengan waspada kebebasan organisasi² klas mereka. “Hanja mereka jang tidak mempunjai kepertjajaan pada diri sendiri jang akan takut memasuki persekutuan² sementara waktu sekalipun dengan orang² jang tak tepertjaja; tak ada satu partai politikpun jang bisa berdiri terus tanpa memasuki persekutuan² serupa itu” (Lenin). Kolone Kelima Badan jang terorganisasi dinegeri non-AS jang mendjadi agen² Hitler, Mussolini dan kaum militeris-fasis Djepang; “pasukan pelopor dari penjerbuan fasis”. Tjara²nja termasuk spionase, memetjah-belah, membantu reaksi, mengatjau dan membunuh, Edi cahyono’s experiencE - 39 - dan mengadakan persiapan² untuk membuka pintu gerbang bagi musuh. Kaum Kolonis Kelima jang paling terkenal djahatnja jalah: Quisling di Norwegia, Petain-Laval di Perantjis, Degrelle di Belgia, Mussert di Nederland, “Bund”, Pater Couglin, dll., di Amerika Serikat, Monseigneur Tiso di Slowakia, gerakan “Australia Pertama” di Australia, dan kaum Trotskis di-mana². Kekalahan militer dari Negara² fasis AS dalam tahun 1945 sekali ² tidak membawa kekalahan politik dan moral fasisme diseluruh dunia, Djika gerombolan² fasis dan pro-fasis diberbagai negeri kapitalis tidak lagi merupakan Kolone² Kelima dalam arti jang lama, mereka tetap merupakan pusat² aktivitet anti-Buruh dan anti-demokrasi, jang membantu pemerintahan² fasis jang masih ada, bertindak sebagai agen² politik imperialis reaksioner, dan sebagai kern jang tersembunji bagi organisasil fasis massal jang baru. Tjatatan: Istilah ini berasal dari masa pengepungan kota Madrid dalam Perang Spanjol. Djendral fasis Mola membusungkan dada: “Madrid kita serang dengan empat kolone: kita mempunjai kolone kelima jang ada didalam kota” – jang dimaksud jalah kekuatan² Trotskis-fasis jang bekerdjasama dengan Djenderal Franco. Kombinasi: Lihat Monopoli. Kompromi Melepaskan beberapa tuntutan, baik tuntutan ketjil maupun tuntutan pokok, kepada kaum kapitalis. Kaum Komunis dengan keras menentang kompromi mengenai setiap tudjuan atau tuntutan jang pokok. Reformisme, pada hakekatnja, adalah suatu politik kompromi mengenai soal² pokok, mengenai prinsip² jang pokok daripada Gerakan Buruh, dengan musuh klas (Lihat Sosial Demokrasi). Kompromi jang tidak mengandung konsesi dalam prinsip diperkenankan, dan memang tidak bisa dihindarkan. Kompromi ini adalah persetudjuan² jang berarti melepaskan beberapa tuntutan lokal atau tuntutan langsung tertentu; persetudjuan² ini dipaksakan oleh keadaan² objektif jang harus ditjapai oleh kaum Komunis dengan kekuatan² jang bermusuhan, djustru untuk maksud Edi cahyono’s experiencE - 40 - memelihara dan memperkuat Gerakan Buruh serta tudjuan Sosialisnja. “Seluruh sedjarah Bolsjewisme, baik sebelum maupun sesudahnja Revolusi Oktober, adalah penuh dengan tjontoh² manuvre, penjesuaian diri dan kompromi dengan partai² lain, termasuk djuga partai² burdjuis!” (Lenin). Dalam menganalisa sesuatu keadaan ketika menghadapi suatu kompromi, harus ada kewaspadaan terhadap konsesi dalam prinsip biar bagaimana djugapun ketjilnja, jaitu, pengchianatan oportunis. Dalam pemogokan “setiap proletar…. melihat perbedaan diantara kompromi jang orang terpaksa harus memasukinja karena keadaan² objektif (seperti tidak adanja fonds pemogokan, tidak adanja sokongan dari luar, kelaparan dan kepajahan jang luarbiasa), suatu kompromi jang samasekali tidak mengurangi kesetiaan dan kesediaan revolusioner untuk berdjuang selandjutnja.… dengan komprominja kaum pengchianat jang menganggap egoisme mereka (kaum pemetjah pemogokan djuga melakukan ‘kompromi’! ), keketjutan-hati mereka, keinginan mereka untuk mengambil muka kepada kaum kapitalis dan kesediaan mereka untuk menjerah kepada antjaman², kadang² kepada budjukan, kadang² kepada suapan, dan kadang² kepada mulut manis dari fihak kaum kapitalis, se-olah² mempunjai alasan² objektif ” (Lenin). Komunisme Masjarakat jang berkembang dari Sosialisme. Lenin melukiskan Sosialisme dan Komunisme sebagai berikut: “Kalau kita harus bertanja pada diri sendiri, dalam hal apa Komunisme berbeda dengan Sosialisme, kita tentu akan mendjawab bahwa Sosialisme adalah masjarakat jang tumbuh langsung dari kapitalisme, bahwa ia adalah bentuk jang pertama daripada masjarakat baru itu. Sebaliknja, Komunisme adalah bentuk masjarakat jang lebih tinggi jang bisa berkembang hanja djika Sosialisme sudah berakar kuat. Sosialisme berarti melakukan pekerdjaan tanpa bantuan kapitalisme: ia berarti kerdja sosial jang disertai dengan perhitungan jang seteliti²nja, kontrol dan pengawasan dari pihak pelopor jang terorganisasi, golongan kaum pekerdja jang paling madju. Lain daripada itu, ia berarti bahwa ukuran kerdja dan djumlah penggantian untuk kerdja harus ditentukan. Hal² ini harus ditentukan karena masjarakat kapitalis telah mewariskan kepada kita peninggalan² dan kebiasaan² seperti Edi cahyono’s experiencE - 41 - kerdja jang tidak terkordinasi, tidak adanja kepertjajaan kepada ekonomi sosial, kebiasaan² lama dari produsen ketjil, jang berlaku disemua negeri pertanian. Kesemuanja ini bertentangan dengan ekonomi Komunis jang sesungguhnja. Sebaliknja Komunisme, adalah nama jang kita pakai untuk sistim jang didalamnja orang sudah biasa melakukan kewadjiban² umum tanpa sesuatu alat paksaan jang chusus, pada waktu pekerdjaan jang tidak dibajar untuk kepentingan bersama telah mendjadi gedjala jang umum” (Lenin), (Lihat Negara). “Dalam tingkat masjarakat Komunis jang lebih tinggi, sesudah perbudakan atas orang² dalam pembagian kerdja, dan dengan itu djuga pertentangan diantara kerdja otak dengan kerdja tangan, lenjap; setelah kerdja itu sendiri, dari mendjadi alat hidup belaka mendjadi kebutuhan hidup jang utama; setelah tenaga² produktif bertambah bersama-sama dengan perkembangan orang-seorang disegala lapangan, dan semua sumber kekajaan bersama mengalir dengan lebih ber-limpah² – barulah sesudah itu batas jang sempit daripada hak burdjuis bisa ditinggalkan samasekali dan masjarakat mentjantumkan diatas pandji²nja : ‘Setiap orang bekerdja menurut kesanggupannja, setiap orang menerima menurut kebutuhannja!’” (Marx). Komunisme Primitif: Tjara produksi dalam tingkat² pertama dari sedjarah, ketika manusia hidup dalam puak² atau masjarakat² ketjil, dan ketika kerdja bersama, jang tidak bisa dihindarkan untuk masa purba itu, “menimbulkan hak milik bersama atas alat² produksi, begitu pula atas hasil produksi” (Sedjarah PKUS). Keprimitifan produksi menutup kemungkinan timbulnja sesuatu pengertian tentang hak milik perseorangan atas alat² produksi; pun tidak bisa ada pembagian klas atau penghisapan klas. Komunisme Primitif: Lihat Komunisme. Kontradiksi Dalam dialektika, “bentrokan diantara kekuatan² dan tendens² jang berlainan jang menimbulkan reaksi pada suatu tubuh tertentu, atau didalam suatu gedjala tertentu, atau didalam suatu masjarakat tertentu” (Lenin) ; pertentangan itu memberikan “dorongan intern” bagi gerak, bagi perkembangan. “Perkembangan adalah ‘perdjuangan’ daripada jang bertentangan” (Lenin). (Lihat Edi cahyono’s experiencE - 42 - Kesatuan dan Perdjuangan daripada jang bertentangan). Koperasi (Koperasi Konsumsi) Perserikatan² kaum buruh dan golongan² lainnja jang berpenghasilan ketjil guna memperoleh keringanan dalam ongkos hidup dengan usaha² mereka sendiri untuk membeli dan mengedarkan barang² (bahan makanan, pakaian, dll.) dan djasadjasa (asuransi, perkumpulan-perkumpulan kematian, dsb.). Pendiri²nja jang mula-mula pertjaja bahwa koperasi-koperasi itu pada achirnja akan “menggantikan kapitalisme” – suatu chajal jang masih bertjokol dikalangan sementara kaum buruh. Sebagai organisasi² jang berdiri sendiri dari klas buruh, dan sebagai pembantu serikatburuh², dll, dalam perdjuangan menentang penghisapan kapitalis, koperasi² itu mempunjai arti. Tapi dengan sendirinja, koperasi² itu tidak bisa “menggantikan kapitalisme”; ini adalah suatu tugas revolusioner. Sebenarnja, dipisahkannja gerakan² koperasi dari perdjuangan umum kaum buruh menentang kapitalisme akan berakibat, karena persaingan untuk mendapat pekerdjaan, turunnja nilai tenaga-kerdja (jaitu, upah), sesuai dengan turunnja ongkos hidup. Korporasi: Lihat Monopoli. Kredit Pembelian barangdagangan jang harus dibajar sesudah meliwati djangka waktu jang ditetapkan. “Dengan berkembangnja sirkulasi, maka timbullah sjarat² dengan mana penjerahan barangdagangan mendjadi terpisah, dengan meliwati suatu djangka waktu, dari pembajaran harga²nja” (Marx). Kerapkali pembajaran tidak bisa dilakukan pada tanggal jang sudah ditentukan; karena itu “kemungkinan terdjadinja krisis², jang sudah terkandung didalam fungsi uang, jaitu sebagai alat sirkulasi, mendjadi lebih hebat lagi” (Leontiev). Krisis (Krisis Over-produksi Kapitalis) Kekatjauan dalam proses produksi, jang terdjadi setjara periodik didalam kapitalisme, karena kaum pekerdja tidak bisa membeli barangdagangan jang dihasilkan oleh kerdja mereka. Krisis tidak Edi cahyono’s experiencE - 43 - bisa dihindarkan karena kontradiksi jang pokok didalam kapitalisme – jaitu produksi bersifat sosial tetapi pemilikannja bersifat perseorangan. “Sebab pokok daripada semua krisis jang sesungguhnja jalah kemiskinan dan konsumsi jang terbatas daripada massa djika dibandingkan dengan tendens produksi kapitalis untuk mengembangkan tenaga produktif sebegitu rupa sehingga hanja daja-konsumsi jang mutlak dari masjarakat jang akan mendjadi batasnja” (Marx). “Masjarakat burdjuis modern dengan hubungan produksinja, hubungan pertukarannja dan hubungan miliknja, satu masjarakat jang telah menjulap alat² produksi dan pertukaran jang demikian besarnja, adalah seperti tukang sihir jang tidak bisa lagi menguasai kekuatan² dunia gaib jang telah dibangkitkannja dengan manteranja. Selama ber-puluh² tahun jang lalu sedjarah industri dan perdagangan tidak lain adalah sedjarah pemberontakan tenaga produktif modern menentang keadaan² produksi modern, menentang hubungari² milik jang mendjadi sjarat² bagi adanja burdjuasi dan kekuasaannja. Tjukuplah dengan menjebutkan krisis-krisis perdagangan jang dengan timbulnja membawa seluruh masjarakat burdjuis itu kemuka pengadilan, saban kali dengan lebih mengantjam. Dalam krisis² ini sebagian besar, tidak hanja tentang hasil² jang ada, tapi djuga tenaga² produktif jang sudah tertjipta sebelumnja dihantjurkan setjara periodik. Dalam krisis² ini berdjangkitlah suatu wabah jang dalam semua zaman lainnja, akan nampak sebagai hal jang tak masuk akal – jaitu wabah kelebihan produksi. Mendadak masjarakat merasa didorong kembali kedalam keadaan kebiadaban untuk sedjurus lamanja; kelihatannja se-olah² suatu musim kelaparan, suatu perang pembinasaan umum telah memusnahkan persediaan setiap keperluan hidup; industri dan perdagangan se-akan² hantjur. Dan mengapa? Karena terlalu banjak peradaban, terlalu banjak barang keperluan hidup, terlalu banjak industri, terlalu banjak perdagangan. Tenaga² produktif jang tersedia bagi masjarakat tidak lagi tjenderung kepada memadjukan perkembangan sjarat² milik burdjuis; sebaliknja, tenaga² produktif ini telah mendjadi terlalu kuat bagi sjarat² ini, jang membelenggunja, dan, segera sesudah tenaga² produktif mematahkan belenggu² ini maka mereka menimbulkan kekatjauan didalam masjarakat burdjuis seluruhnja, membahajakan sjarat² hidupnja milik burdjuis itu. Sjarat² masjarakat burdjuis terlalu sempit untuk memuat kekajaan jang telah ditjiptakannja. Dan bagaimana burdjuasi mengatasi krisis² Edi cahyono’s experiencE - 44 - ini? Pada satu fihak, dengan terpaksa menghantjurkan tenaga² produktif setjara besar²an; pada fihak lain, dengan merebut pasar² baru dan dengan menghisap se-habis²nja atas pasar jang lama; artinja, dengan melapangkan djalan bagi timbulnja krisis² jang lebih luas dan lebih merusak lagi dan dengan mengurangi sjarat² jang dapat mentjegah krisis²” (Manifes Partai Komunis). Krisis Berulang: Krisis ekonomi jang terdjadi ber-selang² sepandjang sedjarah kapitalisme. “Krisis² kapitalis diperbedakan oleh periodisitetnja, jaitu krisis² itu terdjadi pada djarak² waktu jang tetap” (Leontiev). Krisis pertama dalam kapitalisme terdjadi dalam tahun 1825; kemudian dalam tahun 1836, 1847, 1857, 1890, 1900, 1907, 1920.-1921, 1929- 1932. Krisis² berulang jang belakangan ini terus berlangsung didalam rangka Krisis Umum Kapitalisme (jaitu, krisis² pada tahun 1920-1921, 1929-1932 dan krisis jang mulai dalam tahun 1937 tapi jang “tertjegah” dengan penjimpangan industri keproduksi persendjataan). Krisis Umum Kapitalisme: Sangat menghebatnja semua kontradiksi kapitalisme masa kini (jaitu, dalam zaman imperialisme) menampakkan diri diseluruh dunia. Krisis Umum, jang mulai dengan Perang Dunia imperialis tahun 1914-1918, adalah zaman peralihan revolusioner dari sistim penghisapan kapitalisme jang lama kesistim sosial baru, sistim Sosialisme. Krisis berulang: Lihat Krisis. Krisis Revolusioner Situasi politik ketika Revolusi, jaitu perpindahan kekuasaan dari klas lama keklas baru jang menurut sedjarah madju, mendjadi perlu dan mungkin. “Hukum pokok revolusi, jang dibenarkan oleh semua revolusi, dan terutama oleh ketiga revolusi Rusia dalam abad ke-XX, adalah sebagai berikut: Bagi revolusi tidaklah tjukup bahwa massa jang terhisap dan tertindas mengerti akan tidak mungkinnja hidup setjara lama, dan menuntut perobahan²; bagi revolusi adalah perlu bahwa kaum penghisap tidak akan bisa hidup dan memerintah setjara lama. Hanja apabila ‘klas² bawah’ tidak menghendaki tjara lama dan apabila ‘klas² atas’ tidak bisa berbuat menurut tjara lama, barulah revolusi bisa menang. Kebenaran ini Edi cahyono’s experiencE - 45 - bisa dinjatakan dengan kata² lain: revolusi tidaklah mungkin tanpa krisis jang meliputi seluruh nasion, jang mengenai kaum terhisap dan kaum penghisap. Oleh karena itu bagi revolusi adalah perlu bahwa, pertama, djumlah terbanjak dari kaum buruh (atau sekurang ²nja djumlah terbanjak dari kaum buruh jang mempunjai kesedaran klas, jang berfikir dan aktif dalam politik) harus sungguh² memahami akan perlunja revolusi, dan bersedia mengorbankan djiwanja untuk itu; kedua, bahwa klas² jang berkuasa harus berada dalam keadaan krisis pemerintahan jang menjeret massa jang paling terbelakangpun kedalam politik (suatu tanda daripada setiap revolusi jang sesungguhnja jalah kenaikan jang tjepat, sepuluh kali, dan malahan seratus kali, dalam djumlah wakil² massa pekerdja dan massa tertindas jang selama ini bersikap masabodoh jang sanggup melakukan perdjuangan politik), melemahkan pemerintah dan memungkinkan bagi kaum revolusioner untuk menggulingkannja dengan tjepat” (Lenin). Krisis Umum Kapitalisme: Lihat Krisis. Kritik (Dan Self-kritik) Tjara dan praktek jang demokratis dari Partai Komunis dalam memeriksa setjara objektif sukses² ,kesalahan², kemenangan² dan kegagalan, jaitu pekerdjaan Partai keseluruhannja, atau pekerdjaan alat²nja atau anggata²nja orang-seorang. Pada hakekatnja, kritik adalah satu segi daripada kerdjasama dengan mana organ² serta anggota² Partai memadjukan tudjuan kaum buruh; oleh karena itu, ia adalah konstruktif. Tjiri²nja jang chusus jalah hak untuk mengkritik, semangat persaudaraan dari kritik Komunis, efektivitetnja karena kesanggupan kaum Komunis jang diperoleh dengan aktivitet politik dan studi, dan peladjaran² jang didapat dengan menganalisa kesalahan². Kritik Komunis adalah berlawanan dengan kritik dikalangan masjarakat burdjuis dan organisasi² burdjuis, jang berasal dari persaingan kapitalisme jang mematikan, jang tidak berdjiwa kerdjasama, dan oleh karena itu samasekali, atau hampir samasekali, mendjadi subjektif dan destruktif. Self-Kritik: Analisa politik tentang suatu kesalahan Partai dalam keseluruhannja, atau organ atau anggota Partai jang bertanggungdjawab atas kesalahan itu. Self-kritik memperlihatkan apakah ada sikap Komunis jang tepat Edi cahyono’s experiencE - 46 - terhadap kesalahan, dan apakah telah ditarik peladjaran² jang perlu. “Sikap suatu partai politik terhadap kesalahan²nja sendiri adalah salah satu tjara jang paling penting dan paling tepertjaja untuk mengukur kesungguhan partai itu, dan bagaimana dalam prakteknja ia memenuhi kewadjiban²nja terhadap klasnja dan massa pekerdja” (Lenin). Kulak Di Rusia, kaum tani kaja jang perbuatannja jang memeras dan mentjatut harus dilawan oleh negara Sovjet baru dengan melakukan perdjuangan jang lama dan sulit. Kaum kulak adalah kaum “penghisap dan tukang-tjatut jang mempergunakan kelebihan gandumnja untuk memperkaja diri atas kerugian bagian² daerah Rusia jang bukan daerah pertanian dan jang kelaparan” (Lenin). Kemenangan Plan Lima Tahun jang pertama (1932 ) menjaksikan likwidasi kaum kulak sebagai klas. Kuomintang Partai pemerintah Tiongkok jang mewakili kepentingankepentingan burdjuasi besar dan tuantanah² besar. Dibentuk dalam tahun 1912 dengan berfusinja Partai Nasional Dr Sun Jat-sen dengan golongan² lainnja. Kuomintang melakukan peranan progresif tertentu, dan memang berdiri dibarisan paling depan dalam revolusi anti-imperialis pada tahun 1925-1927. Tetapi perkembangan gerakan² kaum buruh dan kaum tani mentjemaskan klas² hartawan di Tiongkok. Dalam tahun 1927 Kuomintang mengchianati tudjuan Rakjat, dan langsung menjeberang untuk mengabdikan diri pada imperialisme. Tindakan²nja sedjak itu jalah penindasan atas Rakjat, bersekutu dengan kaum penjerbu Djepang dimasa “kampanje² pembasmian” (1928-1937) jang dilakukan oleh Tjiang Kai-sjek terhadap kaum Komunis, dan ketidakmampuan, korupsi dan pengchianatan selama masa perdjuangan militer melawan Djepang (1937-’45) ketika kaum Kuomintang terpaksa bersatu dengan kaum Komunis. Kwantitet mendjadi Kwalitet (perubahan dari) Lihat Dialektika. Edi cahyono’s experiencE - 47 - L Laba Salahsatu dari tiga bentuk jang pokok dari pemilikan kapitalis atas nilai-lebih, bentuk jang dua lainnja jalah sewa dan renten; ia adalah bagian jang dimiliki oleh kaum kapitalis industri dan kaum kapitalis dagang. Djika kapitalis industri mempunjai tanah tempat dia mendjalankan perusahaannja, dan bisa melakukan produksi tanpa memindjamkan uang, maka dia akan mengantongi seluruh nilailebih (tapi hal seperti ini djarang sekali terdjadi dalam kapitalisme). Dengan demikian dalam kapitalisme sumber laba adalah nilailebih itu djuga, tapi jang kelihatannja berasal bukan dari kapital berubah (pembelian tenaga-kerdja), tetapi dari kapital seluruhnja. Hal ini menjembunjikan penghisapan; ini berarti bahwa mesin² itu dengan sendirinja, dan tanah djuga, mentjiptakan nilai. “Djadi, hukum umum apakah jang menentukan naik dan turunnja upah dan laba dalam hubungannja satusamalain? Upah dan laba berada dalam perbandingan jang berlawanan satusamalain. Bagian kapital (laba) naik menurut perbandingan jang sama dengan turunnja bagian kerdja (upah), dan sebaliknja. Laba naik sebanjak turunnja upah; ia turun sebanjak naiknja upah” (Marx). Leninisme “Leninisme adalah Marxisme dalam zaman imperialisme dan zaman revolusi proletar. Atau, lebih tepat lagi, Leninisme adalah teori dan taktik revolusi proletar pada umumnja, teori dan taktik diktatur proletar pada chususnja” (Stalin). (Lihat Marxisme). Liberalisme Aliran dalam kehidupan politik disuatu negeri tertentu ketika kapitalisme sedang berkembang, dan kaum kapitalis bisa – lebih tepat lagi, pada pendapat mereka berguna dilapangan ekonomi - bersikap liberal dan demokratis (misalnja, hak pilih jang diperluas di Inggris pada abad jang lalu). Liberalisme merosot dengan timbulnja krisis didalam kapitalisme. Marx kerapkali mengkritik “badjingan² liberal dan andjing² kaum Edi cahyono’s experiencE - 48 - demokrat” karena pengchianatan mereka jang terus²an terhadap gerakan² jang sungguh² liberal dan progresif. (Lihat Demokrasi). Likwidasionisme Politik oportunis jang menudju likwidasi Partai, dan dengan itu pula Revolusi Sosialis. Djuga, andjuran setjara terang²an untuk melikwidasi Partai dengan alasan bahwa adanja partai menurut sedjarah tidak lagi diperlukan untuk perkembangan lebih djauh daripada Gerakan Buruh, umpamanja kaum Mensjewik, jang disokong oleh Trotski, dimasa sesudah kalahnja revolusi tahun 1905. (Lihat Penjelewengan, Oportunisme, Revisionisme). Lompen - Proletariat Kaum proletar jang dipelihara oleh Negara atau badan amal partikulir, pendjahat² dan orang² lain mendjadi hina karena satu atau lain hal akibat keadaan² masjarakat kapitalis (tapi tidak satupun diantara jang disebut dimuka boleh dikelirukan dengan kaum buruh jang menganggur). Tentang kaum lompen-proletar ada dimuat didalam Manifes Partai Komunis pada bagian jang berikut: “‘Klas jang berbahaja’, sampah masjarakat, massa bobrok jang pasif jang dilemparkan oleh lapisan² jang paling bawah didalam masjarakat lama, jang disana-sini bisa terseret kedalam gerakan oleh revolusi proletar; tetapi keadaan² hidupnja lebih djauh mempersiapkannja untuk melakukan peranan sebagai alat jang disuap untuk intrig reaksioner”. M Marxisme (Marxisme-Leninisme) Teori dan praktek gerakan klas buruh revolusioner. Teori jang pokok atau pandangan dunia proletariat jang dikemukakan oleh Marx dan Engels, dan lebih djauh di kembangkan oleh Lenin dan Stalin. (Lihat Leninisme). “Marxisme adalah sistim daripada pandangan² dan adjaran² Marx. Marx adalah zeni jang meneruskan dan menjempurnakan ketiga aliran ideologi jang pokok pada abad ke-19 jang masing² diwakili oleh tiga negeri jang paling madju dari umatmanusia jaitu: filsafat Edi cahyono’s experiencE - 49 - klasik Djerman, ekonomi politik klasik Inggeris dan Sosialisme Perantjis jang dirangkaikan dengan adjaran revolusioner Perantjis” .…. “Hal jang pokok dalam adjaran Marx jalah pendjelasan tentang peranan sedjarah jang meliputi seluruh dunia daripada proletariat sebagai pembina masjarakat Sosialis” (Lenin). Materialisme Filsafat jang menjatakan bahwa dunia ada dengan tidak bergantung kepada kesedaran, sensasi atau pengalaman …… “materi adalah kenjataan jang objektif jang diberikan kepada kita dalam sensasi …… Materi, alam – jang djasmaniah – adalah primer; dan djiwa, kesadaran, sensasi – kedjiwaan – adalah sekunder” (Lenin). Tjatatan: Perlu ditekankan bahwa materi, dunia lahir, bendadalam- dirinja-sendiri, jang diberikan dalam sensasi, tidaklah bergantung kepada sensasi, jaitu, materi itu tidak bergantung kepada manusia dan pengalaman manusia. “Adjaran tentang tidak bergantungnja dunia luar pada kesedaran (sensasi, pengalaman) adalah dalil pokok daripada materialisme” (Lenin). (Lihat Dialektika, Epistemologi, Objektif, Kebenaran). “Soal hubungan antara fikiran dan keadaan, hubungan antara djiwa dan alam, adalah soal jang utama dari seluruh filsafat…. Djawaban² jang diberikan oleh ahlifilsafat² atas soal ini membagi mereka mendjadi dua kubu jang besar. Mereka jang menjatakan bahwa djiwa lebih utama daripada alam, dan oleh karena itu, pada achirnja menerima pentjiptaan dunia dalam satu bentuk atau lainnja…. termasuk dalam kubu idealisme. Jang lainnja lagi jang menganggap alam sebagai primer, termasuk dalam berbagai aliran materialisme”.”Hegel adalah seorang idealis – jaitu, bahwa bagi Hegel fikiran² jang ada didalam otaknja bukanlah gambaran² jang kurang atau lebih abstrak dari benda jang njata, tapi sebaliknja, benda² serta perkembangannja baginja hanjalah gambaran², jang diwudjudkan, dari ‘fikiran’ jang sudah ada, disesuatu tempat, sebelum ada dunia”. (Engels). Tjatatan: Materialisme filsafat tidak boleh dikelirukan dengan materialisme dalam arti etika. “Perkataan materialisme diartikan oleh kaum filistin dengan kerakusan, kemabukan, nafsu mata, nafsu berahi, kesombongan, ketamakan, Edi cahyono’s experiencE - 50 - kebachilan, kepelitan, pengedjaran untung dan penipuan dalam bursa – pendeknja, semua kedjahatan jang mendjidjikkan dalam mana dia sendiri dengan diam² memuaskan dirinja” (Engels). Materialisme Dialektik Pandangan dunia Partai Marxis-Leninis. Ia dinamakan materialisme dialektik sebab tjaranja memetjahkan gedjala² alam, tjaranja mempeladjari dan memahamkannja adalah dialektik, sedang interpretasinja mengenai gedjala² alam pengertiannja tentang gedjala² ini, adalah materialis” (Sedjarah PKUS). (Lihat Dialektika, Materialisme). Materialisme Histori Lihat Pengertian Materialis tentang Sedjarah. Mekanisme Materialisme dalam filsafat, tapi materialisme jang menerangkan perkembangan hanja dalam arti penambahan sederhana, pengurangan dan pengulangan, dan gerak hanja sebagai akibat daripada bentrokan kekuatan² luar; karena itu, suatu materialisme anti-dialektik. (Lihat Dialektika). Mekanisme dalam filsafat berkembang dalam abad ke-17 dan ke- 18 ber-sama² dengan, dan mentjerminkan perkembangan ilmu² alam; ke-dua²nja mentjerminkan pandangan dunia dari burdjuasi revolusioner pada waktu itu dalam perdjuangan mereka menentang badan-badan dan fikiran² feodal. Mekanika merupakan suatu sukses istimewa daripada tingkat pertama ilmu modern. “Dipakainja setjara mutlak norm² mekanika terhadap proses-proses jang bersifat kimia dan organik–dalam proses mana, memang betul, berlaku djuga hukum-hukum mekanika, tetapi didesak kebelakang oleh hukum-hukum lain dan hukum-hukum jang lebih tinggi– merupakan pembatasan jang chusus tapi jang pada waktu itu tak dapat dihindarkan daripada materialisme klasik Perantjis. Pembatasan chusus jang kedua daripada materialisme ini terletak dalam hal ketidakmampuannja memahamkan alam semesta sebagai suatu proses–sebagai materi jang berkembang dalam suatu proses sedjarah. Ini adalah sesuai dengan tingkat ilmu² alam pada masa Edi cahyono’s experiencE - 51 - itu, dan sesuai dengan tjara berfilsafat jang metafisik, jaitu jang anti-dialektik, mengenai ilmu² alam”. ( Engels) . Mensjewik Partai reformis di Rusia Tsar. Kaum Mensjewik dan kaum Bolsjewik, ber-sama² dengan grup² jang lebih ketjil, merupakan Partai Buruh Sosial-Demokratis Rusia. Dalam tahun 1912 kaum Mensjewik dikeluarkan oleh kaum Bolsjewik; mereka mendjadi sangat anti- Sovjet sesudah Revolusi Oktober. Istilah ini djuga dipakai untuk menamakan partai² sematjam itu di-negeri² lain. (Lihat Oportunisme, Sosial Demokrasi). Metafisika Dalam filsafat, tjara jang anti-dialektik dalam mempeladjari gedjala alam, dengan tjara ini “benda serta gambarannja dalam otak, jaitu fikiran, dipisahkan, dipandang sendiri² dan terpisah satusamalain, adalah bahan penjelidikan jang tetap, tegar, dan diberikan sekali sadja dan berlaku untuk se-lama²nja” (Engels). (Lihat Dialektika). Istilah metafisika pertama kali dipakai, kira² tahun 70 SM, untuk tulisan² filsafat Aristotles (384-322 SM) mengenai “materi² diatas atau diluar ilmualam”, jaitu tidak bisa diselidiki dengan ilmu. (Lihat Idealisme, Fideisme). Monopoli Gabungan daripada kaum kapitalis jang menguasai sebagian besar, kadang² malahan seluruh, produksi barangdagangan tertentu. Kapitalisme monopoli adalah zaman kekuasaan monopoli² jang mentjerminkan kemenangan produksi setjara besar²an dan konsentrasi serta sentralisasi kapital. Masa sepuluh tahun antara th. 1860-1870 memperlihatkan “tingkat tertinggi, puntjak daripada perkembangan persaingan merdeka; monopoli berada dalam tingkatan jang hampir tak kelihatan, tingkat embrio” (Lenin); pada tahun 1914 monopoli telah mendjadi dasar daripada seluruh kehidupan ekonomi diseluruh dunia kapitalis. Tetapi terbentuknja dan berkembangnja monopoli² tidak melenjapkan persaingan diantara kaum kapitalis, “Monopoli, jang telah timbul dari persaingan merdeka, tidak melenjapkan Edi cahyono’s experiencE - 52 - persaingan merdeka, tetapi hidup berdampingan dengan persaingan merdeka itu dan sepertinja berkisar disekitarnja, dan akibatnja menimbulkan beberapa pertentangan jang sangat tadjam, pergeseran dan bentrokan”. “Digantikannja persaingan merdeka oleh monopoli merupakan tjiri jang pokok, inti daripada lmperialisme” (Lenin). Bentuk² Monopoli: Kartel: Suatu persetudjuan diantara beberapa perusahaan jang terutama meliputi harga menurut mana barangdagangan mereka didjual. Dalam hal² lain masing² perusahaan tetap berdiri sendiri. Sindikat: Hubungan jang lebih rapat daripada dalam kartel diantara perusahaan², sebab perusahaan² itu kehilangan kebebasannja dilapangan perdagangan; pendjualan, dan kadang² pembelian bahan² mentah, dilakukan oleh sindikat. Trust: Peleburan berbagai perusahaan jang pemiliknja mendjadi pesero² dalam trust itu jang sekarang mendjadi satu perusahaan dengan satu direksi. Kombinasi (kongsi): Suatu “fusi daripada perusahaan² perseorangan jang bagaimanapun djuga mempunjai hubungan dalam proses produksi misalnja, fabrik metallurgi berfusi dengan perusahaan tambang batubara jang menjediakan batubara dan kokas untuk fabrik metallurgi itu” (Leontiev). Fusi dari kedua perusahaan ini dengan perusahaan industri ketiga jang ada hubungannja, umpamanja sadja, fabrik pembikinan mesin, disebut “kombinasi vertikal”. Korporasi: Kombinasi raksasa dari monopoli² dan perusahaan² perseorangan jang meliputi matjam produksi jang sangat beraneka-warna, jaitu jang tidak mempunjai hubungan, (tambang² batubara, fabrik² tekstil, pelajaran, suratkabar², obat, dll). Perkembangan dari perusahaan bentuk perseroan dan turut sertanja dengan aktif serta tjampur-tangannja bank² dalam menjelenggarakan hubungan-hubungan finansiil untuk menggabungkan seluruh golongan² perusahaan sematjam itu. (Lihat Kapital-Finans). Edi cahyono’s experiencE - 53 - N Nasion (Bangsa) “Kesatuan jang stabil dan berkembang menurut sedjarah daripada bahasa, daerah, kehidupan ekonomi dan susunan psychologi jang menampakkan diri dalam kesatuan kebudajaan” (Stalin). Nasion² modern adalah hasil daripada zaman kebangkitan kapitalisme. “Orang² Inggris, Perantjis, Djerman dan Italia mendjadi nasion² selama kemadjuan jang djaja daripada kapitalisme dan kemenangannja atas perpetjahan feodal” (Resolusi Partai Komunis Rusia, 1921). Seperti halnja dengan setiap gedjala sedjarah lainnja, suatu nasion “tunduk kepada hukum perubahan, ia mempunjai sedjarahnja, mempunjai awal dan achirnja” (Stalin). Nasionalisasi Dalam kapitalisme, pengawasan atas suatu industri atau industri² oleh pemerintah untuk kepentingan klas kapitalis; pemegang² saham dan surat obligasi mendapat djaminan atas penanaman kapital mereka dan pembajaran keuntungannja. Ini djangan dikelirukan dengan milik negara di Uni Sovjet. (Lihat Kapitalisme Negara, Sosialisme). Tjatatan: Dalam keadaan tertentu nasionalisasi atas industri² bisa diperlukan untuk kemadjuan lebih djauh daripada Gerakan Buruh, misalnja, tuntutan Lenin sebelum Revolusi Oktober, dan tuntutan² untuk nasionalisasi serupa itu jang diadjukan dan diterima di perbagai negeri sesudah kalahnja negara² As. Nasionalisme Politik kaum kapitalis dilapangan hubungan antara Negara nasional mereka sendiri dengan Negara² lainnja, dan terhadap bangsa² jang tergantung, jaitu bangsa² jang tidak berdaulat. Nasionalisme burdjuis, dengan “gambarannja jang menjedihkan perihal permusuhan nasional, perbedaan, penindasan, pertikaian, peperangan dan kekedjaman imperialis pada pihak nasion² dari negeri² jang beradab, baik terhadap satusamalainnja maupun terhadap bangsa² jang tidak berdaulat” (Stalin), adalah lawan jang langsung daripada internasionalisme proletar. Dalam sedjarah kapitalisme, nasionalisme burdjuis adalah alat jang Edi cahyono’s experiencE - 54 - paling disukai didalam tangan klas² penghisap, baik dari nasion² penindas maupun nasion² jang tertindas, untuk memasukkan ideologi burdjuis kedalam Gerakan Buruh. Tjontoh²nja: (1) Pada masa jang lampau tuntutan terhadap “otonomi kebudajaan nasional” dikalangan orang² Irlandia, orang² Tjeko dimasa keradjaan Austria-Hongaria, orang² Jahudi di Rusia Tsar; dan pada masa achir² ini tuntutan Liga Islam India akan Pakistan, jaitu mengenai pembentukan satu negara didalam wilajah India jang meliputi seluruh orang Islam dengan tidak mengindahkan faktor geografi, dan faktor² lainnja; “otonomi” sematjam itu berarti berkuasanja dikalangan kaum pekerdja kebudajaan, dan karena itu pada dasarnja kepentingan², burdjuasi mereka “sendiri”. (2) Di Australia, politik “Australia Putih” dan purbasangka terhadap orang² Italia, Junani, dll. Negara “Negara adalah kekuasaan istimewa dari penindasan” (Engels). Aparat kekuasaan Negara (tentara, polisi, pengadilan dll) didalam tangan satu klas untuk menindas klas atau klas² lainnja. Didalam kapitalisme, alat kekuasaan negara itu berada didalam tangan kaum kapitalis besar, bankir², dsb, untuk menindas kaum buruh industri dan seluruh kaum pekerdja; di Uni Sovjet kaum buruh menguasai Negara untuk kepentingan mereka sendiri. “Dua fungsi pokok mengkarakterisasi aktivitet Negara: dalamnegeri (fungsi jang utama), mengekang golongan terbesar jang terhisap; luarnegeri (bukan fungsi jang utama) meluaskan daerah klasnja, klas jang berkuasa, atas kerugian wilajah Negara² lain, atau mempertahankan wilajah Negaranja sendiri terhadap serangan Negara² lain. Demikianlah halnja dalam masjarakat perbudakan dan dalam feodalisme. Demikian pulalah halnja dalam kapitalisme” (Stalin). Dalam Sosialisme Negara “melenjap”: di Rusia Sosialis, sebegitu djauh golongan ketjil bekas penghisaplenjap sebegitu djauh pulalah alat Negara jang untuk mengekang atau menindas mereka “melenjap”. Tetapi mengenai fungsi jang kedua dari kekuasaan Negara, jaitu mempertahankan wilajah Sovjet terhadap agresi, kekuasaan Negara harus senantiasa diperkuat. “Apakah Negara kita akan tetap ada didalam masa Komunisme djuga ? Ja, Negara kita akan tetap ada, djika pengepungan kapitalis belum dilenjapkan Edi cahyono’s experiencE - 55 - dan djika bahaja serangan militer asing belum lenjap. Tentu sadja, dengan sendirinja Negara kita akan berubah pula sesuai dengan perubahan dalam situasi di dalam dan di luar negeri” (Stalin). “Karena itu, sedjak dulukala Negara tidak selamanja ada. Pernah ada masjarakat jang berdjalan tanpa negara, jang tidak mempunjai pengertian tentang Negara atau kekuasaan Negara….. Masjarakat jang mengorganisasi kembali produksi atas dasar persekutuan jang bebas dan persamaan dari kaum produsen akan menaruh seluruh alat Negara ditempat dimana ia seharusnja ada - di museum barang² kuno, disamping djentera dan kapak perunggu” (Engels). “Negara Korporatif” Pengertian fasis tentang masjarakat, jang dilaksanakan sungguh² di Italia dimasa pemerintahan Mussolini; djuga diandjurkan oleh klerikalisme. Tjita²nja jang pokok jalah mengorganisasi ekonomi nasional melalui korporasi² jang meliputi berbagai industri, pimpinannja terdiri dari wakil² kaum madjikan, pemerintah dan emploje–dengan perkataan lain menghantjurkan serikatburuh² dan semua organisasi klas buruh lainnja jang berdiri sendiri; bedanja dengan “Front Buruh” Nazi hanja dalam hal² bukan-pokok. “Kita telah menundjukkan bagaimana kemakmuran jang sehat dipulihkan menurut prinsip² jang sedjati daripada sistim korporatif jang sehat jang mendjundjung bentuk masjarakat jang berdjendjang jang lajak” (Surat Edaran Paus, “Divini Redemptoris”, 1937). Negara Langganan: Lihat Tanahdjadjahan. Negasi Daripada Negasi: Lihat Dialektika. Nilai Kerdja jang diperlukan oleh masjarakat jang terdjelma didalam barangdagangan. “Nilai-pakai barangdagangan berbeda begitu djauh sehingga nilai-pakai² itu tidak bisa dibandingkan setjara kwantitatif. Umpamanja, apakah jang sama dalam nilai-pakai besi kasar dan daging-panggang? Maka itu, kita harus mentjari nilai rahasia, bukan dalam nilai-pakai, tapi dalam sesuatu lainnja. Marx mengatakan: ‘Djika kita menjampingkan nilaipakai barangdagangan, maka pada barangdagangan² itu akan tinggal satu sifat jang sama, jaitu mereka adalah hasil kerdja’” (Leontiev). Edi cahyono’s experiencE - 56 - Nilai diukur (atau besarnja nilai ditentukan) oleh djumlah djamkerdja jang terkandung (atau terpadu, terdjelma) dalam barangdagangan itu. “Apakah ini berarti bahwa lebih malas dan lebih bodoh pekerdja itu, akan lebih besar pula nilai barangdagangannja? Sudah tentu tidak. Kalau kita mengatakan bahwa nilai dari suatu barangdagangan ditentukan oleh djumlah kerdja jang dipergunakan dalam memproduksinja, atau kerdja jang terwudjud didalamnja, maka kita maksudkan waktu kerdja jang dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu barang dalam keadaan² produksi jang normal dan dengan tingkat rata² ketjakapan dan kegiatan jang berlaku pada waktu itu” (Marx). Nilai-Lebih Perbedaan diantara nilai tenaga kerdja, jang diterima oleh buruh dalam bentuk upah, dengan nilai jang ditjiptakan olehnja dalam proses produksi. Perbedaan ini mendjadi kepunjaan sikapitalis. Penghisapan berarti dimilikinja nilai-lebih jang ditjiptakan oleh kaum buruh ini oleh kaum kapitalis. “Kapitalis jang menghasilkan nilai-lebih, jaitu jang memeras tenaga kerdja jang tidak dibajar langsung dari kaum buruh dan menambahkannja pada barangdagangan, sudah tentu merupakan pemilik jang pertama tapi se-kali² bukan pemilik jang terachir daripada nilai-lebih ini. Dia harus membaginja dengan kapitalis², dengan tuantanah², dll, jang melakukan fungsi² lainnja dalam lingkungan produksi sosial” (Marx). Nilai-lebih adalah sumber penghasilan bagi klas kapitalis–keuntungan bagi kaum kapitalis industri (dan pedagang), sewa bagi tuantanah, dan renten bagi pemilik kapital-uang (bankir², pemegang² surat obligasi, dll). Nilai-Pakai Sesuatu jang memenuhi kebutuhan manusia. (Lihat Barangdagangan). Nilai-Tukar “Nilai suatu barangdagangan jang dinjatakan dalam perbandingan dengan nilai barangdagangan lainnja”. (Leontiev). Bentuk luar atau jang berwudjud, dari nilai, “bentuk satu²nja dimana nilai barangdagangan bisa memperlihatkan diri atau bisa dinjatakan” Edi cahyono’s experiencE - 57 - (Marx). “Nilai-tukar (atau nilai sadja) per-tama² memperlihatkan diri sebagai perbandingan, perimbangan, jang didalamnja sedjumlah nilai-pakai tertentu dari satu matjam ditukar dengan sedjumlah nilai-pakai tertentu dari matjam lain” (Lenin). O Objektif Sesuatu jang adanja tidak bergantung kepada kesedaran manusia, jaitu dunia dan semua “benda jang bisa difahamkan, tapi jang tidak tergantung pada pengertian” (Lenin). “,Bucharin (dalam bukunja, ‘Ilmu ekonomi pada Masa Peralihan’) membitjarakan tentang ‘memandang’ elemen² tertentu dalam kemadjuan produktif dari ‘sudut’ chusus, dari sudut mana elemen² ini ‘setjara teori menarik perhatian’. Komentar Lenin dipinggir halaman berbunji: ‘Pernjataan² jang salah. Solesisme. Subjektivisme. Soalnja bukan terletak siapa jang ‘memandang’, bagi siapa ia ‘menarik’, tapi dalam hal ia tidak tergantung pada kesedaran manusia” (Buku Peladjaran Filsafat Marxis). (Lihat Materialisme). Subjektif adalah mengenai persepsi, ide², pengetahuan manusia – jang mentjerminkan dunia luar, dunia objektif. “Hasil daripada tindakan² kita itu membuktikan persesuaian antara persepsi kita dengan kebenaran objektif jang bisa difahamkan dari benda²” (Engels); misalnja, pengertian bahwa air bisa dibikin dengan mentjampurkan zat asam dengan zat air adalah subjektif; tapi bahwa ia sesungguhnja mentjerminkan kenjataan objektif dibuktikan dengan sintese jang njata dari air dari elemen² ini. “Subjektivitet jang sesungguhnja merobohkan pemisah antara fikiran dengan benda, dan terang bahwa ia adalah satu hal jang sama dengan praktek. Dunia objektif (kebenaran objektif ) melalui praktek ditjerminkan dalam pengetahuan dan tidak lagi merupakan dunia jang asing jang terpisah dari pengetahuan manusia” (Buku peladjaran Filsafat Marxis). Tjontoh tentang suatu pandangan jang subjektif, jaitu jang palsu, tentang masjarakat: bahwa peperangan tidaklah disebabkan oleh keadaan² objektif daripada masjarakat kapitalis, tapi oleh “watak suka berkelahi jang terkandung didalam kodrat manusia”. Edi cahyono’s experiencE - 58 - Tjatatan: Istilah² itu djuga dipergunakan sebagai berikut: Orang jang “berfikir setjara objektif ” adalah orang jang menganalisa semua faktor² daripada sesuatu masaalah tertentu lepas dari prasangka perseorangan; “berfikir setjara subjektif ” atau ,bersikap subjektif ” menundjukkan bahwa prasangka² perseorangan berkuasa sebagian² atau sepenuhnja dan mengabaikan kenjataan objektif. Oportunisme “Mengorbankan kepentingan² pokok klas buruh untuk beberapa keuntungan sementara” (seperti menghindari perdjuangan jang perlu karena terdapat kesukaran didalamnja); dan “menjesuaikan Gerakan Buruh dengan kepentingan² burdjuasi” (Lenin). Dasar ekonomi daripada oportunisme adalah penghisapan imperialis atas tanahdjadjahan²; sebagian dari keuntungan jang luar biasa besarnja itu dipergunakan untuk menjuap sebagian ketjil kaum buruh - “kaum buruh ningrat”. Partai Komunis mendjadi kuat dengan membersihkan barisannja dari anasir² oportunis, dari “lapisan kaum buruh ningrat” ini atau dari kaum buruh jang telah mendjadi burdjuis, jang telah mendjadi sangat bersifat burdjuis-ketjil dalam tjara hidupnja, dalam pentjarian nafkahnja dan dalam pandangannja…. mereka adalah agen² jang sesungguhnja daripada burdjuasi didalam Gerakan Buruh, letnan buruh dari klas kapitalis, saluran² daripada reformisme dan sovinisme” (Lenin). Agen² sematjam itu didalam Partai memasukkan “elemen ragu² dan oportunisme, perpetjahan dan ketiadaan kepertjajaan pada diri sendiri” (Stalin). Tjatatan: Oportunisme kadang² diberikan definisi jang salah sebagai hanja “careerisme”, jaitu korupsi perseorangan. Tetapi tak usah dikatakan lagi bahwa anggota² sematjam itu dengan sendirinja dipetjat. Soal jang sebenarnja jalah perdjuangan menentang korupsi politik, jaitu menentang penjelewengan jang bagaimanapun ketjilnja dari prinsip² Marxis-Leninis. Misalnja sadja anggota itu sendiri bersifat tulus, tetapi dalam politik oportunis; maka…. “tidak ada maaf jang harus diberikan dalam melakukan perdjuangan terhadap elemen² sematjam itu, dan…… dengan tidak sajang² mengeluarkan mereka dari Partai, inilah sjarat pertama untuk sukses perdjuangan melawan imperialisme” (Stalin). Edi cahyono’s experiencE - 59 - P Pakistan: Lihat Nasionalisme. Partai Komunis Partai proletariat; Partai Revolusi Proletar. Bentuk organisasi klas buruh jang tertinggi. Ia adalah Partai pelopor jang memimpin dan menuntun perdjuangan² proletariat dan semua kaum pekerdja untuk mentjapai keadaan² jang lebih baik dan achirnja untuk mentjapai Sosialisme. Ia adalah Partai politik kaum buruh sendiri jang bertentangan dengan semua partai lama jang didirikan oleh dan/atau mengabdi klas² berpunja. Anggota²nja terdiri dari kaum buruh jang paling ichlas, militan, berani (dan djuga dari klas² serta golongan² lainnja didalam masjarakat) jang mengakui Partai Komunis sebagai kekuatan satu²nja jang bisa mengorganisasi dan memimpin massa pekerdja kearah kebebasan, “Partai harus menarik semua elemen² jang terbaik daripada klas buruh, pengalaman mereka, djiwa revolusioner mereka, dan kebaktian mereka jang tak terhingga kepada proletariat” (Stalin). Sjarat² keanggotaan: 1. Menjetudjui program; 2. Membajar iuran; 3. Melakukan aktivitet. Semua organisasi Partai dibentuk menurut prinsip sentralisme demokratis. (Lihat Internasionale). “Hanjalah mereka jang beladjar dengan penuh perhatian, memikir dalam² dan dengan bebas memetjahkan masalah² serta nasib Partai, merekalah jang lajak disebut anggota Partai dan pendiri Partai kaum Buruh” ...... “(Komunis jang sedjati) tidak mesti mendjadi seorang sekretaris serikatburuh, tetapi harus mendjadi mimbar Rakjat, jang bisa mengadakan reaksi terhadap setiap manifestasi kelaliman dan penindasan, tidak peduli dimana terdjadinja, tidak peduli lapisan atau klas Rakjat mana jang terkena”. (Lenin). Pasar Penghubung diantara pemilik² barangdagangan untuk pertukaran barangdagangan mereka. Hanja dengan perketjualian jang sedikit Edi cahyono’s experiencE - 60 - sekali, semua barang (dan djasa) dalam kapitalisme muntjul sebagai barangdagangan. Tenaga-kerdja pun adalah suatu barangdagangan, jang untuk pendjualannja pemiliknja, jaitu pekerdja-upahan, harus mendapatkan pembeli, jaitu madjikan; maka itu kantor penempatan tenaga dari suatu fabrik adalah sama sadja dengan pasar, toko, bazar atau pusat perniagaan. (Karena harga pasar adalah sebagai pengatur produksi barangdagangan, lihat Harga). Pasar Dalamnegeri: “Pasar dalamnegeri timbul ketika produksi barangdagangan muntjul; ia ditjiptakan oleh perkembangan produksi barangdagangan; dan tingkat jang telah ditjapai oleh pembagian kerdja sosial menentukan tinggi perkembangannja…. Tingkat perkembangan dipasar dalamnegeri merupakan tingkat perkembangan kapitalisme didalamnegeri itu” (Lenin). Pasar Luarnegeri: “Kenjataan bahwa kapitalisme membutuhkan pasar diluarnegeri didjelaskan, bukan dengan tidak mungkinnja mendjual hasil dipasar dalamnegeri, tapi dengan kenjataan bahwa kapitalisme tidak bisa mengulangi proses produksi jang satu itu djuga dalam djumlah jang sama (sebagaimana halnja dalam sistim pra-kapitalis), dan bahwa ia tidak boleh tidak pasti menudju perkembangan produksi jang tidak terhingga jang melampaui batas² lama jang sempit daripada kesatuan² ekonomi jang lebih dulu” (Lenin). (Lihat Imperialisme). Pasifisme Sentimen perdamaian jang kerapkali menjatakan “permulaan daripada protes, kemarahan dan kesadaran akan sifat reaksioner daripada peperangan (imperialis)” (Lenin). Pasifisme selama Perang Dunia pertama dan dalam tahun² berikutnja tersebar luas, umpamanja “menolak melakukan wadjib militer karena tidak sesuai dengan katahatinja” dan djandji “saja tidak mau berperang”. Pasifisme, jang tidak bisa membedakan antara perang jang adil dan jang tidak adil, menolak satu²nja djaminan akan perdamaian – jaitu persatuan perdjuangan massa melawan imperialisme, dan menggantinja dengan dunia Sosialisme. “‘Boikot perang’ adalah kata² bodoh. Kaum Komunis harus ambil bagian dalam perang jang paling reaksioner sekalipun” (Lenin). Edi cahyono’s experiencE - 61 - Pekerdja-tangan Pekerdja industri dizaman pra-kapitalis jang memiliki alat² produksinja dan menghasilkan untuk pasar (Lihat Kerdja Upahan). Pelopor Tenaga memimpin dari klas buruh, jaitu Partai Komunis. “Seorang pelopor melakukan tugasnja sebagai pelopor hanja bila ia bisa memimpin massa madju. Tanpa persekutuan dengan orang² bukan-Komunis dilapangan aktivitet jang sangat beraneka-ragam itu, maka tidak akan bisa ada soal pekerdjaan Komunis jang konstruktif dan berhasil baik”. “Peranan pelopor bisa dipenuhi hanja oleh partai jang berpedoman kepada teori jang madju”. (Lenin). (Lihat Gerakan Buruh) Pemogokan Politik Dipergunakannja sendjata mogok untuk mentjapai tudjuan² jang bersifat politik, jaitu, tudjuan² jang lain dari tudjuan² ekonomi. Pemogokan Politik Massal Dipergunakannja oleh kaum buruh, seluruh kaum buruh atau sekurang ²nja bagian terbesar sekali dari mereka, sendjata mogok untuk perdjuangan politik menentang klas kapitalis dan Negara. Pemogokan politik massal hanjalah mungkin apabila suatu keadaan krisis nasional, jang melibat semua klas, sudah timbul atau sedang mendekat, dan apabila kaum buruh, dibawah pimpinan Partai Komunis, mengadakan serangan terhadap kapital dalam usaha mengachiri kekatjauan jang sudah tidak bisa dihindari oleh kekuasaan klas kapitalis. Industri dan alat² perhubungan berada dalam tjengkeraman Pemogokan politik massal; ia melumpuhkan klas kapitalis, Pemerintah dan aparat Negaranja, dan dibawah pengaruhnja jang kuat, menjeret kedalam perdjuangan lapisan kaum buruh jang paling terbelakangpun dan klas² tengah jang terbawah. (Lihat Krisis Revolusioner). Pendamai Didalam Partai, orang jang mengandjurkan keakuran, jaitu pemberian konsesi², dengan anggota² jang sudah terang² Edi cahyono’s experiencE - 62 - menundjukkan oposisi mereka kepada politik Partai. Damaiisme adalah berbahaja sekali karena, dengan alasan jang kelihatannja bagus jaitu “memelihara persatuan Partai”, memberikan kesempatan kepada kaum penjeleweng dan kaum oportunis untuk mempropagandakan pandangan² mereka jang anti-Marxis. Djuga, orang jang menghindari perdjuangan menentang pandangan² jang anti-Marxis dan mereka jang bertanggungdjawab alas adanja pandangan² anti-Marxis itu. Pengertian materialis tentang sedjarah (Materialisme Histori). Diperluasnja materialisme Marxis setjara konskwen sampai pada studi tentang kehidupan sosial, jang memandang tjara produksi sebagai dasar jang menentukan daripada sedjarah masjarakat dan sumber daripada politiknja, undang²nja, ide² sosialnja, seninja, dsb (“bangunan atas, jang bersifat ideologi”). “Bukanlah kesedaran manusia jang menentukan adanja, tapi sebaliknja, keadaan sosialnjalah jang menentukan kesedarannja” ( Marx). “Kita membuat sedjarah kita sendiri, tapi pertama² dalam sjarat² dan keadaan² jang sangat tertentu. Diantaranja sjarat² ekonomilah jang achirnja menentukan. Tetapi sjarat² politik, dsb, dan tentu sadja malahan tradisi² jang selalu mempengaruhi fikiran² manusia, djuga mempunjai peranan, sekalipun bukan peranan jang menentukan” (Engels). “Materialisme historilah jang per-tama² memungkinkan orang mempeladjari keadaan sosial daripada kehidupan massa dan perubahan² dalam keadaan² ini dengan kesaksamaan jang ilmiah” (Lenin). Penghisapan Pemerasan oleh kaum pemilik alat² produksi atas nilai-lebih, atau kerdja lebih, dari massa pekerdja. “Kapital tidak mentjiptakan kerdja lebih” (Marx); perbudakan dan feodalisme adalah djuga sistim² penghisapan. Penjelewengan Dalam Partai Komunis, “suatu ketjenderungan, suatu ketjondongan, jang belum dirumuskan, memang dan barangkali belum diinsjafi setjara sedar, tapi meskipun demikan merupakan suatu ketjenderungan dari pihak segolongan kaum Komunis untuk Edi cahyono’s experiencE - 63 - menjimpang dari garis revolusioner dari Marxisme kearah Sosial- Demokrasi” (Stalin). Penjelewengan Kanan (Oportunisme Kanan): Sikap mengetjilkan kekuatan kaum kapitalis, jaitu mengandjurkan didalam Partai politik, jang katanja Marxis tapi dalam kenjataannja sebenarnja “melunakkan” perdjuangan klas, memberikan konsesi² pokok kepada kapitalisme, menudju kearah menenggelamkan Partai, dan pada umumnja “memperbesar sjarat² jang diperlukan untuk mempertahankan kapitalisme” (Stalin). Tjontoh di Amerika Serikat: penjelewengan² Kanan kaum Browderis, mulai dalam tahun 1933, jang berachir dengan likwidasi Partai dalam tahun 1944. Di Uni Sovjet: Bertentangan dengan politik Partai untuk membangun Sosialisme dengan djalan industrialisasi setjara tjepat dan melikwidasi kaum kulak sebagai klas, kaum Penjeleweng Kanan (1928-1933) mengandjurkan dikuranginja ketjepatan industrialisasi dan didorongnja kaum kulak untuk memperkaja diri. Penjelewengan kiri (Sektarisme kiri): Penaksiran jang terlalu tinggi akan kekuatan kaum kapitalis, jaitu tidak adanja kepertjajaan kepada kesanggupan kaum buruh untuk melakukan perdjuangan jang berhasil baik menentang kapitalisme, jang akibatnja mendjadi tidak bisa mengorganisasi dan memimpin perdjuangan, dan karena itu “avonturisme….. dan lontjatan² ‘diluar-tenaga-manusia’ dilapangan politik” (Stalin). (Lihat Provokasi, Sektarisme). Penjelewengan Kanan: Lihat Penjelewengan. Penjelewengan Kiri: Lihat Penjelewengan. Perang Jang Adil dan Jang Tidak Adil Perang jang adil jalah perang jang dilakukan untuk kemerdekaan, ,untuk membela Rakjat dari serangan asing dan dari usaha² untuk memperbudak mereka, atau untuk membebaskan Rakjat dari perbudakan kapitalis, atau achirnja untuk membebaskan tanahdjadjahan ² dan negeri² dari belenggu imperialisme”. Perang jang tidak adil adalah “perang perebutan, jang dilakukan untuk merebut dan memperbudak negeri² serta nasion² asing” (Sedjarah PKUS). Edi cahyono’s experiencE - 64 - Perdjuangan Klas Perdjuangan antara kaum penindas dengan kaum tertindas, antara kaum pemilik alat² produksi dengan massa pekerdja jang tidak mempunjai sesuatu apapun ketjuali kapasitet mereka untuk bekerdja. Pada masa silam perdjuangan itu adalah antara kaum pemilik budak dengan budak²nja; kemudian antara tuan² feodal dengan hamba² dan klas kapitalis jang mulai timbul; kini antara kaum kapitalis dengan kaum pekerdja-upahan. Perdjuangan klas adalah “kekuatan pendorong jang langsung didalam sedjarah proletariat, terutama perdjuangan klas antara burdjuasi dengan proletariat, sebagai pengungkit jang kuat daripada perubahan sosial modern” ….. Setiap perdjuangan klas adalah perdjuangan politik” (Manifes Partai Komunis). (Lihat Kontradiksi). “Teori tentang perdjuangan klas tidaklah ditjiptakan oleh Marx, tetapi oleh burdjuasi sebelum Marx, dan pada umumnja ia bisa diterima oleh burdjuasi ...... Membatasi Marxisme hanja pada teori perdjuangan klas berarti membatasi Marxisme, memutarbalikannja ...... Seorang Marxis jalah seorang jang meluaskan pengakuan terhadap perdjuangan klas sampai pada pengakuan terhadap diktatur proletariat” (Lenin). Perhambaan: Lihat Feodalisme. Perlombaan Sosialis Di Uni Sovjet, perlombaan jang diorganisasi dikalangan Rakjat untuk memadjukan produksi, kebudajaan dan kesedjahteraan-sosial umumnja. Semakin banjak perseorang kaum buruh menghasilkan, semakin besar pulalah kebadjikannja bagi seluruh masjarakat. Dalam berlangsungnja setiap perlombaan, mereka jang berada didepan membantu, dengan petundjuk dan bentuk² bantuan lainnja, mereka jang ketinggalan. Di-negeri² kapitalis, perlombaan² Sosialis diorganisasi dikalangan Partai Komunis, mengenai soal² seperti memimpin kampanje² jang terbaik untuk perbaikan keadaan² kaum buruh, dan djuga mengadakan rapat jang terbanjak, menarik anggota Partai baru jang terbanjak, dll. Djiwa perlombaan disini adalah sama seperti di Uni Sovjet, den kemenangan² dari para pemenang memadjukan tudjuan Partai dan klas buruh dalam Edi cahyono’s experiencE - 65 - keseluruhannja. Pada hakekatnja ia adalah kolektivisme, atau kerdjasama. Bandingkanlah dengan perlombaan (“merdeka berusaha”), dalam kapitalisme, dengan sifat keborosannja, anarki, penderitaan bagi massa, djiwa membunuh, dll. Perkakas² Produksi: Lihat Produksi. Pertukaran Pendjualan dn pembelian barangdagangan dipasar. Petani Petani ketjil di-negeri² dimana masih berlaku hubungan produksi feodal, jang kedudukannja jang sekarang ini adalah akibat daripada masa feodal jang silam itu. Kehidupan petani ditjirikan dengan kemiskinan jang luarbiasa, dan keadaan² sosial serta kebudajaan jang masih terbelakang. Sebagian kaum tani sudah sedjak lama kehilangan tanah mereka; mereka adalah kaum proletar desa - “kaum tani tak bertanah” – jang bekerdja untuk orang lain. Banjak diantara mereka jang masih mempunjai beberapa djalur tanah masih dibebani dengan berbagai kewadjiban feodal kepada tuantanah besar. Apa jang tersebut diatas tidak berlaku bagi kaum tani jang sudah dibebaskan di Uni Soviet, ataupun kaum tani di Negara² demokrasi baru jang lahir di Eropa Timur sesudah Perang Rakjat melawan Fasisme, dan kaum tani di-daerah² Komunis di Tiongkok. ( Lihat Sosialisme). Politik Teori dan pandangan, dan praktek jang bersesuaian dengan itu, dari klas² untuk memadjukan kepentingan² ekonomi mereka; ,politik adalah pernjataan ekonomi jang terpusat”, jaitu perdjuangan klas. “Perdjuangan klas dengan klas adalah perdjuangan politik…. Klas pekerdja akan mengganti, dalam perkembangannja, masjarakat lama dengan pergaulan jang akan menutup kemungkinan timbulnja klas² dan pertentangannja, dan sebenarnja tidak akan ada kekuasaan politik lagi, karena kekuasaan politik sebenarnja adalah djustru diulangnja setjara resmi antagonisme didalam masjarakat sipil” (Marx). Bagi kaum Komunis, politik Marxisme revolusioner memberi pedoman dan menguasai semua Edi cahyono’s experiencE - 66 - pekerdjaan organisasi. “Dia (Lenin) biasanja membedakannja (praktek jang pitjik) dengan pekerdjaan revolusioner jang vital dan perlunja mempunjai perspektif revolusioner dalam semua aktivitet kita se-hari²” (Stalin). Politik “Australia Putih” Politik kaum imperialis Inggris dan Australia jang ditudjukan untuk membikin Australia suatu “benteng luarnegeri” dari Keradjaan Inggris, “wali” kekuasaan imperialis Inggris di Pasifik dengan membentuk penduduk atas dasar “ras Inggris”; maka itu, dan terutama, larangan masuk bagi orang² Asia sebagai imigran. Menurut asalnja, dalam teori dan praktek, politik “Australia Putih” menjatakan kepentingan² klas jang berkuasa, tetapi ada golongan² dari Gerakan Buruh jang telah turut serta dalam hal ini. Sajapkanan Buruh menjatukan diri sepenuhnja dengan kaum imperialis dalam hal ini, dan berusaha memasukkan ideologi imperialis kedalam barisan² kaum buruh dengan mempropagandakan “teori² ras” seperti teori Hitler, dan dengan kata² demagogi tentang “gerombolan² imigran Asia”, dll. (Lihat Sovinisme, Internasionalisme, Nasionalisme, “Teori Ras”). Politik Ekonomi Baru (PEB) Politik jang didjalankan di Sovjet Rusia dalam tahun 1921 jang memperkenankan hidupnja kembali kapitalisme sampai pada tingkat tertentu, umpamanja kemerdekaan berdagang; maksudnja jalah untuk membantu mengatasi kekatjauan ekonomi jang diakibatkan oleh Perang Dunia imperialis dan perdjuangan melawan intervensi asing. PEB terbatas lapangannja, bersifat sementara, dan samasekali mengabdi kepada politik pembangunan pemerintah Sovjet; ia segera lenjap dari gelanggang, diganti dengan industri Sosialis. “Tjuma setahun sesudah PEB didjalankan Lenin menerangkan didalam Kongres Partai ke-XI (1922) bahwa langkah mundur telah berachir, dan dia mengadjukan sembojan: ‘Bersiaplah untuk mengadakan serangan terhadap kapital perseorangan’”. (Sedjarah PKUS). Pragmatisme Suatu aliran dalam filsafat terutama terkenal di Amerika Serikat Edi cahyono’s experiencE - 67 - pada permulaan abad ini, dan chusus menjatakan kepentingan² imperialisme Amerika jang sedang naik. Pragmatisme rnenilai ide dari hasil²nja dalam praktek, umpamanja djuru bitjaranja jang pertama (C.S. Peirce) menerangkan: “Setiap kebenaran mempunja akibat dalam praktek, dan inilah udjian daripada kebenarannja”. Pragmatisme jalah “sikap mengabaikan hal², prinsip², ‘kategori²’ jang pertama, keharusan jang di-bikin², dan sikap melihat kepada hal², hasil², akibat², kenjataan² jang terachir”. (William James). (Lihat Eklektisisme). Dalam bukunja “Pragmatisme”, James memberikan rangkaian filsafat bagi sentimen keagamaan jang begitu sering menjelimuti politik imperialis Amerika: “Saja sendiri sungguh² tidak pertjaja, bahwa pengalaman kita manusia adalah bentuk pengalaman jang tertinggi jang ada didunia ini”. (Lihat Fideisme). Produksi Kerdja Sosial jang berlaku atas alam, dan jang mengubah bahan² jang disediakan oleh alam, guna memperoleh kebutuhan hidup jang diperlukan untuk hidupnja manusia dan perkembangan masjarakat. “Kerdja, djerih-pajah manusia, adalah suatu keharusan alam”. “Dalam produksi manusia tidak hanja bertindak atas alam tapi djuga terhadap satu samalain .... mereka memasuki pertalian² dan hubungan² tertentu satu sama lain, dan hanja dalam pertalian dan hubungan² sosial inilah terdjadinja tindakan mereka atas alam, produksi” (Marx). (Lihat Pengertian Materialis Tentang Sedjarah) . Tjara Produksi: Produksi nila² materiil oleh masjarakat dalam salahsatu dari berbagai zaman sedjarah, jang terdiri dari tenaga² produktif dan hubungan² produksi, misalnja, “tjara produksi kapitalis”. Perkakas Produksi: Mesin², perkakas, dll, untuk memproduksi bahan makanan, pakaian, bahan bakar, dan nilai² materiil lainnja jang perlu untuk hidup. Tenaga Produktif: Perkakas² produksi dan manusia jang menggunakannja – manusia dengan “pengalaman tertentu dilapangan produksi dan ketjakapan bekerdja tertentu”. Edi cahyono’s experiencE - 68 - “Tenaga produktif jang terbesar terdiri dari klas² pekerdja itu sendiri” (Leontiev). Hubungan produksi: Hubungan² tertentu jang ada dalam produksi diantara manusia, dan lebih chusus lagi, diantara klas²; dinjatakan menurut hukum, dan setjara mudah sebagai hubungan² milik. Hubungan² jang dimasuki oleh manusia untuk memproduksi nilai² materiil bisa merupakan “hubungan² kerdjasama dan saling membantu diantara manusia jang bebas dari penghisapan; bisa merupakan hubungan² penguasaan dan pengabdian; dan achirnja, bisa merupakan bentuk peralihan dari satu bentuk hubungan produksi ke bentuk hubungan produksi lainnja”…. “Dalam sedjarah dikenal lima bentuk hubungan produksi jang pokok : komune primitif, perbudakan, feodal, kapitalis dan Sosialis” (Sedjarah PKUS). Keperluan hidup: “Nilai² materiil–makanan, pakaian, kasut, rumah, bahan bakar, perkakas² produksi, dll – jang tak dapat ditiadakan untuk hidup dan perkembangan masjarakat” (Sedjarah PKUS). Alat² produksi: “Tanah, hutan, air, sumber² pelikan, bahan² mentah, perkakas² produksi, gedung² produksi (fabrik²), alat² pengangkutan dan perhubungan, dsb.” (Sedjarah PKUS). Dalam kapitalisme, alat² produksi dimiliki oleh kaum kapitalis; dalam Sosialisme, alat² produksi itu dimiliki oleh kaum pekerdja, jaitu masjarakat seluruhnja. Bahan² Konsumsi: “Hasil² kerdja manusia, jang dipergunakan untuk memenuhi setjara langsung kebutuhan-kebutuhan manusia, kebutuhan² pribadi akan makanan, pakaian, tempat bernaung, dsb.” (Leontiev). (Beberapa barangdagangan berlaku baik sebagai bahan² konsumsi maupun sebagai alat² produksi, misalnja, batubara, jang dipergunakan didapur dirumah ² dan djuga diindustri untuk membikin uap dan tenaga listrik). Reproduksi: Dalam ilmu ekonomi, pembaruan dan pengulangan proses produksi, baik proses produksi bahan² komsumsi maupun alat² produksi. “Maka itu kalau dipandang Edi cahyono’s experiencE - 69 - sebagai suatu keseluruhan jang bertalian, dan sebagai arus pembaruan jang tiada berkeputusan, maka setiap proses produksi sosial bersamaan dengan itu adalah djuga suatu proses reproduksi” (Marx) ; dan dalam setiap proses reproduksi didalam kapitalisme, direproduksi djuga hubungan² produksi dan kontradiksi² jang terkandung didalam kapitalisme. Proletariat Lihat Klas. Propaganda Pengemukaan banjak fikiran jang menerangkan satu masalah jang chusus, berbeda dengan agitasi jang menerangkan dan membangkitkan aksi politik atas dasar satu kedjadian atau keadaan jang sudah umum diketahui. “Seorang propagandis jang membitjarakan, misalnja sadja, soal pengangguran, harus menerangkan tentang sifat kapitalis dari krisis, sebab²nja mengapa krisis tidak bisa dihindarkan didalam masjarakat modern; harus melukiskan bagaimana masjarakat sekarang ini tidak boleh tidak pasti berubah mendjadi masjarakat Sosialis, dsb. Pendeknja, dia harus mengemukakan ‘banjak fikiran’, begitu banjak, sudah barang tentu, sehingga fikiran² itu akan dimengerti dalam keseluruhannja hanja oleh (setjara relatif ) beberapa orang sadja. Oleh karena itu seorang propagandis bekerdja terutama dengan menggunakan kata² tertjetak” (Lenin). Provokasi Praktek kapitalis jang sudah berdjalan lama untuk melakukan segala matjam pukulan terhadap Gerakan Buruh dengan maksud melemahkan dan menghantjurkannja. Dalam menggunakan sendjata ini dalam serangan umum mereka atas tingkat ekonomi dan sosial kaum buruh, kaum kapitalis dan agen² mereka didalam barisan-barisan Buruh selalu mentjurahkan perhatiannja teristimewa pada golongan demokrasi-Buruh jang, dalam massa sedjarah tertentu, mendjadi pelopor. Demikianlah, seabad jang lalu, kaum Tjartis Inggris mendjadi sasaran jang chusus daripada kebentjian dan pengedjaran kapitalis; kini, kaum Komunis. Ada dua matjam provokasi jang pokok: Edi cahyono’s experiencE - 70 - (a) Jang “Langsung”: Menjiarkan kebohongan² tentang organisasi klas buruh (tudjuan², tjara², tenaga² pimpinannja), memalsu dokumen jang bersifat menuduh, vandalisme, penganiajaan djasmani. (b) Jang “tidak Langsung”: Mengorganisasi perbuatan² kedjahatan dalam setiap lapangan kehidupan sosial, tetapi dengan maksud jang sudah diperhitungkan bahwa kesalahannja akan djatuh pada kaum Komunis dan pemimpin² kaum pekerdja lain jang tepertjaja, umpamanja pembakaran gedung Reichstag oleh pemimpin² Nazi. Ketjuali sedjarah perbuatan² Negara² fasis (Djerman Nazi atau Spanjol Franco), atau sedjarah penindasan imperialis dinegeri² djadjahan (Inggris di India, Belanda di Indonesia), pun sedjarah industri di Amerika Serikat memberikan beberapa tjontoh jang paling djahat tentang provokasi dan teror kapitalis terhadap kaum buruh. Dalam hal ini termasuk komplotan jang tak terhitung banjaknja, misalnja, Mooney, Billings, Sacco, Vanzetti, dll, dan pembunuhan setjara besar²an atas kaum buruh, misalnja penembakan atas para pemogok, istri² serta anak² mereka di Colorado pada tahun 1914 (“Pembunuhan besar²an di Ludlow”), atau pembunuhan atas kaum buruh Maskapai Motor Ford dalam tahun 1932 oleh pengawal² bersendjata kepunjaan maskapai itu sendiri, suatu “tentara tetap” jang sesungguhnja. Kaum kapitalis menggunakan agen² didalam barisan² Buruh untuk tudjuan² provokasi, jang sudah terkenal djahat jalah kaum Trotskis, jang dalam tjara²nja termasuk memberi informasi tentang pedjuang², taktik² jang memetjah persatuan, dan menjebarkan kekatjauan dengan menggunakan demagogi kiri. Ada kalanja kaum buruh jang “bermaksud-baik” dengan tak disengadja melakukan provokasi terhadap Gerakan Buruh dengan praktek² jang salah atau ketololan jang tidak bisa dimaafkan; dan ia tetap merupakan provokasi betapapun djuga “baik tudjuannja” dan “dilakukan dengan tidak disengadja”. Dalam hal ini, dalam sedjarah, kaum anarkis berdiri paling depan dan paling djahat, terutama karena politik aksi² terorismenja. Putsch “Istilah ‘putsch’, dalam arti ilmiah kata itu, bisa dipakai…. djika Edi cahyono’s experiencE - 71 - pertjobaan pemberontakan telah memperlihatkan tidak lain daripada klik tukang bikin komplotan atau orang² gila jang goblok, dan tidak membangkitkan simpati dikalangan massa” (Lenin). R Radikal Orang jang mengambil sikap jang progresif, meskipun tidak perlu revolusioner dalam perdjuangan klas. Istilah ini kadang² dipergunakan untuk menjembunjikan kepentingan² reaksioner tertentu, misalnja, “Partai Radikal-Sosialis” di Perantjis, jang pemimpin²nja paling banter dan se-kali² sadja radikal, tetapi pasti tidak pernah Sosialis; dengan madjunja Gerakan Buruh, mereka mendjadi kontra-revolusioner dan seringkali mendjadi fasis terang²an. Reaksioner Orang jang mempertahankan sistim masjarakat penghisapan jang sedang berlaku. Istilah ini dipergunakan untuk menamakan segala musuh kemadjuan, baik mereka jang mengandjurkan teori² sosial dari zaman pra-kapitalis, ‘misalnja klerikalisme, ataupun kaum kapitalis beserta djongos² reformisnja jang menentang kemadjuan dari apa jang sekarang menurut sedjarah dikehendaki dan bisa dipraktekkan, jaitu, Sosialisme. Reformisme Politik jang membelokkan kaum buruh dari perdjuangan untuk kepentingan² mereka jang pokok dan tudjuan klas mereka jang terachir, Sosialisme; politik jang berusaha memetjahkan masalah² kaum buruh hanja dengan perubahan ketjil², tapi tidak dengan mengachiri kekuasaan kaum kapitalis. (Lihat Kolaborasi klas). Re formisme menjebarkan chajal tentang pentjapaian perbaikanperbaikan dengan tidak terbatas didalam kapitalisme, dan menjatakan bahwa proses ini menudju kearah Sosialisme “setjara ber-angsur²”. (Lihat Oportunisme). Tjatatan: Kaum Komunis memimpin perdjuangan mentjapai perubahan² ketjil tetapi bukan sebagai satu²nja tudjuan. Edi cahyono’s experiencE - 72 - Perdjuangan untuk perubahan² ketjil, begitu djuga untuk mentjapai tambahan² dilapangan upah jang diperlukan, djam kerdja jang lebih pendek, perbaikan dalam djasa² sosial, dll., mempersiapkan djalan untuk memasukkan kesedaran Sosialis kedalam Gerakan Buruh, dan memadjukan organisasi² kaum buruh. Sumber² ekonomi daripada Reformisme terdapat dalam imperialisme. Renten Salahsatu dari tiga bentuk pokok daripada pemilikan kapitalis atas nilai lebih, jang dua lainnja jalah laba dan sewa. Renten adalah bagian jang dibajar oleh kapitalis industri kepada pemilik kapitaluang jang uangnja dia pindjam untuk digunakan sebagai kapital, jaitu untuk produksi. Reproduksi Lihat Produksi. Revisionis Pemimpin² reformis dari Partai² Sosial-Demokratis di Eropa, dan rekan² serta pengikut²nja. Dalam tahun² antara 1890-1900 Bernstein, seorang ahliteori Partai Sosial-Demokratis Djerman, memulai perdjuangan untuk “menindjau kembali Marx”; segala hal dalam adjaran² Marx jang mempunjai kesimpulan revolusioner dibuang untuk kepentingan mempertahankan imperialisme setjara sembunji² atau terbuka. “Revisionisme “ ini, jang dimulai dengan dalih “kebebasan mengkritik Marx”, pada achirnja mengubah Partai² Sosial-Demokratis mendjadi partai kontra-revolusioner jang terang²an. Tjontoh² paling achir dari Revisionisme jalah Browderisme di Amerika Serikat. (Lihat Penjelewengan). Revolusi Perebutan kekuasaan Negara oleh klas jang baru dan madju, umpamanja revolusi burdjuis di Parantjis dalam tahun 1789, dan Revolusi Proletar di Rusia dalam bulan November 1917, Tjatatan: Perebutan kekuasaan oleh Hitler bukanlah suatu revolusi, karena klas jang berkuasa pada waktu itu jaitu kaum kapitalis, masih tetap berkuasa; perubahannja hanjalah dari demokrasi kapitalis mendjadi kekuasaan-teror kapitalis. Edi cahyono’s experiencE - 73 - Revolusi Nasional: Pada umumnja, perdjuangan dari negeri tergantung atau negeri djadjahan melawan kekuasaan asing untuk kemerdekaan nasionalnja. Di-negeri² djadjahan atau setengah-djadjahan seperti India dan Tiongkok, revolusi nasional besar kemungkinannja akan mengandung semua, atau hampir semua, tjiri chusus revolusi burdjuis, dan membantu mempertjepat penjelesaiannja. Revolusi Burdjuis: Revolusi dimana klas kapitalis jang sedang mentjapai kemadjuan menggulingkan kekuasaan monarchi feodal dan kaum bangsawan. Tjontohnja, revolusi besar Perantjis tahun 1789, Revolusi Cromwell di Inggeris, Revolusi Februari dan pemerintahan Kerensky di Rusia dalam tahun 1917, Revolusi Mustafa Kemal di Turki sesudah Perang Dunia pertama, Revolusi burdjuis merintis djalan bagi perkembangan kapitalisme sepenuh-penuhnja; ia menghapuskan perhambaan untuk mendirikan pasar dalamnegeri, mengubah sebagian dari kaum tani mendjadi kaum proletar, mengembangkan industri modern, mendirikan demokrasi parlementer atau demokrasi burdjuis sebagai sendjata dalam perdjuangannja melawan kaum feodal, dll., dan dengan demikian mentjiptakan sjarat² jang perlu bagi klas buruh untuk memperdjuangkan Sosialisme dengan berhasil baik. Karena itu kaum Komunis menjokong revolusi² burdjuis jang menurut sedjarah progresif. Revolusi Proletar: Perebutan kekuasaan politik oleh klas buruh, dengan didirikannja pemerintah Sovjet sebagai bentuk politik dari Diktatur Proletariat. Kaum buruh kemudian mulai membangun masjarakat Sosialis, dan achirnja, masjarakat Komunis. “Kekuatan pendorong intelek dan moril daripada perubahan ini (Revolusi Sosialis) jalah proletariat, pendukung djasmani jang dilatih oleh kapitalisme itu sendiri” (Lenin). Revolusi Industri Perubahan² besar dalam industri pada achir abad ke-18, teristimewa dipergunakannja mesin² jang digerakkan oleh tenaga listrik, jang menandakan tibanja zaman kapitalisme modern. Inggris, tempat kelahirannja, mempunjai sjarat² jang diperlukan: (1) Penimbunan kapital; (2) persediaan kerdja-upahan “merdeka” jang tjukup; (3) Edi cahyono’s experiencE - 74 - berdirinja pasar dunia ; (4) sumber² batu-bara dan besi; (5) penemuan² jang diperlukan; (6) sjarat² pengangkutan jang menguntungkan, baik sebagai “pusat perdagangan internasional dilihat dari segi ilmu-bumi”, maupun didalam negeri, perkembangan djalan² dan terusan². S “Sama-rataisme” Pengertian, jang dengan palsu dihubungkan dengan teori Komunis, bahwa dengan berdirinja Sosialisme akan berarti “persamaan jang sepenuhnja” bagi semua warganegara dalam upah dan dalam tingkat hidup umumnja. Ini tidak mungkin; perbedaan dalam penghasilan pasti akan terus ada sesudah Sosialisme sebab ada jang akan memberikan sumbangan jang lebih banjak daripada jang lain² kepada kepentingan bersama dan oleh karena itu akan menerima lebih banjak. Tetapi sambil produksi Sosialis berkembang, dan seimbang dengan semakin berkurangnja perbedaan antara kerdja ahli dengan jang tidak ahli, maka tingkat² penghasilan diseluruh masjarakat akan semakin tjondong kepada persamaan pula. Tetapi proses ini sendiri akan menandakan peralihan dari Sosialisme ke Komunisme, dalam mana kategori ekonomi jang lama dan pengertian² sosial dari masjarakat jang lampau–upah, penghasilan, persamaan dan perbedaan, dsb. –akan lenjap samasekali, atau “menghilang”. Dalam masjarakat Komunis, dimana setiap orang menjumbangkan menurut kesanggupannja dan menerima menurut kebutuhannja tidak akan ada “penghasilan” matjam apapun djuga. Djadi, ,sembojan persamaan dalam upah, karena itu, berdasarkan suatu kekeliruan, adalah suatu keinginan gila jang tidak akan terlaksana” (Marx). Sektarisme Politik jang salah atau politik jang benar tapi salah mendjalankannja, jang tjenderung pada mengasingkan kaum Komunis dari massa, mendjadikan djumlah mereka sedikit, merupakan suatu “sekte”. Beberapa tjontoh: Edi cahyono’s experiencE - 75 - (1) Sikap kaum “Komunis Sajap Kiri” dalam tahun1920 terhadap serikatburuh² jang reformis, jang menjatakan bahwa tidak ada gunanja dan tidak boleh bagi kaum Komunis bekerdja dalam serikat buruh² “kuning, kompromis, kontra-revolusioner”. “Tidak mau bekerdja dalam serikatburuh² jang reaksioner berarti membiarkan massa buruh jang belum tjukup madju atau terbelakang berada di bawah pengaruh pemimpin² reaksioner, agen² burdjuasi, kaum buruh ningrat atau ‘buruh’ jang mendjadi burdjuis’” (Lenin). (2) Ketidakmampuan memahami bahwa kaum Komunis itu sendirian tidak dapat menjelesaikan tugas² Revolusi Sosialis; karena itu, tidak mengerti kesanggupan massa pekerdja untuk berorganisasi dan berdjuang, ini sebaliknja menjebabkan tidak sabar terhadap kaum buruh, melalaikan dan menolak mengorganisasi kaum buruh, dengan demikian terasing dari mereka. (3) Ketidakmampuan memahami bahwa Komunisme mewakili seluruh kepentingan, kebutuhan dan tjita² dari segenap umatmanusia jang progresif; karena itu, sektarisme timbul apabila kaum Komunis, dalam agitasi dan propagandanja, hanja menitik-beratkan pada soal² jang lebih “langsung” atau “se-mata²” bersifat Komunis (seperti aktivitet² jang militan dari kaum Komunis dan sukses² Uni Sovjet), dan tjenderung pada mengabaikan kedjadian² dan keadaan² lainnja jang penting jang mempunjai arti lebih besar bagi kemadjuan sosial dan pentjapaian Sosialisme, seperti aktivitet jang progresif pada masa jang lampau dan pada waktu sekarang oleh orang² dan organisasi² bukan Partai. (Lihat Pelopor). (4) Menerima suatu politik, dan menggunakan sembojan² jang sedjalan dengan politik tsb. jang tidak sesuai lagi dengan keadaan² jang baru berubah. Kita tidak boleh membatasi diri hanja pada seruan² untuk memperdjuangkan diktatur proletar, tapi harus pula menemukan dan mengadjukan sembojan² dan bentuk² perdjuangan jang timbul dari kebutuhan² massa jang vital ini, dan jang seimbang dengan kesanggupan berdjuang mereka pada tingkat perkembangan tertentu” (Dimitrov). “Inilah pokok persoalannja–kita tidak boleh memandang bahwa Edi cahyono’s experiencE - 76 - apa jang sudah kolot bagi kita, sudah kolot pula bagi klas, sudah kolot bagi massa” (Lenin). Tjatatan: Ada kalanja suatu politik jang pasti benar (seperti membela tindakan Soviet terhadap kaum fasis Finlandia dalam tahun 1917) buat sementara waktu bisa djadi tidak dimengerti oleh massa, dan sampai pada batas tertentu bisa mengakibatkan pengasingan; dalam keadaan demikian itu kaum Komunis harus pantang mundur, harus “berenang menentang arus”, karena tahu bahwa lambat-laun massa toch akan mendjadi insjaf. Sentralisme-Demokratis Prinsip organisasi Partai Komunis jang mengatur pemberian otoritet jang perlu dalam badan² pimpinan, dan praktek demokrasi jang tertinggi. Demokrasi dan sentralisasi merupakan suatu kesatuan dialektika; mereka saling rnelengkapi; masing² memperkaja dan memperkuat lainnja dengan demikian mendjamin efisiensi Partai jang se-maximum²nja bagi peranannja sebagai pelopor. (Lihat Disiplin). Dalam praktek Partai, Sentralisme Demokratis berarti bahwa: “Semua badan pimpinan Partai, dari atas sampai kebawah, harus dipilih; “Badan² Partai harus memberikan laporan pada waktu jang tertentu tentang aktivitet²nja kepada organisasi Partainja jang bersangkutan; 1. “Harus ada disiplin Partai jang keras dan minoritet harus tunduk kepada majoritet; 2. “Semua putusan badan jang lebih tinggi setjara mutlak harus mengikat bagi badan² bawahan dan semua anggota Partai” (Sedjarah PKUS). Serikatburuh Organisasi basis massa kaum buruh untuk memperdjuangkan tudjuan² jang langsung—perbaikan² dalam upah, djamkerdja, dsb., dan jang harus “bertindak dengan sedar sebagai titik-pusat untuk mengorganisasi klas buruh guna mentjapai kepentingan jang lebih besar, jaitu kebebasannja jang penuh” (Marx). Sebagai organisasi klas, serikatburuh tidak bisa mengambil sikap netral dalam perdjuangan politik, tapi harus menghubungkan perdjuangan sehari ² dengan perdjuangan untuk Diktatur proletariat. „Teori Edi cahyono’s experiencE - 77 - tentang ‘kebebasan’ dan ‘netralitet’ serikatburuh…. dan teori dari anggota² serikatburuh jang sempit-pandangannja serta fungsionaris perkumpulan koperasi jang telah mendjadi burdjuis ketjil, adalah samasekali bertentangan dengan teori dan praktek Leninisme” (Stalin). Serikatburuh Kedjuruan: Serikatburuh dari kaum buruh jang termasuk didalam suatu kedjuruan chusus, umpamanja, pembuat sesuatu dengan atjuan, tukangkaju, insinjur, dll. Menurut sedjarah, model serikatburuh jang tertua. Tjatatan: Istilah “pandangan kedjuruan jang sernpit” dimaksudkan fungsionaris atau anggota² dari serikatburuh kedjuruan tertentu jang tidak bisa mengerti bahwa kepentingan² jang pokok menghendaki persatuan jang erat dengan semua serikatburuh lainnja. (Lihat Kesedaran Klas, Gerakan Buruh). Serikatburuh Industri: Serikatburuh dari semua kaum buruh disesuatu industri tidak pandang perbedaan pekerdjaan dan keahlian, misalnja, serikatburuh jang meliputi industri tambang akan termasuk didalamnja kaum buruh tambang, masinis, djurutulis, dsb. –semua buruh dalam industri itu. Menurut sedjarah, model serikatburuh jang paling madju. Sewa (Sewa Tanah) Penghasilan bagi tuantanah, upeti jang diterimanja karena pemilikan monopolinja atas tanah; salahsatu dari tiga bentuk pemilikan kapitalis jang pokok atas nilai-lebih, jang dua lainnja jalah laba dan renten ..... “semua sewa tanah adalah nilai-lebih, hasil kerdja-lebih” (Marx). Marx memperbedakan antara dua bentuk sewa tanah: Sewa Absolut dan Sewa Diferensiil. Sewa Diferensiil: “Selisih antara harga produksi sendirisendiri dengan harga produksi jang tertinggi” (Lenin); ini dimiliki oleh situantanah. Tanah pertanian bisa dibagi mendjadi tiga golongan jang pokok: golongan jang terbaik (karena amat suburnja, dekat pada pasar, dsb:), jang sedang dan paling djelek; hasil dari ke-tiga²nja ini perlu Edi cahyono’s experiencE - 78 - untuk persediaan pasar. “Terbatasnja tanah mengakibatkan harga gandum ditentukan oleh sjarat² produksi, bukan dari tanah jang sedang, tapi dari tanah jang paling djelek jang diusahakan…. Tani jang tanahnja lebih baik mendapat keuntungan tambahan, dan ini merupakan sewa diferensiil”. Djuga, “keuntungan-lebih jang didapat dari penanaman kapital pada tanah jang lebih baik atau dari penanaman kapital jang lebih produktif, merupakan sewa diferensiil” (Lenin). Dengan demikian tanah jang paling djelek membajar sewa absolut dan keuntungan rata², tapi bukan sewa diferensiil. Kalau situantanah mengerdjakan sendiri tanahnja dia akan menerima, sebagai tuantanah, sewa absolut plus sewa diferensiil (asalkan tanahnja bukan tanah jang paling djelek), plus, sebagai pengusaha, keuntungan rata bagi kapitalnja jang ditanamkan. Sewa Absolut: Sebelum sesuatu produksi mungkin, termasuk produksi diatas tanah jang paling djelek, sewa harus dibajar kepada tuantanah. Oleh karena itu, sedang barangdagangan industri didjual dengan harga produksinja, barangdagangan pertanian didjual diatas harga produksinja–kelebihannja dikantongi oleh situantanah. (Tentu sadja, kalau harga pasar turun, tanah jang paling djelek berhenti produksinja, dan jang tadinja termasuk tanah jang “sedang” sekarang mendjadi tanah jang paling “djelek”). Hak milik perseorangan atas tanah mendjadi perintang bagi mengalirnja penanaman kapital setjara bebas dari industri (dimana susunan organik daripada kapital tinggi dan standard keuntungan rendah) kepertanian (dimana susunan organik daripada kapital rendah dan keuntungan tinggi). “Dilapangan pertanian hasil-lebih adalah lebih besar (dibandingkan dengan kapital) dari pada dalam tjabang² industri lainnja” (Lenin). “Sewa absolut berasal dari hakmilik perseorangan atas tanah” (Lenin). Sewa Absolut: Lihat Sewa. Sewa Diferensiil: Lihat Sewa. Edi cahyono’s experiencE - 79 - Sindikalisme Suatu aliran dalam Gerakan Buruh jang memandang serikatburuh sebagai satu²nja, atau sesungguhnja satu²nja, alat untuk menghantjurkan kapitalisme dan untuk menjusun kembali masjarakat (dalam bahasa Perantjis, “syndicat”, berarti serikatburuh); pada hakekatnja tidak ada bedanja dengan anarkosindikalisme, “sindikalisme revolusioner”, dll. Sindikat: Lihat Monopoli. Solipsisme Filsafat jang menganggap sensasi diri sendiri sebagai satu²nja kenjataan - “tidak ada jang lain ketjuali sensasi ‘saja’”. Suatu perkembangan jang extrim dari idealisme, jang menjatakan terpisahnja samasekali fikiran filsafat burdjuis dari kenjataan objektif. Sosial-Demokrasi Sebutan umum untuk partai² reformis dan oportunis dan “teori” serta prakteknja dalam Gerakan Buruh; di Australia, Partai Buruh Australia; di Perantjis, Partai Sosialis; di Djerman Partai Sosial- Demokrat. Sedjarah Sosial-Demokrasi memperlihatkan diri dengan ketakutan, legalisme, “sopan-santun”, kapitulasi kepada pengaruh kaum kapitalis, dan pengchianatan jang terusmenerus terhadap klas buruh. (Lihat Internasionale). Sosialisme Sistim kemasjarakatan jang, melalui aksi revolusioner dari klas buruh dan sekutu²nja, menggantikan kapitalisme. Sosialisme adalah “tingkat pertama daripada masjarakat Komunis, karena ia lahir presis sesudah mengalami kesakitan jang lama diwaktu mau lahir dari masjarakat kapitalis” (Marx). Ia adalah sistim kemasjarakatan dimana penghisapan manusia atas manusia telah berachir, sebab massa pekerdja memiliki alat² produksi Berbeda dengan tingkat jang lebih tinggi daripada masjarakat Komunis, dimana setiap orang “bekerdja menurut kesanggupannja, dan menerima menurut kebutuhannja”, dalam masjarakat Sosialis “setiap orang bekerdja menurut kesanggupannja, dan menerima menurut banjaknja kerdja jang dilakukannja”. Edi cahyono’s experiencE - 80 - Dalam Sosialisme, kekuasaan Negara berada didalam tangan kaum buruh, Sovjet² mendjadi dasar politik dan bentuk pemerintahan, seperti di Uni Sovjet. “Antara masjarakat kapitalis dan masjarakat Komunis terletak masa peralihan revolusioner dari masjarakat kapitalis kemasjarakat Komunis. Sesuai dengan ini ada pula masa peralihan politik dimana Negara tidak bisa lain daripada diktatur proletariat revolusioner” (Marx). Sosialisme adalah suatu “masjarakat jang tidak ber klas” – tidak berklas dalam arti bahwa disitu tidak ada klas² penghisap atau klas² terhisap. “Menurut Konstitusi baru (Stalin), masjarakat Sovjet terdiri dari dua klas jang bersahabat–kaum buruh dan kaum tani– perbedaan klas diantara keduanja masih ada” (Sedjarah PKUS). “Sosialisme Negara” Suatu istilah jang salah digunakan, jang tidak berdasarkan ilmu. Istilah ini kadang² digunakan oleh kaum reaksioner jang menentang pengawasan pemerintah atas beberapa perusahaan (kereta-api, pembikinan batu-bata, perusahaan susu) dengan alasan bahwa ini adalah “Sosialisme”. (Lihat Kapitalisme Negara). Karena kekuasaan Negara berada didalam tangan kaum kapitalis, maka ini bukan Sosialisme. Sosialis-Revolusioner Suatu partai di Rusia Tsar jang sebagian besar berdasarkan lapisan atas kaum tani jang kaja. Mula² partai itu menjokong perubahan tanah; sesudah Revolusi Oktober, pemimpin²nja menjeberang kepihak kontrarevolusi. “Sosial-Sovinis” Orang jang “sosialis dalam kata², imperialis dalam perbuatan”; istilah ini dipergunakan untuk mentjap pemimpin² Sosial- Demokrasi, jang dalam Perang Dunia imperialis tahun 1914-1918 dan sedjak itu mengchianati kejakinan mereka dengan memihak burdjuasi imperialis mereka “sendiri”. Sovjet Perkataan Rusia jang artinja dewan. Alat kekuasaan proletariat. Bentuk pemerintahan Negara Sosialis. “Suatu organisasi jang Edi cahyono’s experiencE - 81 - meliputi se-gala²nja daripada massa jang, dibawah pimpinan proletariat, setjara aktif menarik dari mentjeburkan massa jang luas kedalam perdjuangan untuk revolusi, untuk diktatur proletariat dan kedalam pemerintahan Negara”. “Sovjet adalah organisasi jang langsung daripada massa itu sendiri, jaitu organisasi massa jang paling demokratis, dan oleh karenanja, organisasi massa jang paling berkuasa jang memberikan kepada mereka fasilitet² jang sebesar ²nja untuk turut serta dalam pembangunan Negara baru dan pemerintahannja; Sovjet mengembangkan se-luas²nja enerzi revolusioner, inisiatif dan daja-tjipta massa dalam perdjuangan menghantjurkan sistim jang lama, dalam perdjuangan untuk sistim baru, sistim proletar” (Stalin). Sovinisme Salahsatu bentuk ideologi imperialis–terutama perebutan dan penindasan imperialis–jang dimaksudkan untuk menimbulkan sikap menghina dan rasa bentji dikalangan massa terhadap Rakjat, ras² dan bangsa² lain. Tekniknja jang pokok jalah mengandjurkan, melalui propaganda resmi, dan dalam film², kesusasteraan, dll, “teori² ras” jang mensifatkan bangsa² lain—mereka jang sudah dalam kungkungan atau jang ditjadangkan untuk direbut–sebagai bangsa jang “rendah”, sebagai bangsa jang “taktjakap memerintah sendiri”. Tjontoh²nja: Pernjataan bahwa bangsa kulit-putih adalah “lebih unggul” daripada bangsa kulit-berwarna; teori² tentang “ras Aria” dan “Noord”-dari kaum Nazi; tuntutan kaum fasis-imperialis Djepang tentang “kedewaan” bangsa Djepang, dsb. Sovinisme mentjapai tingkatnja jang paling djahat dalam fasisme. (Lihat Anti-Semitisme, Nasionalisme). Sovinisme adalah bertentangan dengan pengertian persaudaraan bangsa² dalam Sosialisme: “Sesuatu pembatasan jang langsung atau tidak langsung atas hak², atau sebaliknja, mengadakan hak² istimewa jang langsung atau tidak langsung bagi warganegara karena kebangsaan dan nasionalitet mereka, begitu pula mengandjurkan keistimewaan ras atau bangsa atau kebentjian dan penghinaan, bisa dihukum menurut undang²” (Konstitusi URSS, Fasal 2, Ajat 123). Spontanitet Pandangan jang salah dan berbahaja bahwa kaum buruh memperoleh kesedaran akan kedudukan mereka dalam masjarakat Edi cahyono’s experiencE - 82 - dan bisa memperoleh kebutuhan² klas mereka jang pokok dengan melakukan perdjuangan² ekonomi mereka; karena itu, tidak mengakui peranan pelopor daripada Partai, menolak mengorganisasi dan mempersiapkan perdjuangan massa setjara konsekwen, dan meremehkan arti kesedaran dan teori Sosialis. (Lihat Ekonomisme). Strategi Dan Taktik “Ilmu tentang pimpinan dalam perdjuangan klas proletariat”. “Strategi adalah penentuan arah dan sasaran pukulan proletariat jang pokok pada tingkat tertentu daripada revolusi... (pengorganisasian) kekuatan² jang pokok dari revolusi dan tjadangan²nja.” “Pimpinan taktik adalah bagian daripada pimpinan strategi, mengabdi pada tugas² dan tunduk kepada kebutuhan pimpinan strategi…… untuk menguasai segala bentuk perdjuangan dan organisasi proletariat dan mendjamin supaja bentuk perdjuangan dan organisasi itu dipergunakan selajaknja agar dapat mentjapai, dengan susunan kekuatan tertentu, hasil semaksimum ²nja jang perlu untuk mempersiapkan sukses strategi”. Djuga, “untuk menentukan pada suatu saat tertentu, mata-rantai jang chusus dalam rantai proses jang, kalau dikuasai, akan memungkinkan kita untuk memegang rantai itu dan mempersiapkan sjarat² untuk mentjapai sukses strategi”. (Kutipan’ dari buku Stalin “Dasar² Leninisme”). Subjektif Lihat Objektif. Susunan Organik Daripada Kapital Lihat Kapital. T Taktik Lihat Strategi dan Taktik. Tanah-djadjahan Negeri jang terbelakang ekonominja jang didjadjah oleh negeri Edi cahyono’s experiencE - 83 - kapitalis; penghisapan jang tak mengenal prikemanusiaan atas penduduknja, ditambah dengan perampokan atas sumber² alamnja, memberikan keuntungan imperialis jang luarbiasa kepada negeri kapitalis (negeri “induk” itu). Perdjuangan bangsa² terdjadjah untuk mentjapai kebebasan nasional harus dibantu sepenuhnja oleh setiap buruh jang mempunjai kesedaran klas. (Lihat Imperialisme, Internasionalisme). Setengah-Djadjahan: Sebuah negeri jang sebagian dibawah kekuasaan–dilapangan ekonomi, politik dan militer– imperialisme, misalnja Tiongkok dan Mesir, sebelum Perang Dunia kedua. Negara Langganan: Negeri jang namanja sadja berdiri sendiri, tetapi karena tjampurtangan pihak luar dilapangan keuangan, sedikit atau banjak tunduk kepada kekuasaan politik imperialis, umpamanja Portugal. Tawar-Menawar Kolektif Perundingan jang langsung antara serikatburuh² dengan kaum madjikan mengenai upah dan keadaan². Prinsipnja, hakekatnja, jalah kepertjaan pada organisasi dan persatuan perdjuangan kaum buruh untuk perbaikan keadaan, dan penolakan terhadap arbitrasi paksaan atau bentuk² tjampur tangan lain dari Negara untuk kepentingan kaum madjikan dalam hal jang sama. (Tjatatan: Penolakan atas arbitrasi wadjib tidak berarti dalam semua keadaan menolak usaha penjelesaian suatu perselisihan dengan menjerahkan tuntutan² kepada seorang djurudamai atau “panitia pendamai”, tetapi “panitia pendamai” itu haruslah suatu panita jang disetudjui oleh kaum buruh, bukan jang dipaksakan pembesar² Negara). Persetudjuan jang ditjapai melalui perundingan kolektif haruslah mengikat menurut hukum, jaitu mempunjai sanksi undang². Teori “Teori adalah pengalaman Gerakan Buruh disemua negeri diambil dalam bentuknja jang umum” (Stalin). Hanja kaum Komunislah jang mempunjai teori Sosialisme, teori Marxis-Leninis tentang revolusi proletar. Reformisme, disamping kerapkali dengan kata² memberikan bantuan kepada tudjuan Edi cahyono’s experiencE - 84 - Sosialis, dalam pada itu menjangkal peranan pelopor daripada klas buruh, mengadjarkan “teori” tentang perkembangan “setjara berangsur ²” dari kapitalisme ke Sosialisme dan “teori” oportunis jang sematjam itu, jang akibatnja sesungguhnja membantu mempertahankan kekuasaan kaum kapitalis. “Tanpa teori revolusioner tidak akan bisa ada gerakan revolusioner” (Lenin). “Teori Ras” (Rasialisme) Lihat Sovinisme. Tjara Produksi Lihat Produksi. Tjartisme Gerakan Tjartis di Inggris (1836-1848), gerakan politik jang pertama dimana kaum buruh mengadjukan tuntutan² klas mereka sendiri jang bebas, terutama dalam “Piagam Rakjat” dari Perserikatan Buruh London dengan tuntutannja jang pokok berupa hakpilih umum bagi kaum laki². Enam Tuntutan dalam Piagam itu jalah: Daerah pemilihan jang sama, penghapusan sjarat² kekajaan bagi keanggotaan Perlemen, hak-pilih umum bagi kaum laki², parlemen tahunan, pemungutan suara setjara rahasia, anggota Parlemen jang dibajar. Dalam perkembangannja jang sesungguhnja, Tjartisme “pada hakekatnja bersifat sosial, suatu gerakan klas” (Engels); hal ini berbentuk demonstrasi² massal, petisi² jang hebat, dan bentrokan² bersendjata dengan polisi dan tentara. Meskipun kalah, Tjartisme memaksa klas² jang berkuasa, tuantanah² dan kaum kapitalis memberikan beberapa konsesi kepada klas buruh. Tori Dalam sedjarah Inggeris, orang jang mempertahankan prinsip kekuasaan radja atas Parlemen; di-waktu² belakangan ini jang dimaksudkan dengan istilah ini jalah partai, orang atau aliran jang mempertahankan konservatisme jang extrim dilapangan politik, chususnja, mempertahankan monopoli kapital. Edi cahyono’s experiencE - 85 - Trotskisme Suatu organisasi kontra-revolusioner jang diberi nama menurut nama Leon Trotsky, jang mempunjai hubungan dengan Gerakan Buruh Rusia selama bertahun². Dia dan pengikut²nja telah ditelandjangi sebagai kaum Kolone Kelima di Rusia beberapa tahun jang lalu. Trotskisme masih bertjokol di-negeri² kapitalis, dan menuntut kewaspadaan dan perdjuangan jang terusmenerus dari Partai Komunis dan semua golongan lain dari Gerakan Buruh. Bahajanja terutama terletak dalam kenjataan bahwa kaum trotskis berlagak sebagai kaum “Komunis”, kaum “Marxis”, kaum “revolusioner”, dsb. dan bahwa beberapa orang dari kaum trotskis adalah bekas anggota Partai, djadi mereka sedikit mengetahui bagaimana Partai bekerdja. Trotskisme adalah sendjata jang sangat berguna didalam tangan kaum kapitalis untuk memerangi Komunisme dengan etiket “Komunisme”. Kaum Trotskis muntjul dengan berbagai nama samaran, misalnja “Liga Komunis”, “Liga Buruh Revolusioner”, “Internasionale Keempat”, “Grup Buruh Sosialis” dsb. Dalam perang Spanjol ada satu organisasi trotskis, jang langsung membantu Franco, bernama “Partai Kesatuan Marxis” (“Party of Marxist Unification”, “P.O.U..M.” jang terkenal djahat itu). Di Australia, Amerika Serikat, Spanjol, Tiongkok dan di-mana² kaum trotskis memainkan peranan sebagai kaum provokator. (Lihat Provokasi). Karena kekuatan Komunisme terus bertambah besar diseluruh dunia, golongan² Sosial-Demokrasi mendjalankan tjara provokasi trotskis terhadap orang² Komunis dan orang² progresif lainnja dan terhadap Uni Sovjet, umpamanja, pimpinan Partai Buruh Merdeka Inggris; Partai Sosialis Amerika Serikat. Filistinisme adalah agen provokasi trotskis lainnja lagi. Trust Lihat Monopoli. U Uang Barangdagangan istimewa jang berlaku sebagai ukuran nilai dan Edi cahyono’s experiencE - 86 - sebagai alat sirkulasi. Uang adalah “wakil jang umum daripada kekajaan materiil” (Marx). Uang mulai dipergunakan dalam sedjarah setjara spontan, tidak menurut rentjana atau persetudjuan. Pada mulanja berbagai barangdagangan (bulu binatang, ternak, rum, tembakau, dsb) buat sementara berlaku sebagai uang. “Matjam barangdagangan tertentu jang terpakai sebagai bentuk-uang dari nilai adalah mula² soal kebetulan sadja” (Marx). Dengan berkembangnja pertukaran lebih djauh, satu barangdagangan mendjadi terpisah dari semua barangdagangan lainnja untuk berlaku sebagai persamaan jang umum daripada nilai; proses sedjarah perkembangan pertukaran berachir dengan bentuk-uang dari nilai ketika emas mendjadi barangdagangan jang istimewa ini. Uang adalah “hasil jang tertinggi daripada perkembangan pertukaran dan perkembangan produksi bermasjarakat” (Lenin). Uang, baik ternak maupun logam² mulia, adalah suatu barangdagangan seperti semua barangdagangan lainnja, jaitu pendjelmaan daripada kerdja; ia mempunjai nilai dan nilai-pakai. Uang mempunjai tugas² sebagai: a. Ukuran nilai dan patokan harga; b. Alat sirkulasi. (Dalam fungsi ini, nilai uang penuh–emas–bisa diganti dengan pengganti atau simbolnja sendiri, seperti uang kertas bank, uang kertas, mata-uang perak dan tembaga); c. Alat pembajaran; d. Alat untuk mengumpulkan atau menimbun. (Penimbunan adalah lebih biasa dalam tingkat permulaan daripada kapltalisme: kini sikapifialis terpaksa terus-menerus menanamkan kembali modalnja dalam produksi dan untuk memperluas produksinja); e. Uang umum, jaitu untuk mengatur perdagangan antara berbagai negeri …. “Fungsinja sebagai alat pembajaran dalam menjelesaikan neratja internasional merupakan Fungsinja jang pokok” (Marx). Upah Pernjataan monetair daripada nilai, atau harga, tenaga-kerdja, tetapi jang tampak dalam bentuk “harga kerdja”. Upah (upah-djam²an, Edi cahyono’s experiencE - 87 - upah-potongan, hadiah, dsb) tampaknja sebagai pembajaran untuk seluruh kerdja siburuh; oleh karenanja, penghisapan kapitalis, jaitu pemilikan atas nilai-lebih, tersembunji. “Nilai tenaga-kerdja ditentukan, sebagaimana halnja dengan setiap barangdagangan lainnja, oleh waktu-kerdja jang dibutuhkan untuk memproduksinja, dan karenanja djuga untuk memproduksi barang jang istimewa ini…. dengan perkataan lain, nilai tenaga-kerdja adalah nilai keperluan-hidup jang dibutuhkan untuk hidup siburuh” (Marx). Upah “bukanlah andil buruh dalam barangdagangan jang dia hasilkan sendiri. Upah adalah bagian daripada barangdagangan jang sudah ada jang dengannja sikapitalis membeli sedjumlah tertentu tenaga-kerdja jang produkfiif ” (Marx). Berbeda dengan barangdagangan lainnja, dalam penentuan nilai tenaga-kerdja termasuk elemen sedjarah atau elemen sosial. Disetiap negeri nilai tenaga-kerdja “ditentukan oleh tingkat hidup jang tradisionil. Ini bukan kehidupan djasmani semata-mata, tapi pemenuhan beberapa kebutuhan jang timbul dari keadaan² sosial tempat orang tinggal dan dibesarkan” (Marx). Ketjenderungan dalam kapitalisme selalu kearah merosotnja tingkat hidup kaum buruh sampai pada tingkat jang sangat rendah. Upah Pokok Lihat Upah. Utopi Tjita² atau chajal tentang kemadjuan sosial dan/atau tentang suatu masjarakat dimasadepan jang tidak di.dasarkan atas perkembangan dari keadaan² jang sedang berlaku. Disebut demikian menurut buku jang bernama “Utopi”, tulisan Sir Thomas Moore, seorang humanis besar pada abad ke-16, jang didalamnja diperdengarkan protes kaum tani Inggris jang dirampas miliknja; suatu rentjana jang tidak njata, jang tidak bisa dipraktekkan. Edi cahyono’s experiencE - 88 - Z Zionisme Suatu gerakan politik jang reaksioner dan nasionalis jang mengumpulkan pengikut²nja dari kalangan burdjuasi ketjil dan sedang, kaum intelektuil, pegawai² perusahaan, pekerdja² tangan Jahudi dan golongan² buruh Jahudi jang terbelakang. Tudjuannja jalah mengorganisasi satu negara burdjuis Jahudi di Palestina, dan berusaha mengasingkan massa klas buruh Jahudi dari perdjuangan umum proletariat”. (Tjatatan Redaksi dalam buku Stalin “Marxisme dan Masaalah Nasional dan Tanahdjadjahan”). Sedjak Perang Dunia jang pertama, Zionisme telah berorientasi ke imperialisme Inggris atas dasar Pernjataan Balfour, 1917, jang mendjandjikan suatu tanah-air nasional di Palestina bagi orang² Jahudi. Kaum Komunis membedakan antara Zionisme sebagai alat daripada intrig imperialis Inggeris di Timur Tengah dengan kebutuhan serta tjita² jang selajaknja akan tempat-tinggal bagi bangsa Jahudi di Palestina, sekarang sebagian besar, dan hampir seluruhnja akibat pengedjaran jang biadab di-negeri² kapitalis. (Lihat Anti-Semitisme dan Nasionalisme). Modified & Authorised by: Edi Cahyono, Webmaster Disclaimer & Copyright Notice © 2005 Edi Cahyono’s Experience Edi cahyono’s experiencE - 89 -